Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eropa Siap Pimpin Pasukan Multinasional untuk Lindungi Ukraina

bendera Ukraina. (unsplash.com/Richard Bell)
bendera Ukraina. (unsplash.com/Richard Bell)
Intinya sih...
  • Para pemimpin Eropa siap memimpin pasukan multinasional di Ukraina untuk membantu pemulihan kekuatan militer dan memberikan jaminan keamanan mirip Pasal 5 NATO.
  • Paket keamanan baru dipresentasikan oleh AS dalam pembicaraan tingkat tinggi di Berlin, dengan Trump optimis perang Rusia-Ukraina akan segera berakhir.
  • Meskipun ada kemajuan, sengketa wilayah yang diduduki Rusia masih menjadi batu sandungan dalam negosiasi damai antara Ukraina dan Rusia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Para pemimpin negara Eropa menyatakan kesiapan mereka untuk memimpin pasukan multinasional di Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan damai. Inisiatif ini muncul dalam pembicaraan di Berlin pada Senin (15/12/2025) yang melibatkan proposal perdamaian dari Amerika Serikat (AS). Pasukan tersebut rencananya akan dibentuk oleh koalisi negara sukarelawan dengan dukungan logistik dari AS.

Langkah ini diambil sebagai bentuk jaminan keamanan bagi Kiev guna mencegah invasi Rusia terulang kembali di masa depan. Sementara itu, Moskow dan Kiev dilaporkan semakin dekat mencapai kesepakatan damai.

1. Ukraina akan dapat jaminan keamanan mirip Pasal 5 NATO

Dalam pernyataan bersama, para pemimpin Eropa menyatakan pasukan multinasional ini bertugas membantu pemulihan kekuatan militer Ukraina. Mereka juga akan berperan aktif dalam mengamankan wilayah udara dan laut Ukraina.

Menurut proposal tersebut, Ukraina akan mendapatkan dukungan Barat untuk mempertahankan tentara tetap sebanyak 800 ribu personel. Eropa juga mendukung rencana Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa (UE).

AS sendiri tidak akan menempatkan pasukan darat, tapi akan memimpin mekanisme pemantauan gencatan senjata. Mekanisme ini dirancang untuk memberikan peringatan dini terhadap serangan di masa depan serta merespons setiap pelanggaran yang terjadi di lapangan.

Pejabat AS menyatakan Ukraina akan menerima jaminan perlindungan yang mirip dengan Pasal 5 NATO. Jaminan ini dianggap sebagai protokol keamanan paling kuat yang dicapai oleh pihak Ukraina dan Eropa sepanjang konflik ini.

“Ini adalah jaminan yang sangat, sangat kuat. Semoga pihak Rusia akan melihatnya dan berkata pada diri mereka sendiri: 'Tidak apa-apa, karena kami tidak punya niat (untuk memulai kembali perang).' Kami akan memegang ucapan mereka,” ujar pejabat tersebut, dilansir The Guardian.

2. Trump optimis Rusia-Ukraina akan segera damai

Paket keamanan baru ini dipresentasikan oleh AS dalam pembicaraan tingkat tinggi di Berlin yang dihadiri oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy serta diplomat senior Eropa. Delegasi AS dipimpin oleh utusan khusus Steve Witkoff dan menantu Donald Trump, Jared Kushner.

Kanselir Jerman Friedrich Merz menyambut baik perkembangan ini dan menyebut jaminan yang ditawarkan AS sangat substansial. Ia menilai diskusi yang berlangsung produktif dan membawa kedua belah pihak semakin dekat dengan kesepakatan damai.

Dilansir Al Jazeera, Presiden AS, Donald Trump, juga optimis perang yang telah berlangsung empat tahun tersebut akan segera berakhir. Trump mengklaim telah melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Zelenskyy maupun pemimpin NATO lainnya.

“Kami telah melakukan banyak percakapan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan saya pikir kami sekarang lebih dekat daripada sebelumnya, dan kita akan lihat apa yang bisa kami lakukan,” kata Trump.

Pihak negosiator AS mengklaim telah menyelesaikan sekitar 90 persen perselisihan antara pihak Rusia dan Ukraina. Mereka percaya Rusia akan menerima jaminan keamanan ini karena dianggap sebagai pelonggaran signifikan dari tuntutan Kremlin sebelumnya terkait pembatasan militer Ukraina.

3. Sengketa wilayah masih jadi batu sandungan

Kendati ada kemajuan, masih ada perdebatan terkait status wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Zelenskyy mengakui pembicaraan dengan utusan Trump tidak mudah. Ia menegaskan keputusan mengenai wilayah harus ditentukan oleh rakyat Ukraina.

Di sisi lain, Trump mengisyaratkan, Ukraina mungkin harus menyerahkan bagian wilayah Donbas timur kepada Rusia sebagai imbalan jaminan keamanan. Ia berpendapat Ukraina pada dasarnya sudah kehilangan wilayah tersebut dalam perang. Zelenskyy sendiri telah menolak menyerahkan wilayah Ukraina ke Rusia.

“Telah ada dialog yang cukup mengenai wilayah, dan saya pikir, sejujurnya, kami masih memiliki posisi yang berbeda,” ungkap Zelenskyy.

Para pejabat AS saat ini masih mencari solusi terkait status wilayah pendudukan, termasuk opsi menjadikannya zona ekonomi bebas. Namun, belum ada kesepakatan final mengenai kontrol dan status daerah-daerah yang telah diambil alih oleh pasukan Rusia. Masalah operasional Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia juga masih menjadi perdebatan yang belum terselesaikan.

Rusia terus melancarkan serangan seiring negosiasi yang sedang berlangsung. Zelenskyy menuduh Moskow sengaja menargetkan infrastruktur energi dan pembangkit listrik untuk menekan posisi Kiev di meja perundingan. Di sisi lain, Kremlin menyatakan siap untuk berdamai tapi menolak segala bentuk tipu muslihat atau jeda sementara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Duduk Perkara 15 WNA China yang Diduga Serang TNI di Ketapang Versi Militer

17 Des 2025, 11:19 WIBNews