Zelenskyy Minta Putin Hadiri Negosiasi di Turki

- Zelenskyy mendesak Putin untuk hadir dalam perundingan damai di Turki.
- Putin diminta menyelesaikan perang dan gencatan senjata selama 30 hari.
- Presiden Brasil juga akan mendorong Putin untuk berpartisipasi langsung dalam negosiasi damai di Turki.
Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Rabu (14/5/2025), mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk hadir dalam perundingan damai di Turki. Ia meminta agar Putin menyelesaikan semua yang telah dimulainya.
"Setiap ajakan untuk menerima gencatan senjata jangka panjang sangatlah penting. Usulan untuk negosiasi langsung di level tertinggi negara juga penting untuk dilakukan. Putin adalah seseorang yang menentukan semua di Rusia. Maka dia harus menyelesaikan perang ini," ungkapnya, dikutip TVP World.
Pekan lalu, Rusia sudah menetapkan 3 hari gencatan senjata selama perayaan Hari Kemenangan. Namun, Ukraina mengklaim bahwa gencatan senjata tersebut hanyalah lelucon karena tentara Rusia masih melakukan pelanggaran di garis depan.
1. Mengupayakan hasil terbaik dalam negosiasi damai
Zelenskyy mengatakan bahwa dirinya menginginkan hasil nyata jika berdialog langsung dengan Putin di Turki. Ia mendesak gencatan senjata dan pembebasan seluruh tawanan perang di kedua belah pihak.
"Jika saya bertemu dengannya (Putin). Kami harus datang dengan sebuah kemenangan politik, yakni sebuah gencatan senjata dan pertukaran seluruh tawanan perang atau sesuatu yang berada di garis tersebut. Jika Putin tidak datang, ini akan membuatnya seperti seorang yang kalah," ungkapnya.
Ia menambahkan, diperlukan keseimbangan mediasi yang harus dihargai oleh Rusia dan Ukraina, seperti mediasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS). Ia menyebut, Rusia dan Ukraina masih belum memercayai satu sama lain.
Menanggapi rencana perundingan damai di Turki, Moskow masih belum memberikan kepastian untuk hadir dalam acara penting tersebut.
2. Brasil akan mendorong Rusia datang dalam negosiasi damai

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengaku akan mendorong Putin untuk berpartisipasi langsung dalam negosiasi damai di Turki.
"Saya akan mencoba berbicara dengan Putin. Ini tidak akan merugikan saya sama sekali. Saya akan mendorong Putin untuk pergi ke Istanbul dan bernegosiasi dengan Ukraina. Negosiasi langsung antara Ukraina dan Rusia adalah satu-satunya jalan mengakhiri konflik," terang Lula, dilansir Ukrinform.
Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Andrii Sybiha menyerukan kepada Brasil agar membantu dalam memfasilitasi negosiasi langsung antara Zelenskyy dan Putin di Istanbul.
"Saya sudah menghubungi Menlu Brasil Mauro Vieira. Saya meminta Brasil mendukung gencatan senjata selama 30 hari sebagai pondasi untuk mengadakan dialog damai. Saya juga meyakinkan bahwa Zelenskyy sudah siap bertemu Putin dan kami berharap Brasil dapat memberikan suaranya untuk berdialog dengan Rusia," ungkapnya.
3. Menlu AS akan hadir dalam negosiasi damai di Turki

Menlu AS Marco Rubio mengatakan akan bertolak ke Istanbul, Turki menjelang pertemuan antara perwakilan Ukraina dan Rusia pada Kamis (15/5/2025). Sementara, Presiden AS, Donald Trump dipastikan tidak hadir di Turki pekan ini.
Melansir Ukrainska Pravda, Zelenskyy menyatakan sudah dijadwalkan pergi ke Ankara untuk bertemu dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Ia pun menyerukan paket sanksi besar kepada Rusia jika tidak mau hadir dalam perundingan damai di Istanbul.
Zelenskyy juga mengkritisi Rusia yang tidak berupaya mengadakan dialog langsung dengan Ukraina dan tidak mengambil kesempatan negosiasi yang ada. Ia menambahkan, keputusan penting hanya didapat setelah pertemuan pemimpin Rusia dan Ukraina.