Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Putin Indikasikan Tak Hadiri Perundingan dengan Ukraina di Turki

Presiden Vladimir Putin di acara Parade Hari Kemenangan ke-80 Rusia di Moskow. (www.instagram.com/@kemhanri)
Presiden Vladimir Putin di acara Parade Hari Kemenangan ke-80 Rusia di Moskow. (www.instagram.com/@kemhanri)
Intinya sih...
  • Putin mengutus sekelompok pejabat untuk perundingan dengan Ukraina di Turki, termasuk Ajudan Presiden dan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia.
  • Komposisi tim Rusia jauh dari harapan Ukraina, yang ingin berbicara langsung dengan Putin namun Trump meragukan kehadiran Putin di pertemuan tersebut.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin menunjuk sekelompok pejabat untuk mewakili pemerintahannya dalam perundingan dengan Ukraina di Turki. Rusia tidak memberikan indikasi bahwa Putin berencana untuk bergabung dalam perundingan tersebut.

Dalam sebuah dekrit yang dikeluarkan Rabu (14/5/205) malam di Moskow, Putin menunjuk Ajudan Presiden, Vladimir Medinsky untuk memimpin delegasi yang juga mencakup Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Galuzin, Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin, dan Kepala Intelijen Militer Igor Kostyukov.

Medinsky memimpin para negosiator Rusia dalam pertemuan di Istanbul segera setelah dimulainya perang Februari 2022.

Perundingan tersebut gagal di tengah tuduhan atas rancangan protokol tuntutan Rusia yang kemudian dinyatakan Putin telah diterima sebagian besar oleh Ukraina. Pemerintah di Kyiv telah menolak klaim ini.

1. Jauh dari harapan Ukraina

Ilustrasi bendera Ukraina. (unsplash.com/Karollyne Videira Hubert)
Ilustrasi bendera Ukraina. (unsplash.com/Karollyne Videira Hubert)

Komposisi tim Rusia kemungkinan akan jauh dari harapan Ukraina. Setelah Putin menawarkan untuk melanjutkan perundingan langsung dengan Ukraina dalam sebuah pernyataan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, dia akan menghadiri pertemuan tersebut dan ingin berbicara langsung dengan pemimpin Rusia tersebut.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecilkan kemungkinan dia akan mengunjungi Turki untuk perundingan damai yang dijadwalkan akan dimulai pada Kamis (15/5/2025). Trump, dalam kunjungannya ke Timur Tengah, mengatakan, dia akan melakukan perjalanan ke Uni Emirat Arab sesuai rencana dan mengisyaratkan jadwalnya terlalu padat untuk menyertakan pemberhentian lain, meskipun dia tetap membuka kemungkinan untuk kunjungan potensial nanti.

"Saya tidak tahu apakah dia akan datang. Saya tahu dia ingin saya berada di sana, dan itu adalah kemungkinan, dan jika kita dapat mengakhiri perang, saya akan memikirkannya," kata Trump tentang Putin, dilansir dari Al Jazeera, Kamis.

"Jadi, situasi kita sangat penuh. Sekarang itu tidak berarti saya tidak akan melakukannya untuk menyelamatkan banyak nyawa dan kembali,” lanjut dia.

2. Zelenskyy ingin bertemu Putin

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (commons.wikimedia.org/The Presidential Office of Ukraine, cc0)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (commons.wikimedia.org/The Presidential Office of Ukraine, cc0)

Sementara itu, Zelenskyy menegaskan kembali niatnya untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan Putin di Turki. Namun, dia mengaku tidak memiliki harapan sedikit pun pemimpin Rusia itu akan hadir.

Menurut Presiden Ukraina tersebut, ketidakhadiran Putin akan membuat pertemuan puncak apa pun menjadi sia-sia mengingat pejabat tingkat rendah telah bertemu di Arab Saudi pada bulan Maret tanpa mencapai hasil apa pun.

3. Trump desak pemimpin Rusia-Ukraina bertemu

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy (kiri), dan Presiden AS, Donald Trump, saat bertemu di Gedung Putih pada Februari. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy (kiri), dan Presiden AS, Donald Trump, saat bertemu di Gedung Putih pada Februari. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Presiden AS, Donald Trump mendesak kedua belah pihak untuk bertemu meskipun sebelumnya ada ultimatum dari para pemimpin Eropa. Ultimatum itu agar Moskow terlebih dahulu menyetujui gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari atau menghadapi sanksi baru yang melumpuhkan.

Dia kemudian melontarkan gagasan bahwa dia mungkin akan bergabung dengan para pemimpin Ukraina dan Rusia di Turki.

Zelenskyy mengatakan, dia tidak akan mengadakan pembicaraan dengan Rusia kecuali jika mereka berunding dengan Putin. Dia juga berencana untuk bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara. Dari sana, keduanya akan terbang ke Istanbul jika Putin tiba.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us