Tentara Masih Loyal, Kudeta Militer Benin Berhasil Digagalkan

- Tentara yang loyal pada Presiden Talon menolak kudeta
- Terjadi baku tembak di dekat kediaman Talon
- ECOWAS ancam akan kirimkan tentara ke Benin
Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Benin, Alassane Seidou pada Minggu (7/12/2025), menyebut bahwa kudeta militer berhasil digagalkan. Ia menyebut, sejumlah tentara berniat mengambilalih pemerintahan di Benin.
“Pada Minggu pagi, sejumlah tentara sudah melancarkan pemberontakan untuk merusak stabilitas negara dan institusi pemerintahan. Namun, militer masih tetap berkomitmen pada Republik Benin,” ungkapnya, dikutip dari Africa News.
Percobaan kudeta militer ini terjadi hanya selang sepekan dari kudeta di Guinea-Bissau. Aksi ini menjadi rentetan percobaan kudeta militer di Afrika Barat dalam beberapa tahun terakhir.
1. Tentara yang loyal pada Presiden Talon menolak kudeta
Kudeta militer di Benin ini berhasil digagalkan setelah sejumlah tentara yang loyal kepada Presiden Benin, Patrice Talon menolak kudeta. Tentara itu berhasil mengambilaih kendali kekuasaan di negara Afrika Barat tersebut.
“Tentara reguler berhasil kembali mengontrol situasi. Seluruh kota dan negara berhasil diamankan. Pemerintah berhasil melawan serangan di istana, meski ada tentara pemberontak yang ditayangkan langsung di televisi menutup perbatasan darat, laut, dan udara di Benin,” terangnya, dikutip dari APA News.
Seorang pejabat di Benin, Olushegun Adjadi Bakari mengatakan bahwa Talon memiliki banyak pendukung di kalangan tentara dan penjaga presiden. Mereka berhasil menggagalkan kudeta dan mengembalikan kontrol kekuasaan.
2. Terjadi baku tembak di dekat kediaman Talon
Percobaan kudeta militer Benin ini diprakarsai oleh Pascal Tigri. Ia dikenal menduduki jabatan sebagai kepala Komite Militer dan berperan sebagai pemimpin militer baru di Benin.
Sementara itu, baku tembak sempat terdengar di dekat kediamaan Talin di Cotonou pada Minggu pagi. Sejumlah tentara yang memberontak berniat untuk menangkap dan memaksa mantan pebisnis itu untuk mundur dari jabatannya.
Presiden berusia 67 tahun itu sempat mengatakan tidak akan mencalonkan lagi dalam pemilihan presiden (pilpres) 2026. Namun, terdapat kemungkinan Talon kembali dicalonkan dalam pilpres tahun depan meskipun mendapat sejumlah kritik terkait gaya kepemimpinan otoriter.
3. ECOWAS ancam akan kirimkan tentara ke Benin
Mendengar rencana kudeta militer di Benin, ECOWAS mengecam tindakan tersebut. Organisasi itu bahkan sudah menyatakan akan mengirimkan tentara ke Benin untuk mempertahankan konstitusi dan integritas teritorial.
“Percobaan kudeta itu adalah aksi inkonstitusional dan berlawanan dengan keinginan dari rakyat Benin. Pelaku jelas bersalah atas hilangnya nyawa dan kerusakan properti atas aksinya. ECOWAS akan mendukung pemerintah dan rakyat Benin dengan semua kekuatannya,” tuturnya.
Sebagai informasi, Benin masih menghadapi masalah politik imbas kuatnya kekuasaan partai penguasa dan tidak ada kesempatan bagi partai oposisi untuk mencalonkan dalam pilpres. Negara Afrika Barat ini juga menghadapi serangan jihadis dalam beberapa tahun terakhir.














