Rusia, Iran, Turki Bakal Bertemu di Teheran Bahas Konflik Suriah

Jakarta, IDN Times – Presiden Rusia, Vladimir Putin, bersama timpalannya dari Turki Recep Erdogan bakal berkunjung ke Iran pada Selasa (19/7/2022). Mereka akan bertemu presiden Iran, Ebrahim Raisi, untuk membahas terkait konflik Suriah, sebagaimana yang dilansir Al Mayadeen.
Moskow, Teheran, dan Ankara sejak lama telah terlibat dalam proses perdamaian yang diinisiasi Astana. Forum tersebut dimaksudkan untuk membantu mengakhiri perang Suriah yang telah berkecamuk 11 tahun lamanya.
1. Operasi militer Turki di Suriah

Pembicaraan tersebut diadakan tidak lama setelah Turki mendeklarasikan operasi militernya di Suriah. Erdogan berjanji untuk meluncurkan serangan untuk memperluas pendudukan Ankara di negara Arab.
Dalam pengumumannya pada 23 Mei, Erdogan mengatakan akan menargetkan kelompok teror YPG di wilayah Tal Rifaat dan Manbij di Suriah utara. Langkah itu sekaligus ditujukan untuk membentuk zona aman sejauh 30 kilometer, yang akan dimanfaatkan untuk tempat relokasi pengungsi Suriah, terutama yang berada di Turki.
2. Iran minta Turki menahan diri

Sementara itu di pihak lain, Raisi memperingatkan Turki bahwa tindakan militernya itu akan mengacaukan kawasan. Ia menasihati pemerintah Turki agar tidak melakukan hal semacam itu.
Turki sejak lama telah melakukan berbagai bentuk serangan militer di Suriah dengan kedok memerangi terorisme. Tindakan Ankara di Suriah itu mendapat penentangan keras dari Moskow dan Teheran.
3. Pertemuan pertama Rusia dan Turki sejak konflik Ukraina

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Teheran akan menjadi momen pertama bagi Erdogan untuk bertemu Putin sejak dimulainya perang di Ukraina. Keduanya juga sempat berselisih karena Turki memasok drone ke pasukan Ukriana.
Utusan Rusia untuk Suriah, Alexander Lavrentiev, mengatakan kemungkinan operasi militer Turki di Suriah utara akan menciptakan ancaman keamanan baru bagi Turki. Sebab, milisi Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) tidak akan ditumpas dalam skenario ini.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian berbicara dari Damaskus, Suriah, mengatakan bahwa setiap intervensi asing di kawasan itu ditolak karena hanya akan semakin memperumit situasi.
"Setiap tindakan militer Turki di Suriah utara akan merusak stabilitas di kawasan itu," kata Amirabdollahian.