Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tensi Memanas, Tentara India-Pakistan Saling Tembak di Kashmir

ilustrasi peta wilayah Kashmir yang disengketakan India dan Pakistan (Soumya-8974, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Pasukan India dan Pakistan terlibat saling tembak di sepanjang Garis Kontrol (LOC) di wilayah Kashmir yang disengketakan pada Jumat (25/4/2025). Pejabat militer New Delhi mengatakan bahwa tentara Islamabad memulai tembakan menggunakan senjata ringan. Pihaknya kemudian membalas tembakan tersebut.

Sebelumnya pada Selasa, serangan kelompok bersenjata menewaskan sedikitnya 26 orang di sebuah resor di Pahalgam di wilayah Kashmir yang dikelola India. Kelompok Front Perlawanan (TRF), yang diyakini sebagai cabang dari kelompok bersenjata Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dilansir Al Jazeera.

Insiden mematikan itu telah memicu pertikaian diplomatik yang signifikan antara India dan Pakistan, dengan serangkaian tindakan saling balas antara kedua negara. New Delhi menggambarkan insiden tersebut sebagai serangan teroris dan meyakini bahwa ada hubungan lintas batas. Pihaknya menyalahkan Islamabad karena mendukung hal tersebut.

1. India berjanji untuk memburu para pelaku penembakan di Kashmir

Perdana Menteri India, Narendra Modi, telah berjanji untuk memburu para pria bersenjata dalam penembakan di Kashmir, bahkan sampai ke ujung bumi. Polisi India telah menawarkan hadiah 2 juta rupee (setara Rp394 juta) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan tiga tersangka yang termasuk dalam kelompok yang bertanggung jawab tersebut.

"Saya katakan kepada seluruh dunia, India akan mengidentifikasi, melacak, dan menghukum setiap teroris dan pendukungnya," ucap Modi, dikutip dari The Guardian.

Wilayah Kashmir telah terbagi antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan pada 1947. Kedua negara saling mengklaim wilayah tersebut secara penuh dan memerintah bagian-bagian Kashmir secara terpisah. Hal tersebut telah menyebabkan ketegangan yang berkepanjangan yang telah berubah menjadi kekerasan selama bertahun-tahun.

Hubungan antara New Delhi dan Islamabad telah jatuh ke level terendah dalam beberapa tahun. India menuduh Pakistan mendukung terorisme lintas batas, setelah kelompok bersenjata melakukan serangan paling mematikan dalam seperempat abad terhadap warga sipil di Kashmir. 

2. Pakistan bantah tuduhan keterlibatan dalam serangan di Kashmir

ilustrasi bendera Pakistan (unsplash.com/Hamid Roshaan)

Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, membantah keras tuduhan keterlibatan dalam serangan di Kashmir. Pihaknya mengatakan bahwa menuduh Islamabad tidak akan menyelesaikan masalah pendudukan India di wilayah yang disengketakan tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Shafqat Ali Khan, menyatakan bahwa negaranya siap untuk membalas jika India melanggar hak-haknya. Pakistan menyatakan bahwa setiap ancaman terhadap kedaulatan dan keamanan rakyat akan dihadapi dengan tindakan balasan yang tegas di semua bidang.

"Tentara Pakistan tetap sepenuhnya mampu dan siap untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya terhadap segala tindakan yang tidak diinginkan. Bangsa Pakistan tetap berkomitmen pada perdamaian, tetapi tidak akan pernah membiarkan siapa pun melanggar kedaulatan, keamanan, martabat, dan hak-hak mereka yang tidak dapat dicabut," ujar Ali Khan.

3. PBB mendesak India-Pakistan untuk menahan diri secara maksimal

ilustrasi logo PBB (pixabay.com/Chickenonline)

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mendesak India dan Pakistan untuk menahan diri. Kedua negara telah memberlakukan tindakan diplomatik balasan atas penembakan mematikan di Kashmir.

Sehari setelah serangan pada Selasa, India menarik diri dari Perjanjian Perairan Indus dan mengumumkan penutupan perbatasan darat utama dengan Pakistan. Pihaknya juga mendegradasikan hubungan diplomatik dan mencabut visa bagi warga negara rivalnya tersebut.

Sebagai tanggapan, Islamabad memerintahkan pengusiran diplomat dan penasihat militer New Delhi, serta membatalkan visa bagi warga negara India, kecuali peziarah Sikh, dan menutup perbatasan utama negaranya. Pakistan juga memperingatkan setiap upaya rivalnya untuk menghentikan pasokan air dari Sungai Indus akan menjadi tindakan perang.

"Kami sangat mengimbau kedua pemerintahan untuk menahan diri secara maksimal, dan untuk memastikan bahwa situasi dan perkembangan yang telah kita lihat tidak memburuk lebih jauh. Setiap masalah antara Pakistan dan India, kami percaya, dapat dan harus diselesaikan secara damai melalui keterlibatan bersama yang bermakna," kata Dujarric.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us