Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Serangan Pisau di Prancis: 1 Orang Tewas dan 3 Terluka

pisau (unsplash.com/Igor bispo)
Intinya sih...
  • Satu orang tewas dan tiga polisi terluka akibat penikaman di Prancis timur pada Sabtu.
  • Tersangka, seorang pria Aljazair berusia 37 tahun, menyerang tiga polisi dan telah ditahan oleh polisi.
  • Presiden Prancis menyebut penikaman itu sebagai serangan teroris Islamis, sementara tersangka memiliki riwayat gangguan kejiwaan.

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya satu orang tewas dan tiga polisi terluka akibat insiden penikaman di Prancis timur pada Sabtu (22/2/2025). Tersangka telah ditahan oleh polisi.

Dilansir dari Al Jazeera, insiden itu terjadi sekitar pukul 16.00 waktu setempat saat berlangsungnya demonstrasi mendukung Republik Demokratik Kongo (DRC) di kota Mulhouse. Tersangka, seorang pria Aljazair berusia 37 tahun, menyerang tiga polisi yang sedang berpatroli, mengakibatkan dua di antaranya mengalami luka serius.

Seorang pria Portugal berusia 69 tahun terbunuh saat mencoba melerai. 

1. Tersangka termasuk dalam daftar pengawasan terorisme

Unit kejaksaan antiteror nasional Prancis (PNAT) telah mengambil alih penyelidikan. Polisi telah mengamankan area kejadian, sementara unit militer dikerahkan sebagai dukungan. Tim ahli forensik juga mulai mengumpulkan bukti.

"Kengerian telah melanda kota kami," kata Wali Kota Mulhouse, Michèle Lutz, dalam unggahan di Facebook.

Menurut jaksa setempat, tersangka termasuk dalam daftar pengawasan terorisme dan telah dikenai perintah deportasi. Ia dilaporkan sempat berada di kantor polisi untuk menandatangani dokumen penahanannya, namun ia menolak dan melarikan diri sebelum melancarkan serangan tersebut, dilansir dari Sky News.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Bruno Retailleau, menambahkan bahwa pria itu juga memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Ia menuduh Aljazair telah menolak menerima kembali tersangka sebanyak 10 kali. Retailleau dijadwalkan mengunjungi lokasi kejadian pada Sabtu malam.

2. Macron sebut penikaman itu sebagai serangan teroris islamis

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyebut penikaman itu sebagai serangan teroris Islamis. Berdasarkan laporan PNAT dan keterangan saksi, tersangka menyerang para korban sambil meneriakkan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar).

"Saya ingin menegaskan kembali tekad pemerintah dan juga saya, untuk terus bekerja memberantas terorisme di tanah kami," kata Macron.

Sementara itu, Perdana Menteri Prancis, Francois Bayroum mengatakan bahwa fanatisme telah kembali menyerang negara itu.

"Pikiran saya tentu tertuju pada para korban dan keluarga mereka, dengan harapan kuat agar para korban yang terluka dapat pulih," tambahnya.

3. Serangan pisau juga terjadi di Jerman sehari sebelumnya

Insiden penikaman juga sebelumnya terjadi di peringatan Holocaust di Berlin, Jerman, pada Jumat (21/2/2025). Tersangka, seorang pria Suriah berusia 19 tahun, telah ditahan oleh pihak kepolisian.

Korban adalah seorang turis Spanyol berusia 30 tahun. Ia terluka parah usai ditikam oleh tersangka di bagian leher. Korban sempat koma, namun kini dilaporkan tidak lagi dalam kondisi ktitis

Menurut jaksa, tersangka berniat membunuh orang-orang Yahudi karena terpengaruh oleh konflik di Timur Tengah.

“Berdasarkan apa yang kami ketahui sejauh ini, terutama berdasarkan pernyataan terdakwa kepada polisi, dia telah berencana membunuh orang Yahudi selama beberapa minggu,” kata polisi, dikutip dari DW.

Tersangka tiba di Jerman pada 2023 sebagai anak di bawah umur tanpa pendamping. Ia kemudian mendapat suaka dan tinggal di kota Leipzig, negara bagian Saxony, Jerman timur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us