Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Turki Ancam Habisi Militan Kurdi yang Bertahan di Suriah

Ilustrasi bendera Turki. (unsplash.com/Tarik Haiga)
Intinya sih...
  • Presiden Turki Erdogan mengancam militan Kurdi di Suriah untuk menyerahkan senjata atau akan dikubur bersama senjatanya di tanah Suriah.
  • Kementerian Pertahanan Turki melaporkan berhasil menewaskan 21 militan YPG-PKK di Suriah Utara dan Irak dalam operasi terbaru.
  • Turki memandang YPG sebagai perpanjangan tangan dari PKK yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara, termasuk Turki, AS, dan Uni Eropa.

Jakarta, IDN Times - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam militan Kurdi di Suriah pada Rabu (25/12/2024). Mereka didesak untuk meletakkan senjata. Ancaman tersebut disampaikan Erdogan dalam pidato di hadapan anggota parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AK).

"Para pemberontak harus menyerahkan senjata mereka atau akan kami kubur bersama senjatanya di tanah Suriah," ujar Erdogan, dilansir Al Jazeera.

Ketegangan muncul setelah jatuhnya mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada 8 Desember 2024. Ankara berulang kali menuntut milisi Kurdi YPG bubar karena dinilai tidak memiliki tempat di masa depan Suriah. Situasi ini membuat faksi-faksi utama Kurdi di Suriah terpojok.

1. Turki tewaskan 21 militan YPG-PKK dalam operasi terbaru

Kementerian Pertahanan Turki melaporkan pasukan bersenjata mereka berhasil menewaskan 21 militan YPG-PKK di Suriah Utara dan Irak. Operasi militer terbaru ini menyasar 20 militan yang sedang bersiap melancarkan serangan di Suriah Utara.

Satu militan lainnya tewas dalam operasi di wilayah Irak Utara. Militer Turki rutin melakukan operasi lintas batas yang menargetkan PKK di wilayah pegunungan Irak Utara, tempat kelompok tersebut memiliki beberapa basis.

"Operasi kami akan terus berlanjut secara efektif dan tegas," kata Kementerian Pertahanan Turki, dilansir Reuters.

Situasi di Suriah timur laut semakin tegang setelah pergantian kepemimpinan. Kelompok bersenjata yang didukung Turki terlibat konfrontasi dengan YPG di berbagai wilayah. Konflik Turki-PKK sendiri telah berlangsung sejak 1984 dan menewaskan lebih dari 40 ribu orang.

2. Alasan Turki menentang keberadaan YPG di Suriah

Turki memandang YPG sebagai perpanjangan tangan dari PKK yang memberontak melawan pemerintahan Ankara sejak 1984. PKK sendiri telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa.

YPG menjadi komponen utama dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang mendapat dukungan AS. Situasi ini memperumit hubungan antara Turki dan sekutu NATO-nya tersebut. Ankara telah berulang kali meminta Washington menghentikan dukungan terhadap YPG.

SDF yang dipimpin YPG dinilai telah kehilangan dukungan politik setelah jatuhnya Assad.

"Kami akan memberantas organisasi teroris yang mencoba membangun tembok darah antara kami dan saudara-saudara Kurdi kami," tutur Erdogan, dilansir Al Arabiya. 

3. Komandan SDF akui keberadaan PKK di Suriah

sudut kota Aleppo, Suriah. (unsplash.com/Aladdin Hammami)

Komandan SDF Mazloum Abdi mengakui keberadaan pejuang PKK di Suriah dalam wawancara dengan Reuters pekan lalu. Ini menjadi pengakuan pertama dari pihak SDF terkait aktivitas PKK di wilayah Suriah.

Abdi menyatakan pejuang PKK telah membantu mereka melawan ISIS. Namun, ia membantah adanya hubungan organisasi antara SDF dan PKK. Pejuang PKK disebut akan kembali ke negara asal mereka jika tercapai gencatan senjata total dengan Turki.

Sementara itu, Turki berencana membuka konsulat di Aleppo. Ankara memperkirakan akan ada peningkatan arus lalu lintas di perbatasan pada musim panas tahun depan. Peningkatan ini terkait rencana pemulangan jutaan pengungsi Suriah yang selama ini ditampung Turki.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us