Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Selandia Baru Naikkan Retribusi Wisatawan Asing 3 Kali Lipat

Ilustrasi kota Auckland, Selandia Baru. (unsplash.com/Ethan Johnson)
Intinya sih...
  • Pemerintah Selandia Baru akan menaikkan biaya masuk bagi wisatawan internasional hampir tiga kali lipat mulai 1 Oktober.
  • Retribusi Konservasi dan Pariwisata Pengunjung Internasional (IVL) dinaikkan menjadi 100 dolar Selandia Baru untuk memastikan kontribusi pengunjung terhadap layanan publik dan pengalaman berkualitas tinggi.
  • Kenaikan retribusi tersebut memicu kritik dari sektor pariwisata utama, yang menganggap pungutan yang lebih tinggi akan menghalangi pengunjung. Hal ini dianggap dapat membahayakan potensi belanja wisatawan sebesar 273 juta dolar AS.

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Selandia Baru mengumumkan bahwa pihaknya akan menaikkan biaya masuk bagi wisatawan internasional hampir tiga kali lipat, mulai 1 Oktober.

Menteri Pariwisata dan Perhotelan Matt Doocey dan Menteri Konservasi Tama Potaka mengatakan pada Selasa (3/9/2024), bahwa Retribusi Konservasi dan Pariwisata Pengunjung Internasional (IVL) akan dinaikkan menjadi 100 dolar Selandia Baru (sekitar Rp962 ribu) untuk memastikan pengunjung berkontribusi pada layanan publik dan pengalaman berkualitas tinggi saat mengunjungi negara tersebut.

"Pemerintah serius dalam mendukung pertumbuhan sektor pariwisata sebagai bagian dari tujuan keseluruhan kami untuk menggandakan ekspor dalam 10 tahun," kata Doocey.

"Pariwisata internasional memainkan peran yang sangat penting dalam ekonomi Selandia Baru, dengan pengunjung internasional menghabiskan lebih dari 11 miliar dolar Selandia Baru (Rp105,9 triliun) pada tahun yang berakhir pada Maret 2024," sambungnya, dikutip dari laman resmi Pemerintah Selandia Baru.

1. Kenaikan retribusi baru tetap kompetitif dengan negara lain

Pemerintah juga menyebut pariwisata internasional menimbulkan biaya bagi masyarakat lokal. Ini termasuk tekanan tambahan pada infrastruktur regional, serta biaya pemeliharaan dan perawatan yang lebih tinggi di seluruh kawasan konservasi Selandia Baru.

"IVL diperkenalkan pada 2019 sebagai mekanisme untuk memastikan pengunjung internasional memberikan kontribusi langsung terhadap biaya-biaya tersebut, yang sebagian besarnya dibayarkan oleh pembayar pajak dan wajib pajak Selandia Baru," ujar Doocey.

Meski begitu, pihaknya mengatakan IVL baru tetap kompetitif dengan negara-negara seperti Australia dan Inggris. Pemerintah yakin Selandia Baru akan terus dipandang sebagai tujuan wisata yang menarik oleh banyak orang di seluruh dunia.

2. IVL Selandia Baru sebelumnya berkisar Rp337 ribu

Ilustrasi bendera Selandia Baru. (unsplash.com/Kerin Gedge)

Seperti banyak tempat wisata global populer, negara tersebut telah berjuang mengatasi dampak wisatawan terhadap lingkungan alam, yang infrastrukturnya juga kewalahan karena jumlah wisatawan yang besar.

Meski sebelumnya IVL telah dipatok sebesar 35 dolar Selandia Baru (Rp337 ribu), namun jumlah tersebut tidak cukup untuk menutupi biaya yang terkait dengan begitu banyak pengunjung, dilansir The Straits Times.

3. Retribusi baru picu kritik dari sektor pariwisata

Kenaikan retribusi tersebut memicu kritik dari sektor pariwisata utama bahwa pungutan yang lebih tinggi akan menghalangi pengunjung, di mana sektor tersebut masih berjuang untuk pulih dari penutupan perbatasan yang ketat yang diterapkan selama pandemik COVID-19.

Industri Pariwisata Aotearoa (TIA) menentang keras kenaikan tersebut. Sebab, hal ini dianggap dapat membahayakan potensi belanja wisatawan sebesar 273 juta dolar AS (Rp4,2 triliun).

Kepala Eksekutif TIA, Rebecca Ingram, memperkirakan pungutan tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya kedatangan sebanyak 48 ribu pengunjung internasional setiap tahunnya.

"Hal ini akan menciptakan hambatan yang signifikan pada industri ini, ekspor terbesar kedua kami, yang baru mencapai sekitar 80 persen pemulihan," ungkapnya, dikutip dari Sky News Australia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us