Ribuan Warga Hungaria Demo soal Skandal Kekerasan Anak

- Tuding pemerintah Orban yang gagal melindungi anak-anak
- Aksi protes besar dipimpin oleh tokoh oposisi Peter Magyar yang menuntut perlindungan lebih kuat bagi anak-anak dan akuntabilitas pemerintah.
- Rekaman video kekerasan fisik terhadap anak-anak di pusat penahanan remaja memicu kemarahan luas di kalangan masyarakat.
Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Hungaria turun ke jalan di Budapest pada Sabtu (13/12/2025), untuk memprotes skandal kekerasan terhadap anak di sebuah pusat penahanan remaja. Aksi tersebut dipimpin tokoh oposisi Peter Magyar yang memanfaatkan momentum kemarahan publik untuk menuntut Perdana Menteri Viktor Orban mengundurkan diri.
Para pengunjuk rasa berjalan di tengah udara dingin sambil membawa boneka, obor, dan spanduk besar bertuliskan “protect the children!” sebagai bentuk solidaritas terhadap para korban kekerasan fisik yang terekam dalam video dari fasilitas penahanan remaja di Budapest.
1. Tudingan pada pemerintah Orban yang gagal melindungi anak-anak
Aksi protes besar itu berpusat pada iring-iringan massa yang bergerak menuju kantor Perdana Menteri Viktor Orban di kawasan Castle Hill, Budapest, di bawah komando langsung Peter Magyar yang kini menjadi penantang utama Orban di kancah politik nasional. Massa yang sebagian besar mengenakan pakaian tebal musim dingin memadati jalanan ibu kota sambil meneriakkan yel-yel menuntut perlindungan yang lebih kuat bagi anak-anak dan akuntabilitas pemerintah.
Dalam orasinya di hadapan para demonstran, Magyar menuding pemerintah Orban gagal melindungi anak-anak yang dititipkan di institusi negara dan justru membiarkan mereka menjadi korban sistem yang abusif.
“Pemerintah Orban menjanjikan segalanya, tetapi sayangnya, ternyata setiap anggota pemerintah Orban memihak para pelaku kekerasan,” kata Peter Magyar di hadapan massa, dilansir Bloomberg.
Magyar juga mengecam sikap bungkam para pejabat tinggi negara atas skandal tersebut, termasuk kepala negara.
2. Video kekerasan sempat viral
Protes besar ini dipicu oleh beredarnya rekaman video yang memperlihatkan petugas sebuah pusat penahanan remaja milik negara di Budapest tengah melakukan kekerasan fisik terhadap anak-anak yang ditahan di sana. Rekaman tersebut memicu kemarahan luas di kalangan masyarakat, terutama karena lembaga itu seharusnya menjadi tempat pembinaan, bukan lokasi terjadinya penganiayaan.
Menurut kantor kejaksaan Hungaria, hingga Rabu (10/12/2025), setidaknya tujuh orang telah ditahan terkait kasus di pusat penahanan remaja tersebut. Di antara mereka, mantan kepala lembaga itu dilaporkan berada dalam tahanan polisi dengan dugaan mengelola jaringan prostitusi dan melakukan kekerasan fisik dan seksual terhadap sejumlah anak di bawah umur yang seharusnya mendapatkan perlindungan negara.
Pemerintah kemudian memutuskan untuk menempatkan lima lembaga penahanan remaja di Hungaria di bawah pengawasan langsung kepolisian sambil menunggu proses penyelidikan lanjutan dari kejaksaan. Langkah ini diklaim bertujuan memastikan tidak ada lagi praktik serupa di fasilitas lain serta memberikan sinyal bahwa otoritas penegak hukum sedang berupaya merespons temuan pelanggaran serius terhadap hak anak.
3. Kritik oposisi soal respons lambat pemerintah
Viktor Orban yang telah berkuasa sekitar 15 tahun menyebut kasus kekerasan terhadap anak di pusat penahanan remaja Budapest sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima dan merupakan tindakan kriminal. Pemerintahnya menegaskan bahwa pengungkapan kasus ini justru menunjukkan sistem perlindungan anak di Hungaria berfungsi karena mampu mengidentifikasi dan menindak pelaku pelanggaran.
Namun, kritik tajam tetap mengalir dari kelompok oposisi dan aktivis hak anak yang menilai pemerintah terlalu lambat merespons, mengingat laporan tentang perilaku menyimpang di lembaga tersebut disebut telah ada selama bertahun-tahun.
“Setiap hari membawa lebih banyak lagi pengungkapan mengejutkan yang tidak pernah saya bayangkan bisa terjadi di negara ini,” kata seorang pengunjuk rasa, Judit Voros, dilansir Euronews.
Kasus ini menambah tekanan politik terhadap Orban yang selama ini membangun citra sebagai pembela nilai-nilai keluarga dan pelindung anak dari ancaman kejahatan seksual. Dengan pemilu yang diperkirakan digelar pada April 2026, banyak pengamat melihat demonstrasi ribuan orang di Budapest tersebut sebagai salah satu tantangan publik terbesar bagi pemerintahan Orban dalam beberapa tahun terakhir.



















