Zelenskyy: Ada Tokoh Eropa yang Halangi Ukraina Masuk Uni Eropa

Jakarta, IDN Times – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menuduh sejumlah tokoh di Eropa menghambat upaya negaranya untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE) demi ambisi pribadi. Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers bersama Presiden Ceko Petr Pavel di Praha, Minggu (4/5/2025).
"Kami menyesalkan beberapa tokoh di Eropa menghalangi proses ini. Bukan demi kepentingan negara mereka sendiri, tetapi demi mendapatkan tempat yang lebih baik di podium di Lapangan Merah," kata Zelenskyy, tanpa menyebutkan siapa tokoh atau negara yang dimaksud, dilansir Anadolu Agency.
Pernyataan ini disampaikan menjelang parade militer tahunan yang akan digelar di Lapangan Merah, Moskow, pada 9 Mei mendatang untuk memperingati 80 tahun Hari Kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
1. Ukraina siap buka klaster pertama untuk aksesi UE

Zelenskyy menyatakan kesiapan Kiev untuk membuka klaster pertama dalam proses aksesi Ukraina ke Uni Eropa tahun ini. Ia menekankan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai Eropa dalam proses tersebut.
"Dan bagi kami semua di Eropa, penting bahwa nilai-nilai Eropa benar-benar mendominasi. Nilai-nilai, bukan keinginan politisi perorangan," ujarnya.
2. Zelenskyy ragukan gencatan senjata sepihak Rusia

Menanggapi parade militer mendatang di Moskow, Zelenskyy mengatakan Ukraina tidak mengesampingkan adanya "provokasi" dari pihak Rusia. Ia juga menyampaikan ketidakpercayaannya terhadap komitmen Moskow terkait gencatan senjata sepihak.
Bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata sepihak selama tiga hari, dimulai dari 8 Mei hingga 11 Mei. Namun, Zelenskyy menolak gagasan itu dan justru menyuarakan dukungan terhadap proposal gencatan senjata 30 hari yang diusulkan Amerika Serikat.
"Putin sungguh ingin memamerkan tank-tanknya di sebuah parade, tetapi ia seharusnya tidak memikirkan hal ini, melainkan memikirkan akhir perang yang sesungguhnya," katanya.
3. Putin yakin bisa akhiri perang tanpa nuklir

Secara terpisah, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pihaknya bisa menyudahi konflik dengan Ukraina tanpa menggunakan senjata nuklir. Baginya, pendekatan secara logis perlu dilakukan.
"Kami memiliki cukup kekuatan dan sarana untuk membawa apa yang dimulai pada tahun 2022 ke kesimpulan logis dengan hasil yang dibutuhkan Rusia. Tidak perlu menggunakan senjata nuklir itu. Saya harap senjata itu tidak diperlukan," kata Putin pada Minggu, dilansir dari Politico.
Pernyataan terbaru Putin itu berbeda dengan pernyataan sebelumnya. Pada November, ia menandatangani versi baru doktrin nuklir Rusia yang menjabarkan keadaan di mana ia akan menggunakan persenjataan nuklirnya.