Sedang Krisis, Lebanon Tak Punya Dana Tangani Dampak Ledakan Beirut

Jakarta, IDN Times - Menteri ekonomi Lebanon, Raoul Nehme, mengatakan kapasitas keuangan bank milik negara dan bank sentral di Lebanon "sangat terbatas" dalam menghadapi dampak dari ledakan dahsyat di gudang pelabuhan yang menghancurkan Beirut. Kondisi ini jika tanpa bantuan keuangan dari luar negeri.
"Kapasitas negara sangat terbatas Begitu juga dengan bank sentral dan bank-bank lainnya," kata Raoul dalam pernyataannya seperti dilansir ANTARA dari Reuters Kamis (6/8/2020). "Kami tidak bergelimang dengan uang dolar," kata Raoul lagi.
1. Kerja sama dengan IMF jadi satu-satunya jalan keluar untuk Lebanon

Menurutnya, sejumlah negara telah berinisiatif untuk membantu Lebanon. Nilai kerusakan akibat ledakan tersebut ditaksir mencapai miliaran dolar Amerika.
Raul juga menyebutkan kerja sama dengan IMF menjadi satu-satunya jalan keluar bagi Lebanon. Menurut Raoul, Lebanon sudah mengalami krisis nilai tukar terhadap dolar dan krisis keuangan bahkan sebelum ledakan di Beirut terjadi.
2. Belum ada kejelasan antara perjanjian IMF dengan Lebanon

Namun, belum ada kejelasan apakah peristiwa tersebut akan mengubah negosiasi alot antara Lebanon dengan IMF.
Sejak Mei, IMF dan Lebanon telah mencoba menyusun kesepakatan tentang paket dana talangan yang lebih besar untuk membendung krisis keuangan di Lebanon. Perundingan tersebut mengalami hambatan karena belum ada kesepakatan mengenai segala kerugian finansial dalam sistem perbankan Lebanon.
Krisis keuangan ini dianggap menjadi ancaman besar bagi stabilitas negara terutama sejak perang saudara di Lebanon.
3. Ledakan dahsyat terjadi di pelabuhan di Beirut

Gudang raksasa di daerah Pelabuhan Beirut, Lebanon meledak pada Selasa, 4 Agustus 2020. Tercatat sedikitnya 135 orang meninggaldunia aakibat ledakan tersebut per Rabu, 5 Agustus 2020. Sedangkan lebih dari 5000 orang cedera dalam ledakan tersebut.
Insiden ledakan di pelabuhan tersebut juga menyebabkan sedikitnya 250.000 orang kehilangan tempat tinggal. Hal ini terhitung setelah beberapa ledakan susulan menghancurkan sejumlah bangunan di sekitarnya.