Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

The New York Times Gugat Perplexity AI karena Salin Konten Tanpa Izin

Perplexity AI (britannica.com)
Perplexity AI (britannica.com)
Intinya sih...
  • The New York Times menuduh Perplexity AI telah menyalin, menyebarluaskan, dan menampilkan jutaan artikel secara ilegal tanpa izin resmi.
  • The New York Times telah berulang kali menghubungi Perplexity AI selama 18 bulan terakhir, meminta perusahaan tersebut menghentikan penggunaan konten hingga tercapai kesepakatan lisensi resmi.
  • Perplexity AI menghadapi tuduhan serupa dari penerbit lain seperti Dow Jones, pemilik Wall Street Journal, dan ini menjadi tuntutan hukum kedua terhadap startup tersebut setelah kasus sebelumnya pada Agustus 2024.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - The New York Times mengajukan gugatan hukum terhadap Perplexity AI pada Jumat (5/12/2025). Dalam gugatan tersebut, The New York Times menuduh Perplexity AI, sebuah startup kecerdasan buatan, menyalin jutaan artikelnya tanpa izin resmi.

Perplexity AI dituduh menggunakan konten tersebut untuk mengembangkan produk AI yang bersaing langsung di pasar alat AI generatif. Perplexity AI tidak hanya menghadapi gugatan dari The New York Times, tetapi juga menjadi sasaran sengketa hukum serupa dari beberapa penerbit besar lainnya.

1. Tuduhan pelanggaran hak cipta secara masif

AI
ilustrasi AI (unsplash.com/Markus Winkler)

The New York Times menuduh Perplexity AI telah menyalin, menyebarluaskan, dan menampilkan jutaan artikel secara ilegal tanpa mendapat izin dari pihak mereka. Startup yang berbasis di San Francisco ini diduga menggunakan konten milik The New York Times untuk mengembangkan mesin pencari berbasis kecerdasan buatan yang secara langsung bersaing dengan layanan media tersebut.

The New York Times menegaskan bahwa tindakan tersebut merusak pendapatan iklan dan langganan mereka.

"Perplexity menawarkan layanan komersial kepada penggunanya yang menggantikan The New York Times, tanpa izin atau pembayaran" tulis keluhan pengadilan The New York Times.

2. Upaya pemblokiran konten dan respons Perplexity AI

ilustrasi AI (freepik.com/frimufilms)
ilustrasi AI (freepik.com/frimufilms)

The New York Times telah berulang kali menghubungi Perplexity AI selama 18 bulan terakhir, meminta perusahaan tersebut menghentikan penggunaan konten hingga tercapai kesepakatan lisensi resmi. Namun, Perplexity diduga tetap mengakses materi berbayar di balik paywall dengan menggunakan teknik penyembunyian identitas.​

Perplexity juga dituduh menghasilkan informasi palsu yang dikaitkan secara keliru dengan The New York Times, sehingga merusak reputasi merek media tersebut. Contoh nyata mencakup ringkasan ulasan produk dari Wirecutter yang hampir identik dengan teks asli.​

"Sementara kami mendukung pengembangan AI yang etis dan bertanggung jawab, kami sangat menentang penggunaan konten kami secara tidak sah oleh Perplexity untuk memajukan dan memasarkan produk mereka," ujar Graham James, juru bicara The New York Times.

3. Pola sengketa hukum di industri AI

ilustrasi AI (freepik.com/freepik)
ilustrasi AI (freepik.com/freepik)

Perplexity AI menghadapi tuduhan serupa dari penerbit lain seperti Dow Jones, pemilik Wall Street Journal. Gugatan ini menjadi tuntutan hukum kedua terhadap startup tersebut setelah kasus sebelumnya pada Agustus 2024.​

The New York Times sebelumnya mengajukan gugatan terhadap OpenAI dan Microsoft pada 2023 dengan alasan pelanggaran hak cipta yang mirip. Dalam tuntutan tersebut, mereka menuntut ganti rugi finansial, penghentian penggunaan konten secara permanen, serta larangan pengaksesan lebih lanjut.​

"Kami tidak melakukan scraping data untuk membangun model dasar, kami mengindeks halaman web dan menyediakan kutipan faktual," kata Jesse Dwyer, kepala komunikasi Perplexity AI.​

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

UPDATE: Korban Tewas Bencana Sumatra 914 Orang, 389 Lainnya Hilang

06 Des 2025, 20:06 WIBNews