Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Senator AS: Pemindahan Warga Gaza adalah Pembersihan Etnis 

Bernie Sanders berpidato di sebuah rapat umum di Konvensi Durham di Durham, NC, pada 14 Februari 2020. (commons.wikimedia.org/Jackson Lanier)

Jakarta, IDN Times – Senator Amerika Serikat (AS), Bernie Sanders, mengkritik gagasan kebijakan Presiden Donald Trump terkait pemindahan warga Gaza ke negara tetangga. Ia menyebut langkah itu tak dapat dibenarkan.

"Trump mengatakan dia ingin membersihkan Gaza dan mengusir jutaan warga Palestina yang tinggal di sana ke negara-negara tetangga. Ini adalah pembersihan etnis dan kejahatan perang,” katanya, dilansir Middle East Eye, Rabu (29/1/2025).

Sanders merupakan seorang senator independen dari Vermont dan tokoh progresif terkemuka dalam politik AS. Ia adalah satu-satunya senator yang mengecam pernyataan tersebut dan mengajak orang lain untuk mengecam Trump karena melontarkan saran tersebut.

Ia juga telah berulang kali menjadi orang terdepan di Senat yang menyerukan AS untuk membatasi pengiriman senjata ke Israel atas pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Gaza.

1. Keinginan Trump untuk merelokasi warga Gaza

Pada Minggu, Trump menyatakan ingin Mesir dan Yordania menerima warga Palestina dari wilayah tersebut. Ia menyebut Gaza sebagai tempat yang hancur.

"Saya ingin Mesir menerima orang-orang ini. Dan saya ingin Yordania menerima mereka. Anda berbicara tentang 1,5 juta orang, dan kami hanya membersihkan seluruh tempat itu," kata Trump tentang Gaza.

Dilansir Anadolu Agency, Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, beralasan bahwa pihaknya kini tak lagi bisa menerima pengungsi. Sebab, sudah ada lebih dari 10 juta pengungsi di wilayahnya.

Sementara itu, Menlu Yordania, Ayman Safadi, mengatakan bahwa mereka ingin memastikan warga Palestina tetap di tanahnya.

“Penolakan kami terhadap pengungsian adalah posisi teguh yang tidak akan berubah. Yordania untuk rakyat Yordania, dan Palestina untuk rakyat Palestina,” kata Safadi.

2. Rencana yang tak terlalu praktis

Ilustrasi (Unsplash.com/Ahmed Abu Hameeda)

Para pakar hak asasi manusia mengutuk komentar Trump yang dianggap mendukung pembersihan etnis. Di Washington, hanya ada sedikit kemarahan dari anggota parlemen progresif selain Sanders.

Banyak tokoh politik sayap kanan menyerukan agar Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki dibersihkan secara etnis dari penduduk Palestina. Tetapi, komentar Trump tentang Gaza bahkan telah meresahkan beberapa sekutunya di Partai Republik.

Senator Lindsey Graham, seorang anggota parlemen Republik yang sering membela Trump, mengatakan bahwa dia tidak tahu apa yang Trump bicarakan.

"Gagasan bahwa semua warga Palestina akan pergi dan pergi ke tempat lain, menurut saya itu tidak terlalu praktis," kata Graham.

Meskipun Trump menyerukan pembersihan Gaza, minggu ini ratusan ribu warga Palestina kembali ke Gaza utara setelah diusir oleh militer Israel selama perang Israel di daerah kantong itu.

3. Warga Gaza kembali ke rumahnya setelah 15 bulan perang

Pada Senin, warga Gaza kini bisa kembali ke rumahnya. Sami Saleh, seorang warga Palestina yang mengungsi beberapa kali selama perang Israel di Gaza, mengaku gembira bisa kembali ke rumahnya di utara.

"Saya tidak akan menyembunyikan perasaan ini. Terlepas dari semua rasa sakit dan kesulitan, saya harus kembali ke utara apa pun yang terjadi, bahkan jika saya harus berjalan ke sana tanpa alas kaki," katanya.

Israel dan Hamas menyetujui kesepakatan gencatan senjata bertahap awal bulan ini. Kesepakatan ini telah berlaku sejak 19 Januari, dan bantuan perlahan mulai mengalir ke Gaza.

Namun, Trump meragukan apakah gencatan senjata akan mencapai tahap kedua, yang akan dimulai pada Maret.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us