Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Tunjuk Susie Wiles Jadi Kepala Staf Gedung Putih

Donald Trump dan Susie Wiles. (x.com/@susie57)
Intinya sih...
  • Susie Wiles menjadi perempuan pertama yang jadi kepala staf Gedung Putih AS
  • Wiles adalah veteran politik Florida yang berhasil memimpin kemenangan Trump di negara bagian tersebut pada 2016
  • Trump mempekerjakan Wiles pada 2021 setelah peristiwa 6 Januari dan dia berhasil membantu kebangkitan politik Donald Trump

Jakarta, IDN Times - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan penunjukan ketua tim kampanyenya, Susie Wiles sebagai kepala staf Gedung Putih. Wiles akan menjadi perempuan pertama yang memegang jabatan penting ini dalam sejarah AS.

"Susie telah membantu saya meraih kemenangan politik terbesar dalam sejarah Amerika. Dia juga berkontribusi besar dalam kesuksesan kampanye 2016 dan 2020," ujar Trump dalam pernyataannya, dilansir CNN.

Penunjukan Wiles sebagai kepala staf merupakan keputusan besar pertama Trump sebagai presiden terpilih. Posisi ini tidak memerlukan konfirmasi Senat. Jabatan ini merupakan posisi terpenting kedua di Sayap Barat Gedung Putih setelah presiden.

Sebelum pengumuman ini, Wiles memang dikabarkan menjadi kandidat terkuat untuk posisi tersebut. Dia memiliki beberapa syarat sebelum menerima jabatan ini. Salah satunya adalah kontrol lebih besar atas akses ke presiden di Oval Office.

1. Rekam jejak Susie Wiles bersama Trump

Melansir Associated Press, Wiles adalah veteran politik Florida yang berhasil memimpin kemenangan Trump di negara bagian tersebut pada 2016. Dia juga membantu mengarahkan kampanye gubernur Ron DeSantis pada 2018.

Namun, hubungan keduanya memburuk. DeSantis kemudian melobi kampanye Trump 2020 untuk memecat Wiles pada 2019.

Pemecatan tersebut berlangsung singkat. Wiles segera dipanggil kembali untuk memimpin kampanye Trump di Florida.

Melansir Politico, Trump juga mempekerjakan Wiles pada 2021 setelah peristiwa 6 Januari. Saat itu, Trump berada di titik terendah secara politik. Sekarang terbukti, Wiles berhasil membantu kebangkitan politik Donald Trump.

"Dia tidak pernah ragu untuk berbicara dengan Trump tentang hal-hal sulit. Dia juga pandai mengumpulkan orang yang tepat untuk membicarakan hal-hal yang benar," ujar Chris LaCivita, co-manager kampanye Trump.

2. Mampu mengendalikan impuls Trump  dengan baik

Mantan Presiden AS, Donald Trump. (x.com/@TeamTrump)

Selama kampanye, Wiles menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengendalikan Trump. Dia tidak melakukannya dengan menegur atau menggurui.

Wiles lebih memilih mendapatkan rasa hormat Trump. Dia juga menunjukkan bahwa keputusan Trump akan lebih baik ketika mengikuti sarannya.

"Dia bisa mengelola ego apa pun yang datang padanya dengan sangat lugas dan menguasainya secara detail," ujar LaCivita dilansir dari Associated Press.

Wiles juga berhasil membangun hubungan strategis dengan tokoh-tokoh berpengaruh seperti Robert F. Kennedy Jr. dan Elon Musk.

Trump sering memuji kepemimpinan Wiles yang dinilai menjalankan kampanye terbaiknya. Dalam sebuah acara kampanye di Milwaukee awal bulan ini, Trump memuji kepiawaian Wiles dengan sangat antusias. Kontras dengan Trump, Wiles dikenal lebih suka menghindari sorotan publik.

3. Wiles tidak punya banyak pengalaman di tingkat federal

Pemilihan Wiles dianggap sebagai langkah Trump untuk membangun tim yang lebih solid dan kompak. Namun, gaya kerja tim ini diprediksi akan tetap berbeda dari pemerintahan sebelumnya. Selama masa jabatan pertamanya, Trump berganti kepala staf sebanyak empat kali.

Wiles tidak memiliki banyak pengalaman di pemerintahan federal. Pengalaman terakhirnya di Washington adalah pada era Reagan. Saat itu dia bekerja di Departemen Tenaga Kerja dan kemudian di Gedung Putih sebagai penjadwal. Kedepannya, dia akan menjadi penghubung Gedung Putih dengan berbagai lembaga eksekutif dan Kongres.

Brooke Rollins, yang juga dipertimbangkan untuk posisi kepala staf, mengundurkan diri dari pencalonan pada hari Rabu. Dia menilai persaingan dengan Wiles akan menimbulkan pertarungan kekuasaan yang serius.

Rollins, yang pernah bekerja di masa jabatan pertama Trump, kini memimpin America First Policy Institute. Dia masih diharapkan memiliki peran dalam administrasi kedua Trump mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us