Tajikistan Protes Aksi Kekerasan kepada Terduga Teroris di Rusia

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Tajikistan Sirojiddin Muhriddin, pada Jumat (12/4/2024), memprotes Rusia atas dugaan tindak kekerasan terhadap terduga pelaku serangan teroris di Crocus City Hall. Ia menyebut terduga pelaku terorisme tidak seharusnya mendapat kekerasan.
Dalam beberapa pekan terakhir, Tajikistan terus mendapat sorotan karena dipandang sebagai lokasi rekrutmen kelompok teroris ISIS-K. Bahkan usai serangan di Moskow, imigran asal Tajikistan dan negara Asia Tengah lain di Rusia terus mendapat diskriminasi.
1. Tajikistan minta Rusia hargai hak-hak terduga pelaku teroris
Muhriddin mengatakan dalam pertemuan CIS (Commonwealth of Independent States) di Minsk, Rusia seharusnya menghargai hak-hak yang dimiliki terduga pelaku teroris asal Tajikistan sesuai prinsip dalam hukum internasional.
"Penggunaan sejumlah cara kekerasan terhadap terduga pelaku teroris, termasuk dengan memutilasi anggota tubuh tidak dapat diterima. Harga dari pengakuan dengan cara seperti ini sudah dikenal luas oleh semua orang," tegasnya, dikutip RFE/RL.
Ia menolak tingginya kampanye media terkait dengan teroris asal Tajikistan yang berdampak luas terhadap persepsi negatif warga Tajikistan di Rusia.
"Kami menolak meningkatnya xenofobia di Rusia kepada warga Tajikistan setelah insiden serangan itu. Terdapat kampanye media yang mengakibatkan persepsi negatif kepada Tajikistan dan warga Tajik di Rusia," tambahnya.
2. Rusia menolak berkomentar soal aksi kekerasan kepada terduga pelaku
Menanggapi kritik soal kekerasan kepada terduga teroris asal Tajikistan, Rusia menolak untuk memberikan komentarnya. Interogasi dan cara kekerasan yang dilakukan Rusia sudah tersebar luas di media sosial usai insiden serangan.
Dilansir The Moscow Times, kekerasan dalam memperlakukan terduga pelaku kriminal sebenarnya tidak diperbolehkan dalam Konstitusi Rusia. Pasalnya, negara Eurasia itu juga sudah menjadi bagian dari Konvensi PBB Anti-Kekerasan.
Kritik ini menjadi yang pertama diungkapkan pemerintah Tajikistan setelah mendapat kritik dari warganya di Rusia soal hak-hak imigran Tajik. Sebelumnya, negara Asia Tengah itu terus diam di tengah perlakuan buruk terhadap warganya.
Sejauh ini, Rusia telah menangkap 11 orang yang diduga terlibat dalam insiden terorisme di Crocus City Hall. Diketahui 10 dari terduga pelaku berasal dari Tajikistan dan 1 orang dari Uzbekistan yang mengantongi kewarganegaraan Rusia.
3. CIS serukan perlawanan terhadap terorisme
Sekretaris Jenderal CIS Sergey Lebedev menyerukan konsolidasi upaya dari seluruh negara anggota dalam melawan jaringan teroris internasional.
"Semua anggota menyatakan belasungkawa kepada Rusia terkait dengan serangan teroris di Moskow dan menekankan perlunya konsolidasi upaya kami di tengah perlawanan terhadap organisasi teroris internasional," ungkapnya, dikutip Tass.
Lebedev menambahkan, CIS sudah menekankan bahwa teroris tidak memiliki kewarganegaraan dan negara anggota CIS akan melawan segala upaya serangan kepada warga sipil.
"Proposal ini dan keinginan untuk mengonsolidasikan upaya kami, mengintensifikasi kerja sama kami di tengah perlawanan kepada terorisme sudah didukung oleh semua kepala delegasi negara anggota CIS," sambungnya