Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Thailand-Kamboja Kembali Memanas, Ratusan Warga Mulai Dievakuasi

Wilayah pelintasan perbatasan Kamboja dan Thailand. (commons.wikimedia.org/Jorge Láscar)
Wilayah pelintasan perbatasan Kamboja dan Thailand. (commons.wikimedia.org/Jorge Láscar)
Intinya sih...
  • Ketegangan di perbatasan Thailand-Kamboja kembali meningkat setelah baku tembak mematikan.
  • Pemerintah Kamboja mengevakuasi 250 keluarga dari desa dekat garis sengketa ke lokasi yang aman.
  • Thailand dan Kamboja saling tuduh soal siapa yang lebih dulu menembak, memunculkan keraguan terhadap efektivitas perjanjian damai terbaru.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketegangan di perbatasan ThailandKamboja kembali meningkat. Pemerintah Kamboja mengevakuasi ratusan warga dari desa dekat garis sengketa. Langkah ini diambil hanya beberapa hari setelah kedua negara menandatangani perjanjian damai baru di sela KTT ASEAN.

Evakuasi dilakukan setelah baku tembak mematikan yang menewaskan satu warga dan melukai tiga lainnya. Kamboja menyebut evakuasi penting untuk melindungi warga sipil. Thailand mengklaim tentaranya hanya membalas tembakan.

Dilansir The Guardian, Jumat (14/11/2025), kedua negara saling menyalahkan. Gencatan senjata yang disepakati Juli lalu kini terancam runtuh.

Insiden ini juga memunculkan keraguan terhadap efektivitas perjanjian damai terbaru yang diteken pada KTT ASEAN di Kuala Lumpur. Kesepakatan itu turut disaksikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Militer kedua negara kini meningkatkan pengawasan di lapangan. Warga yang dievakuasi masih menunggu kepastian kapan bisa kembali ke rumah.

1. Ratusan keluarga dievakuasi dari desa terdepan

Sebanyak 250 keluarga di Desa Prey Chan, Provinsi Banteay Meanchey, dipindahkan pada Kamis. Mereka dipindahkan ke pagoda berjarak 30 km dari perbatasan. Wakil Gubernur Ly Sovannarith mengonfirmasi evakuasi ini.

Pemindahan dilakukan sehari setelah Dy Nai, seorang warga, tewas dalam baku tembak. Tiga warga lain terluka. Perdana Menteri Hun Manet membenarkan laporan tersebut.

Pejabat lokal menyatakan situasi keamanan berubah cepat, sehingga warga perlu segera berada di lokasi yang aman. “Kami harus memindahkan warga secepat mungkin,” ujar Sovannarith.

Proses evakuasi berlangsung sepanjang hari dengan pengawalan militer, mencerminkan tingkat kekhawatiran pemerintah terhadap potensi bentrokan lanjutan.

Warga yang dievakuasi dilaporkan membawa barang seadanya, sebagian besar hanya pakaian dan dokumen penting.

2. Gencatan senjata rapuh, kedua negara kembali saling tuduh

Baku tembak pada Rabu menjadi alarm baru atas rapuhnya gencatan senjata yang disepakati Juli lalu setelah lima hari pertempuran menewaskan puluhan orang. Kedua negara langsung saling tuduh soal siapa yang lebih dulu menembak.

Baku tembak pada Rabu menjadi tanda rapuhnya gencatan senjata Juli lalu. Thailand dan Kamboja langsung saling tuduh soal tembakan pertama.

Mayor Jenderal Winthai Suvaree menyebut, tentara Kamboja memulai serangan. Namun, Kementerian Pertahanan Kamboja membantah dan menyebut tembakan pertama berasal dari Thailand sekitar pukul 15.50.

Baku tembak pada Rabu menjadi tanda rapuhnya gencatan senjata Juli lalu. Thailand dan Kamboja langsung saling tuduh soal tembakan pertama.

Mayor Jenderal Winthai Suvaree menyebut tentara Kamboja memulai serangan. Namun Kementerian Pertahanan Kamboja membantah. Mereka menyebut tembakan pertama berasal dari Thailand sekitar pukul 15.50.

Militer Thailand mengatakan baku tembak berlangsung 10 menit.

Tensi meningkat setelah Thailand menuding Kamboja menanam ranjau baru di perbatasan Sisaket. Tuduhan itu muncul setelah seorang prajurit Thailand terluka pada Senin. Kamboja membantah dan menyebut ranjau itu peninggalan lama.

Bangkok menilai penjelasan itu tidak memadai. Thailand menangguhkan peningkatan gencatan senjata dan menghentikan rencana pembebasan 18 tentara Kamboja.

3. Nasib Perjanjian Damai ASEAN mulai dipertanyakan

IMG_1785.jpeg
PM Malaysia Anwar Ibrahim (kiri), Presiden AS Donald Trump (tengah kiri) menjadi saksi penandatanganan Perjanjian Kuala Lumpur antara Kamboja dan Thailand yang ditandatangani langsung oleh PM Thailand Anutin Charnvirakul (tengah kanan) dan PM Kamboja Hun Manet (kanan). (X.com/@anwaribrahim)

Insiden ini terjadi kurang dari tiga minggu setelah perjanjian damai baru Thailand–Kamboja ditandatangani pada KTT ASEAN di Kuala Lumpur. Kesepakatan itu disahkan bersama Perdana Menteri Malaysia dan disaksikan Presiden AS Donald Trump.

“Kami melakukan hal yang banyak orang bilang tak mungkin dilakukan,” ujar Trump saat itu, menyebut kesepakatan tersebut sebagai terobosan besar.

Namun, harapan stabilitas cepat memudar. Dalam hitungan hari, terjadi ledakan ranjau, baku tembak, dan penundaan komitmen gencatan senjata.

Konflik perbatasan Thailand–Kamboja sebenarnya memiliki akar panjang, berawal dari penetapan batas wilayah oleh Prancis pada 1907 yang hingga kini dianggap oleh kedua negara sebagai tidak jelas. Pertikaian historis tersebut sering memicu bentrokan bersenjata, termasuk insiden besar pada 2011 yang sempat menimbulkan ketegangan regional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us

Latest in News

See More

Kerja Jadi Tukang, 14 WNA China di Jakarta Utara Segera Dideportasi

14 Nov 2025, 16:10 WIBNews