Tiga WNI di Niger Belum Ada Rencana Pulang, Kondisi Mereka Baik

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri RI menyatakan tiga Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Niger, belum berencana pulang ke Tanah Air, pascakudeta yang terjadi di negara tersebut.
“Sejauh ini belum ada rencana pulang,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, melalui pesan singkat, Rabu (9/8/2023).
Judha mengatakan KBRI Abuja di Nigeria terus memantau situasi di Niger, serta menjalin komunikasi dengan tiga WNI yang diketahui bekerja di daerah Tahoua ini.
“Kondisi mereka saat ini baik dan aman,” ungkap Judha.
1. Wilayah udara Niger ditutup sementara
Pemerintah Niger, pada Minggu, 6 Agustus 2023, resmi menutup seluruh wilayah udara setelah berakhirnya tenggat waktu pengembalian kekuasaan kepada Presiden Mohamed Bazoum. Keputusan ini untuk mencegah intervensi militer dari ECOWAS (Economic Community of West African States).
Situasi di Afrika Barat semakin panas dalam beberapa hari terakhir, usai diputuskan sanksi dan ancaman dari ECOWAS kepada junta militer Niger. Sejumlah negara anggota ECOWAS siap menerjunkan tentaranya, untuk mengembalikan demokrasi dan menghentikan kudeta militer.
2. Warga Niger khawatir dengan intervensi militer ECOWAS

Sejumlah warga di Niger mengaku khawatir dengan kemungkinan intervensi militer ECOWAS. Mereka menyebut hidup mereka akan semakin sulit, apalagi mereka sudah terdampak sanksi ekonomi dari ECOWAS.
"Dari pandangan saya, ancaman serangan ini tidak berarti dan seharusnya tidak dilakukan. Kami ada di jalan menuju demokrasi dan dalam demokrasi dialog harus dilakukan, sehingga tidak diperlukan mengangkat senjata dalam menyelesaikan masalah ini," tutur Bachirous Seyni, seorang warga di Niamey, dikutip Africa News.
"Saya tidak berpikir bahwa menyerang Niger di masa yang akan datang akan mengurangi sanksi ekonomi, dan warga Niger akan menjadi pihak yang paling terdampak," ungkap Ben Hassane Salha.
Seorang warga lain bernama Farida Ide Zakari juga menyatakan kekhawatirannya dan berjuang mempertahankan tokonya. Ia khawatir karena bank sudah ditutup dan tidak dapat menarik uang, serta adanya kenaikan harga pangan.
3. Militer Niger disebut minta bantuan Wagner

Sementara itu, pemerintah militer Niger dikabarkan meminta bantuan kepada pasukan militer swasta Wagner asal Rusia, untuk menghadapi kemungkinan intervensi ECOWAS.
Permintaan itu disuarakan ketika Jenderal Salifou Mody mengadakan kunjungan ke Mali dan mengadakan dialog langsung dengan pemimpin Wagner. Jurnalis senior, Wassim Nasr, menyatakan informasi pertemuan itu didapat dari sumber terpercaya di Mali dan diplomat Prancis.
"Mereka membutuhkan Wagner karena mereka akan menjamin junta militer Niger mempertahankan kekuasaannya," tutur Nasr.
Mody memperingatkan jika ECOWAS memutuskan mengintervensi Niger, maka dampaknya sangat besar. Ia menyebut intervensi militer akan membuat negaranya menjadi Libya baru.