Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Seluruh Pasukan AS Mundur Penuh dari Niger

ilustrasi (Unsplash.com/Joel Rivera-Camacho)
ilustrasi (Unsplash.com/Joel Rivera-Camacho)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Niger, pada Senin (5/8/2024), mengumumkan bahwa pasukannya telah menyelesaikan penarikan diri dari Niger.

Bukan hanya pasukan yang ditarik, tapi juga aset militer AS dari pangkalan terakhir di Niger. Hal ini menandai berakhirnya misi kotraterorisme AS di negara tersebut, meski kekerasan ekstremisme masih terus terjadi.

Niger, yang dikuasai junta militer, telah meminta pasukan AS keluar dari negaranya yang telah berada di sana selama lebih dari satu dekade. Upaya penarikan dimulai pada 19 Mei secara bertahap. 

1. Hanya tinggal segelintir pasukan AS yang masih ada di Niger

Pada awal Juli, hampir 800 tentara AS ditarik keluar dari pangkalan di ibu kota Niamey. Masih ada sisa sekitar 200 tentara yang berada di pangkalan Agadez di Niger utara.

"(Kini) penarikan pasukan dan aset AS dari Pangkalan Udara 201 di Agadez telah selesai," kata Pentagon, dikutip Barron's.

"Upaya ini akan berlanjut antara angkatan bersenjata AS dan Niger selama beberapa minggu mendatang untuk memastikan penarikan penuh selesai sesuai rencana," tambahnya.

Saat ini, hanya ada segelintir pasukan AS yang tersisa di Niger. Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan, sisa pasukan itu sedang melakukan pekerjaan administratif dan mempersiapkan penyelesaian penarikan.

2. Dua pangkalan udara diserahkan kepada Niger

AS mengerahkan pasukan di Niger untuk membantu militer lokal memerangi teroris di wilayah gurun Sahel. Namun, kudeta militer di negara itu membuat pasukan AS ditekan untuk keluar sampai batas waktu pertengahan September.

Dilansir VOA News, AS menyerahkan Pangkalan Udara 101 di Niamey kepada pasukan Niger pada Juli. Sedangkan, pangkalan Agadez yang disebut Pangkalan Udara 201 diserahkan ke pasukan Niger pada Senin.

"Kerja sama dan komunikasi yang efektif antara angkatan bersenjata AS dan Niger memastikan bahwa pergantian ini selesai lebih cepat dari jadwal dan tanpa komplikasi," kata kedua belah pihak.

Dua pangkalan itu telah digunakan AS untuk memantau berbagai kelompok ekstremis, termasuk jaringan ISIS dan al-Qaeda. Bahkan pembangunan pangkalan Agadez oleh AS saat itu menelan biaya hingga 110 juta dolar AS (Rp1,7 triliun).

Para pejabat AS mengakui hilangnya dua pangkalan di Niger merupakan pukulan terhadap upaya kontraterorisme di Sahel.

3. Niger memilih Rusia untuk jadi mitra keamanan

ilustrasi bendera Niger (Pixabay.com/Chickenonline)
ilustrasi bendera Niger (Pixabay.com/Chickenonline)

Negara-negara di kawasan Sahel termasuk Niger, Mali, Nigeria dan Burkina Faso telah mengalami peningkatan aktivitas kekerasan dari kelompok ekstremisme. Tahun lalu, lebih dari separuh kematian akibat terorisme tercatat di Sahel.

Dilansir Associated Press, Niger dipandang sebagai salah satu negara terakhir yang bisa dijadikan mitra oleh Barat untuk melawan teroris. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, junta Niger memutus hubungan dengan mitra Barat dan beralih ke Rusia.

Kepergian pasukan AS dinilai memiliki konsekuensi serius jika tidak menemukan pangkalan lain di Afrika Barat untuk menerbangkan drone. AS kemungkinan harus menghabiskan sebagian besar bahan bakar drone untuk terbang ribuan kilometer dari pangkalan di Italia atau Djibouti untuk mencapai targetnya.

Ada berbagai kelompok ekstremis yang berafiliasi dengan ISIS dan al-Qaida di wilayah tersebut. Salah satunya adalah Jama'a Nusrat ul-Islam wa al-Muslimin. Kelompok itu telah berencana memperluas jangkauan serangan ke negara Benin dan Togo.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us

Latest in News

See More

Kursi Israel Tanpa Penghuni, Palestina Diisi Wakil Tetap untuk PBB

23 Sep 2025, 20:44 WIBNews