Sekongkol Bunuh Ribuan Orang, Pejabat Nazi Jerman Divonis Penjara

Jakarta, IDN Times - Pengadilan Jerman, pada Selasa (20/12/2022), menjatuhi hukuman kepada sekretaris kamp Stutthof Nazi, yang sekarang bagian kota Gdansk di Polandia. Terdakwa adalah Irmgard Furchner, seorang wanita berusia 97 tahun yang bekerja sebagai sekretaris di kamp Stutthof dari 1 Juni 1943 hingga 1 April 1945.
Furchner dihukum karena membantu dan bersekongkol dalam pembunuhan 10.505 orang dan percobaan pembunuhan terhadap lima orang. Atas perannya ini, terdakwa dijatuhi hukuman percobaan dua tahun.
1. Terdakwa dianggap memiliki peran signifikan

Melansir Reuters, pengadilan mengatakan para tahanan dibunuh secara kejam dengan gas. Mereka dikirim ke kamp pemusnahan Auschwitz-Birkenau, sebuah tindakan keji yang disebut sebagai pawai kematian.
Terdakwa, dalam pembunuhan tersebut, memiliki peran melengkapi dokumen yang diperlukan untuk pengaturan kamp dan mengatur eksekusi penyiksaan.
"Sangat penting bagi para penyintas dan bagi kami hari ini bahwa persidangan ini diakhiri dan ada putusan yang menetapkan kesalahan," kata jaksa penuntut Maxi Wantzen.
Di akhir persidangan, Furchner mengaku menyesal atas kejadian di kamp Stutthof.
"Hanya seorang sekretaris, Anda mungkin mengatakannya, tetapi peran yang dimiliki seorang sekretaris saat itu dalam birokrasi (kamp konsentrasi) adalah peran yang signifikan," kata Wantzen.
Dakwaan awal menuduh Furchner membantu dan bersekongkol dalam pembunuhan 11.412 orang, tapi tidak ada cukup bukti untuk atas kesalahannya untuk setiap kasus.
Dia diadili berdasarkan hukum remaja karena berusia antara 18-19 tahun saat berkeja di kamp. Furchner tidak hadir pada awal persidangan pada September 2021, tapi polisi kemudian menangkapnya.
2. Hakim yakin terdakwa mengetahui pembunuhan di kamp

Pengacara Furchner, Wolf Molkentin meminta kliennya dibebaskan karena bukti tidak menunjukkan Furchner tahu tentang pembunuhan sistematis di kamp. Artinya, tidak ada bukti bahwa Furchner berniat melakukan pembunuhan, dilansir Associated Press.
Namun, hakim ketua Dominik Gross berpendapat, mustahil bagi Furchner tidak mengetahui pembunuhan di kamp Stutthof. Furchner dianggap bisa melihat dari kantornya tempat pengumpulan di mana tahanan baru harus menunggu setelah tiba, dan krematorium terus digunakan pada musim gugur 1944, dengan asap menyebar ke seluruh kamp.
Efraim Zuroff, pemburu Nazi terkemuka di Simon Wiesenthal Center, mengatakan putusan pengadilan adalah yang terbaik yang dapat dicapai, mengingat fakta terdakwa diadili di pengadilan remaja.
"Mengingat pernyataan Furchner baru-baru ini kepada pengadilan bahwa dia 'menyesali segalanya,' Penyesalannya jauh dari meyakinkan," kata Zuroff.
Jaksa mengatakan, persidangan Furchner mungkin yang terakhir. Namun, kantor kejaksaan federal khusus di Ludwigsburg, yang bertugas menyelidiki kejahatan perang selama era Nazi, mengatakan masih ada lima kasus lainnya yang sedang menunggu keputusan jaksa untuk diproses hukum.
3. Sekitar 65 ribu orang tewas di kamp konsentrasi Stutthof

Kamp Stutthof digunakan sebagai apa yang disebut "kamp pendidikan kerja" di mana pekerja paksa, terutama warga negara Polandia dan Uni Soviet, dikirim untuk menjalani hukuman dan sering meninggal.
Sejak pertengahan 1944, puluhan ribu orang Yahudi dari ghetto di Baltik dan dari Auschwitz memenuhi kamp tersebut bersama dengan ribuan warga sipil Polandia yang ditangkap Nazi atas pemberontakan Warsawa.
Sekitar 65 ribu orang meninggal di kamp Stutthof karena kelaparan dan penyakit atau di kamar gas. Mereka yang dibunuh adalah tawanan perang, orang Yahudi, orang yang dicurigai melakukan aktivitas homoseksual, dan saksi-saksi Yehuwa.