Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Tangkapi Guru Asal Rusia yang Dikirim ke Kharkiv

Bendera Ukraina di Balakliya, Kharkiv usai dibebaskan, Selasa (13/9/2022). (twitter.com/IAPonomarenko)

Jakarta, IDN Times - Otoritas Ukraina pada Senin (12/9/2022) menangkap sejumlah guru asal Rusia yang ditempatkan di Kharkiv. Penangkapan tersebut dilancarkan setelah pasukan Ukraina berhasil merebut kembali teritori Kharkiv yang diduduki Rusia. 

Pada Juli lalu, Rusia sudah bersiap mengirimkan ratusan tenaga pengajar ke wilayah pendudukannya di Ukraina. Kebijakan itu diambil sebagai langkah memperbaiki kurikulum di negara Eropa Timur itu yang dianggap menerapkan derusifikasi. 

Berdasarkan laporan The Washington Post, banyak guru dari berbagai daerah di Rusia yang tertarik mendaftar program tersebut. Pasalnya, tenaga pengajar yang ditempatkan di teritori dudukan dijanjikan gaji besar hingga 2.900 dolar AS (Rp43,3 juta) per bulan. 

1. Ukraina anggap guru itu melanggar hukum karena ajarkan kurikulum Rusia

Keterangan di atas diungkapkan oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, setelah keberhasilan Ukraina merebut kembali teritorinya. Penangkapan itu karena para guru mengajarkan kurikulum Rusia di sekolah Ukraina, yang dianggap sebagai tindakan kriminal. 

"Tentu saja, pengadilan yang akan menentukan hukuman pada mereka, tapi di teritori negara kami banyak warga Rusia yang datang ketika wilayah hanya diokupansi sementara. Mereka pasti akan mendapatkan jeratan hukum, kecuali jika mereka meninggalkan teritori kami sesegera mungkin," papar Vereshchuk, dikutip RFE/RL.

Vereshchuk menambahkan, guru asal Rusia yang ditahan tidak akan masuk dalam daftar pertukaran tahanan. Hal ini karena mereka bukan termasuk kombatan yang menjadi tawanan. 

Anggota parlemen Ukraina, Oleksiy Honcharenko, pernah mengatakan bahwa guru dari Rusia itu sudah ditahan di Kupiansk, Kharkiv. 

2. Rusia sebut tidak ada guru yang ditempatkan di Kharkiv

Menanggapi klaim tersebut, Menteri Pendidikan Rusia, Sergei Kravtsov, mengelak adanya guru yang ditangkap di Kharkiv. Ia berdalih bahwa hanya guru lokal asal Ukraina yang mengajarkan anak sekolah di Kharkiv sejak 1 September. 

"Guru asal Rusia yang mengajar di teritori dudukan pasukan Rusia masih aman. Pendidikan Rusia tidak terhalang oleh batas negara. Intimidasi kepada guru terkait pekerjaannya tentu saja suatu kegilaan," tutur Kravtsov, dikutip The Moscow Times.

Tak berselang lama, Kravtsov menambahkan bahwa semua guru yang ingin meninggalkan Kharkiv sudah dievakuasi ke Rusia. 

Sementara, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Selasa (13/9/2022) menegaskan bahwa tidak ada satu pun guru Rusia yang ditempatkan di Kharkiv. 

3. Pasukan Ukraina di Kharkiv jauh melebihi jumlah pasukan Rusia

Tank milik pasukan bersenjata Ukraina. (twitter.com/DefenceU)

Pejabat Rusia di Kharkiv, Vitaliy Ganchev, mengatakan bahwa pasukan Ukraina yang melancarkan serangan kilat di teritorinya melampaui jumlah pasukan Rusia. Bahkan, jumlah pasukan Ukraina delapan kali lebih banyak dari tentara Rusia. 

"Pasukan bersenjata Ukraina berhasil menguasai teritori bagian utara yang sebelumnya diduduki Rusia. Pasukan Rusia dan sekitar 5 ribu warga sipil berhasil dievakuasi ke Rusia. Situasi dalam beberapa hari ini semakin sulit," ungkapnya. 

Peta yang dipublikasikan Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan bahwa pasukan Rusia hampir meninggalkan wilayah Kharkiv sepenuhnya. Pada teritori bagian selatan, pasukan Ukraina berhasil merebut sebagian wilayah Kherson, dilaporkan dari Reuters.

Meski begitu, pemimpin Rusia di Kherson, Kirill Stremousov menegaskan bahwa situasi di teritorinya masih terkendali dan tidak ada kepanikan. Ia mengungkapkan bahwa kemungkinan serangan akan terjadi, tapi ia mengaku tidak akan menyerah dalam mempertahankan Kherson. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us