Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ribuan Warga Kota Gaza Ngungsi Setiap Hari akibat Ulah Israel

serangan Israel di Jalur Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)
serangan Israel di Jalur Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Israel telah bom 1.600 bangunan tempat tinggal, menyebabkan lebih dari 100 ribu orang mengungsi.
  • Al-Mawasi dianggap tidak aman bagi pengungsi, karena sering diserang dan kekurangan sumber daya.
  • Lebih dari 64 ribu orang tewas di Gaza, termasuk 422 orang akibat kelaparan dan penutupan penyeberangan oleh Israel.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Israel terus mengintensifkan pengeboman terhadap Kota Gaza sehingga mendorong ribuan warga Palestina mengungsi setiap harinya. Warga terpaksa bergerak ke wilayah selatan menuju al-Mawasi yang penuh sesak dan kekurangan sumber daya.

Menurut Pertahanan Sipil Palestina, lebih dari 6 ribu telah meninggalkan Kota Gaza pada Sabtu (13/9/2025). Sekitar 900 ribu warga Palestina saat ini masih tinggal di kota tersebut, tetapi jumlahnya terus menurun drastis.

“Kami terus bergerak. Ada orang sakit bersama kami, dan kami tidak tahu harus pergi ke mana. Tidak ada zona aman," kata Khalil Matar, salah satu pengungsi Palestina yang melarikan diri ke selatan.

1. Israel telah bom 1.600 bangunan tempat tinggal

Dilansir dari Anadolu, militer Israel mengebom gedung permukiman Al-Kawthar yang terletak di bagian barat Kota Gaza pada Minggu (14/9/2025). Saksi mata mengatakan jet tempur menyerang bangunan tersebut tak lama setelah tentara memerintahkan evakuasi segera bagi para penghuni dan tenda-tenda di sekitarnya.

Israel telah menargetkan gedung-gedung tinggi di Kota Gaza sebagai persiapan untuk operasi mengambil alih kendali kota tersebut. Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, militer Israel telah menghancurkan 1.600 bangunan tempat tinggal dan 13 ribu tenda di Kota Gaza sejak 11 Agustus, sehingga menyebabkan lebih dari 100 ribu orang mengungsi.

Sebagian besar warga Kota Gaza saat ini memadati kawasan barat kota, yang sejak Jumat (12/9/2025) menjadi sasaran serangan Israel secara intensif.

2. Al-Mawasi dianggap tidak aman bagi pengungsi

Meski disebut sebagai “zona aman", al-Mawasi tetap tidak luput dari serangan Israel. Kawasan ini juga dilaporkan sangat padat dan kekurangan sumber daya bahkan sebelum gelombang pengungsian massal terbaru dimulai.

“Disebut sebagai zona aman, tapi kami sudah berbulan-bulan tinggal di sini dan kami tahu pasti itu tidak aman. Bagaimana saya bisa menyebutnya aman ketika Israel membunuh dan mengebom saudara perempuan saya sendiri di dalam ‘zona aman’ ini?” kata jurnalis sekaligus pengungsi di al-Mawasi, Ahmed al-Najjar.

Dengan keadaan seperti itu, beberapa pengungsi mengatakan bahwa mereka berniat kembali ke Kota Gaza dari al-Mawasi. Faraj Ashour, seorang pengungsi Palestina yang kehilangan kedua kakinya akibat serangan Israel, termasuk di antara mereka yang mempertimbangkan perjalanan kembali.

“Saya pergi ke al-Mawasi, tetapi biayanya terlalu tinggi dan hampir mustahil menemukan tempat yang layak tanpa harus membayar tambahan,” kata Ashour kepada Al Jazeera.

3. Lebih dari 64 ribu orang tewas di Gaza

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 64.800 warga Palestina telah terbunuh sejak perang Israel di wilayah tersebut meletus pada Oktober 2023. Ribuan jenazah juga diyakini masih terkubur di bawah reruntuhan.

Sementara itu, jumlah kematian akibat kelaparan kini menjadi 422 orang, termasuk 145 anak-anak. Sejak 2 Maret, Israel menutup seluruh penyeberangan ke Gaza, sehingga menyebabkan 2,4 juta penduduk di wilayah tersebut terjebak dalam kondisi kelaparan.

Menurut Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), kelaparan telah dipastikan terjadi di Gaza utara dan diproyeksikan akan meluas ke Deir al-Balah serta Khan Younis di Gaza tengah dan selatan pada akhir September. Sejumlah kelompok hak asasi manusia terkemuka, termasuk Amnesty Internasional, telah menyatakan bahwa tindakan Israel di Gaza merupakan genosida.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Profil Sébastien Lecornu, Loyalis Macron yang Jadi PM Baru Prancis

15 Sep 2025, 07:09 WIBNews