Tokyo Akan Bangun Bunker Anti Rudal di Stasiun Azabu-Juban

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Tokyo berencana merenovasi stasiun kereta bawah tanah Azabu-Juban di distrik Minato untuk membuat tempat perlindungan bawah tanah, jika terjadi serangan rudal dari negara asing.
Stasiun Azabu-Juban adalah perhentian di Jalur Toei Oedo di ibu kota Jepang, yang mana sangat dekat dari distrik Roppongi dan Hiroo, tempat banyak keduataan asing dan gedung perkantoran berada.
Pemerintah tersebut akan menyisihkan 200 juta yen (sekitar Rp21 miliar) dalam rancangan anggarannya untuk tahun fiskal baru, yang dimulai pada 1 April untuk penelitian studi kelayakan, dilansir Asahi Shimbun pada Senin (18/3/2024).
1. Dilandaskan Undang-Undang Perlindungan Sipil

Pemerintah pusat telah memberikan tanggung jawab kepada prefektur untuk menetapkan lokasi evakuasi sementara, jika terjadi keadaan darurat berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Sipil. Ini untuk memastikan masyarakat tetap aman dari ancaman seperti serangan rudal.
Lokasi yang umum termasuk stasiun kereta bawah tanah dan bangunan beton kokoh lainnya. Tempat penampungan harus memiliki ruang yang cukup untuk menampung 0,825 meter persegi per orang untuk seluruh penduduk di prefektur.
Pemerintah juga akan memberikan bantuan keuangan kepada pemerintah kota yang membangun tempat penampungan tersebut.
Sebuah survei akan segera dimulai guna memastikan rincian dan spesifikasi shelter. Tokyo juga sedang mencari calon tempat penampungan tambahan dan akan mempertimbangkan mengenai pemanfaatan tempat parkir bawah tanah.
2. Berbagai fasilitas penampungan bawah tanah

Nantinya, tempat penampungan bawah tanah akan dilengkapi dengan fasilitas, seperti makanan, air, peralatan ventilasi, sumber listrik darurat, perangkat komunikasi, dan barang-barang penting lainnya yang memungkinkan orang untuk tinggal dalam jangka waktu lama.
Pada November 2023, Tokyo telah menetapkan 4.258 lokasi yang ditetapkan sebagai daerah evakuasi darurat sementara. Tokyo juga berupaya membangun fasilitas yang lebih kuat dan tahan lama agar mampu menahan serangan yang berkepanjangan dan intens.
Dilaporkan, meski tempat penampungan darurat sementara ini berlokasi di daerah yang dianggap aman, namun tempat tersebut tidak memiliki persediaan yang diperlukan untuk tinggal lebih lama, seperti air minum dan makanan. Oleh karena itu, Tokyo bergerak untuk membuat shelter bawah tanah dan diperkirakan akan selesai dalam beberapa tahun.
3. Kekhawatiran Jepang soal ketegangan geopolitik di kawasan

Tindakan tersebut merupakan sebuah langkah yang dilakukan Jepang di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan kekhawatiran terhadap keamanan nasional.
Sebelumnya, pejabat Tokyo telah mengunjungi tempat perlindungan bom di negara lain, seperti Finlandia, untuk mengumpulkan referensi guna meningkatkan keamanan tempat perlindungan sementara penduduknya.
"Kami telah menyiapkan fasilitas evakuasi lainnya di masa lalu, namun mengingat betapa sulitnya hubungan internasional saat ini, kami pikir penting untuk bersiap menghadapi ancaman rudal balistik yang serius dan signifikan," kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike, dikutip dari Japan Times.
Dilansir Yomiuri Shimbun, tempat perlindungan bawah tanah telah banyak dibangun di luar negeri. Banyak penduduk di daerah konflik seperti Ukraina dan Palestina di Gaza menggunakan fasilitas ini guna berlindung dari pertempuran.
Sementara itu, pemerintah Jepang juga berencana untuk melanjutkan pembangunan tempat perlindungan sebagai bagian dari persiapan peluncuran rudal berulang kali oleh Korea Utara dan kemungkinan yang melibatkan Taiwan.