Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Mau Bangun Zona Penyangga di Sumy Ukraina

bendera Rusia (x.com/mfa_russia)
Intinya sih...
  • Rusia merencanakan pendirian zona penyangga di Ukraina, termasuk Sumy Oblast.
  • Rusia sudah mengklaim berhasil mengusir tentara Ukraina dari Kursk dengan bantuan personel militer Korea Utara yang diperkirakan menimbulkan 4.700 korban.
  • Presiden Ukraina meminta percepatan pembuatan sistem rudal balistik dalam negeri untuk menahan lanjutan serangan Rusia karena Barat ragu menyumbangkan senjata jarak jauh.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia, pada Jumat (2/5/2025), mengungkapkan rencana pendirian buffer zone atau zona penyangga di Sumy Oblast, Ukraina yang berbatasan langsung dengan Kursk Oblast, Rusia. 

Pekan lalu, Rusia mengklaim berhasil mengusir seluruh tentara Ukraina dari Kursk. Moskow bahkan sudah mengakui bahwa keberhasilan operasi ini berkat bantuan dari personel militer Korea Utara (Korut) yang diterjunkan di Kursk. 

Dalam beberapa bulan terakhir, tentara Korut sudah diterjunkan untuk membantu Rusia melawan Ukraina di Kursk. Tentara Korut disebut mengalami kekalahan besar dan diperkirakan terdapat 4.700 korban dan 600 di antaranya tewas. 

1. Berniat mendirikan 'sabuk pengaman' di teritori Ukraina

Kemhan Rusia mengusulkan pendirian sabuk keamanan di dalam teritori Ukraina, termasuk di Sumy Oblast. Kabar ini muncul di tengah dugaan rencana serangan baru Rusia ke Ukraina pada musim panas. 

"Unit militer di bagian utara berhasil mengusir seluruh militer Ukraina di dalam wilayah Kursk. Maka dari itu, pendirian sabuk keamanan akan terus berlanjut di dalam teritori Sumy Oblast, yakni area perbatasan di Ukraina," terangnya, dikutip The Moscow Times

Sementara itu, Gubernur Sumy, Oleh Hryhovov menyebut bahwa unit tentara Rusia kesulitan untuk menembus perbatasan di wilayahnya dan mendirikan zona penyangga. 

Ia menambahkan, empat desa di area perbatasan berada di zona abu-abu karena serangan baru Rusia. Sedangkan organisasi pengawas perang, DeepState mengklaim 82 km perbatasan di Sumy tidak berada di bawah kontrol Ukraina maupun Rusia. 

2. Rusia lancarkan serangan lanjutan ke Sumy dan Kharkiv

Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Militer Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia sudah melancarkan serangan di sembilan area di Sumy menggunakan bom udara dan drone

"Mulai Kamis (1/5/2025) pagi hari hingga Jumat (2/5/2025), Rusia sudah melancarkan lebih dari 70 kali serangan di 23 area permukiman di 9 kawasan di Sumy. Serangan terbesar terjadi di Distrik Sumy dan Shostka. Sebanyak 27 orang sudah diungsikan dari area perbatasan," terangnya, dilansir Ukrinform.

Selain menyerang Sumy, Rusia juga terus melancarkan serangan di Kharkiv. Berdasarkan keterangan dari Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov menyebut, terdapat 533 bangunan yang rusak di wilayahnya. 

"Sebulan lalu, kota kami harus menaham gempuran terbesar sejak dimulainya invasi skala besar. Sayangnya, pada April ini serangan itu tidak hanya yang terbesar, tapi juga menimbulkan kerusakan besar pada 533 bangunan," ungkapnya. 

3. Ukraina akan percepat pembuatan senjata jarak jauh

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (President Of Ukraine, CC0, via Wikimedia Commons)

Pada hari yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan percepatan pembuatan sistem rudal balistik dalam negeri dalam menahan lanjutan serangan Rusia. 

"Kapabilitas senjata jarak jauh sudah jelas sangat penting dan sangat efektif dalam menjamin keamanan dan keselamatan rakyat Ukraina," tutur Zelenskyy, dilansir The Kyiv Independent.

Kiev sudah berulangkali mengungkapkan kepada negara-negara Barat untuk menyumbangkan senjata jarak jauh. Namun, Barat ragu dalam mengirim senjata tersebut karena dapat digunakan menyerang teritori Rusia. 

Pembatasan pengiriman dan penggunaan senjata jarak jauh dari Barat memaksa Ukraina untuk menciptakan senjata jarak jauh buatan dalam negeri dalam melancarkan serangan di fasilitas militer Rusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us