Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Klaim Berhasil Kuasai 40 Persen Kota Gaza

serangan Israel di Jalur Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)
serangan Israel di Jalur Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Israel klaim targetkan Hamas dalam serangan terhadap tenda pengungsian.
  • Kehidupan warga Palestina sedang dihancurkan secara pelan tapi pasti.
  • Wakil Presiden Komisi Eropa sebut Israel lakukan genosida di Gaza.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Militer Israel mengklaim telah menguasai 40 persen wilayah Kota Gaza, pusat perkotaan terbesar di Palestina yang menjadi target penaklukan.

Meski menuai kecaman internasional, Israel terus meningkatkan serangan udara di wilayah tersebut, sehingga memaksa lebih banyak warga Palestina meninggalkan rumah mereka. Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa lebih dari 30 dari 64 korban tewas akibat serangan Israel pada Kamis terjadi di Kota Gaza.

“Kami terus merusak infrastruktur Hamas. Hari ini kami menguasai 40 persen wilayah Kota Gaza. Operasi ini akan terus meluas dan meningkat dalam beberapa hari ke depan," kata juru bicara militer Israel, Brigadir Jenderal Effie Defrin, dalam konferensi pers pada Kamis (4/9/2025).

Ia menambahkan bahwa misi tersebut hanya akan berakhir ketika sandera-sandera Israel yang tersisa dibebaskan dan pemerintahan Hamas berakhir.

1. Israel klaim targetkan Hamas dalam serangan terhadap tenda pengungsian

Dilansir dari The New Arab, juru bicara pertahanan sipil, Mahmud Bassal, mengatakan bahwa serangan udara Israel pada Kamis menghantam sebuah tenda yang menampung keluarga Palestina di Tel al-Hawa. Lima orang tewas, termasuk tiga anak-anak.

Namun, saat dikonfirmasi, militer Israel menyatakan bahwa pasukannya menargetkan anggota Hamas, dan menyesali segala kerugian yang ditimbulkan terhadap warga sipil yang tidak bersalah.

Israa al-Basous, salah seorang pengungsi di Tel al-Hawa, menceritakan bahwa tenda di sebelah tempat tinggalnya terbakar akibat serangan tersebut.

“Anak-anak saya dan saya sedang tidur di dalam tenda ketika terdengar suara bom. Pecahan bom mengenai kami, dan keempat anak saya mulai berteriak,” ujarnya.

2. Kehidupan warga Palestina sedang dihancurkan secara pelan tapi pasti

Dilansir dari Anadolu, juru bicara badan PBB untuk anak-anak (UNICEF), Tess Ingram, mengungkapkan bahwa hal yang tak terpikirkan di Kota Gaza sudah mulai terjadi, seiring meningkatnya operasi militer yang menyebabkan runtuhnya layanan-layanan penting.

Ia menyebutkan bahwa dari 92 pusat perawatan gizi rawat jalan UNICEF di Kota Gaza, hanya 44 yang masih berfungsi. Hal ini membuat ribuan anak yang menderita kekurangan gizi kehilangan dukungan krusial.

"Tanpa peningkatan akses terhadap makanan, akan lebih banyak anak yang kelaparan. Kehidupan warga Palestina sedang dihancurkan di sini, secara perlahan tapi pasti," kata Ingram, seraya mendesak komunitas internasional untuk menggunakan pengaruh mereka guna mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza.

3. Wakil Presiden Komisi Eropa sebut Israel lakukan genosida di Gaza

Di Paris, Wakil Presiden Komisi Eropa, Teresa Ribera, menyebut perang Israel di Gaza sebagai genosida. Ia pun mengecam blok beranggotakan 27 negara tersebut karena gagal bertindak untuk menghentikannya.

Sejauh ini, pejabat tinggi Uni Eropa (UE) cenderung menghindari menyebut tindakan Israel sebagai genosida.

“Genosida di Gaza memperlihatkan kegagalan Eropa untuk bertindak dan berbicara dengan satu suara,” kata Ribera. Pernyataannya ini dikecam oleh Israel, yang menganggapnya sebagai propaganda Hamas.

Perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 64 ribu warga Palestina, menghancurkan wilayah tersebut dan mendorong warganya ke ambang kelaparan parah. Operasi militer brutal itu merupakan respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyebabkan 251 lainnya disandera.

Dilansir dari France24, Hamas menyatakan bahwa pejabat tinggi kelompok tersebut bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, di Doha untuk membahas upaya mengakhiri perang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Presiden Korsel Umumkan Bencana Nasional di Kota Gangneung

05 Sep 2025, 21:22 WIBNews