Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Retno Beberkan 8 Fokus Pertemuan Menlu ASEAN Pekan Depan

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Dirjen Kerja Sama ASEAN Kemlu RI, Sidharto Suryodipuro. (IDN Times/Sonya Michaella)

Jakarta, IDN Times - Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN dan mitra wicara ASEAN atau ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Conference (AMM/PMC) akan digelar pekan depan di Jakarta, 11-14 Juli 2023. AMM/PMC ini akan diikuti oleh 29 negara, ASEAN Secretariat dan Uni Eropa.

Sebelum AMM/PMC, pertemuan tingkat teknis, Senior Official Meeting dan Committee of Permanent Representatives (CPR) sudah akan dimulai besok, 8 Juli 2023. Dari pertemuan-pertemuan tersebut, terdapat 12 dokumen yang akan dihasilkan.

"Negosiasi masih terus berjalan sampai saat ini dan tentunya masih akan terus berlanjut sampai pertemuan berlangsung, termasuk joint communique para Menlu ASEAN yang merefleksikan berbagai perkembangan kerja sama ASEAN selama setahun, prioritas kerja sama 3 tahun ke depan, dan isu-isu kawasan serta global yang menjadi perhatian ASEAN,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat (7/7/2023).

Retno menyebut AMM/PMC merupakan salah satu mekanisme ASEAN yang memiliki peran penting sebagai convening power.

"Di mana culture of communication, culture of dialogue, terus berusaha dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB, Piagam ASEAN dan Hukum Internasional,” tuturnya.

1. Menegakkan prinsip di ASEAN Charter serta memperkuat diplomasi preventif

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (IDN Times/Sonya Michaella)

Retno mengatakan ada sejumlah hal yang akan dikedepankan di pertemuan AMM/PMC tahun ini.

Pertama adalah memperkuat penegakan prinsip-prinsip di ASEAN Charter dan berbagai tata perilaku seperti TAC, SEANWFZ, maupun ASEAN Outlook on the Indo Pacific. Hal ini untuk terciptanya perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran kawasan.

Kedua, ASEAN akan terus memperkuat confidence building measures (CBM) sambil mulai memperkuat preventive diplomacy. Dalam kaitan ini, Retno akan mendorong agar mekanisme China, Japan, Korea Selatan dapat direvitalisasi kembali. Mekanisme ini sangat penting bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan.

2. Fokus di kawasan bebas nuklir dan Laut China Selatan

Personel penjaga pantai Filipina sedang mengamati armada milik China di daerah Sabina Shoal, Kepulauan Spratly, Laut China Selatan pada 27 April 2021. (Facebook.com/Philippines Coast Guard)

Selanjutnya, AMM/PMC akan mendorong Nuclear Weapon States (NWS) untuk aksesi Protokol Traktat Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ) atau Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara.

Keempat, ASEAN akan menyelesaikan pedoman untuk mempercepat penyelesaian negosiasi Code of Conduct di Laut China Selatan.

Lalu yang terakhir adalah menyelesaikan pembentukan ASEAN Maritime Outlook. Outlook ini akan menjadi dokumen yang sangat strategis untuk memperkuat sinergi dan menghindari duplikasi kerja sama maritim.

"Kerja sama maritim selama ini dilakukan oleh 12 badan sektoral ASEAN dan dan sebagai rujukan negara mitra dalam kerja sama maritim dengan ASEAN,” tutur dia.

3. Implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific

Peta Indo Pasifik. (dok. Istimewa)

Retno menambahkan, akan ada pembahasan kerja sama konkret dalam rangka memperkuat ketahanan pangan, arsitektur kesehatan kawasan, penguatan kerja sama maritim dan transisi energi termasuk ekosistem kendaraan listrik.

“Hasil pembahasan dari berbagai isu ini akan disampaikan ke KTT ke-43 bulan September mendatang,” kata Retno.

Selain itu, untuk pertama kalinya di AMM/PMC tahun ini, implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP) diarusutamakan dalam pembicaraan dengan negara mitra. Prinsip utama dalam AOIP adalah inklusivitas dan membangun kerja sama konkret.

"Oleh karena itu, ASEAN siap melakukan kerja sama dengan mitra manapun dalam rangka implementasi AOIP dan ini tercermin dalam berbagai dokumen ASEAN dengan mitra baik di tingkat politis maupun tingkat teknis seperti pembuatan kerja sama yang konkret,” tegas Retno lagi.

4. Pertama kali ASEAN mengikutsertakan IORA dan PIF

Ilustrasi ASEAN. (setnas-asean.id)

Selain itu, untuk pertama kalinya juga, ASEAN melakukan pendekatan ke Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Pacific Island Forum (PIF). Langkah ini sebagai bagian dari pelaksanaan AOIP untuk menjaga stabilitas dan perdamaian Kawasan.

Engagement dengan IORA dan PIF akan dilakukan pada KTT September nanti. Roadmap MoU kerja sama sekretariat antara ASEAN sekretariat dengan PIF sekretariat dan terus dimatangkan,” ucap Retno.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
Anata Siregar
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us