Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Warga AS Keturunan Lebanon Khawatirkan Nasib Keluarganya

ilustrasi kota di Lebanon (unsplash.com/Maxime Guy)
Intinya sih...
  • Hussein Dabajeh kehilangan enam kerabatnya di Lebanon selatan akibat serangan udara Israel.
  • Lebanon mengalami serangan udara besar-besaran oleh Israel, menewaskan ribuan orang dan menyebabkan jutaan lainnya mengungsi.
  • Kematian Kamel Ahmad Jawad, warga AS di Lebanon, menimbulkan keprihatinan atas evakuasi warga AS di negara tersebut.

Jakarta, IDN Times - Hussein Dabajeh dari kota Dearborn, Michigan, mengatakan bahwa dia telah kehilangan enam kerabatnya di Lebanon selatan selama dua pekan terakhir. Setiap hari, ia dengan cemas menunggu kabar dari sepupu-sepupunya untuk memastikan mereka masih hidup.

Dabajeh mengatakan bahwa di Dearborn, pusat komunitas Arab di Amerika Serikat (AS), sulit untuk menemukan keluarga yang tidak terdampak oleh eskalasi terbaru ini. 

"Hal ini berdampak pada hampir semua orang. Ini sangat menyentuh kehidupan kami semua," ungkapnya kepada The National.

Terdapat sekitar 1,5 juta orang keturunan Lebanon yang tinggal di AS. Jumlah ini mencerminkan proporsi yang signifikan dalam komunitas Arab-Amerika."

1. Serangan udara Israel tewaskan warga Dearborn awal pekan ini

Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di berbagai wilayah di Lebanon dalam upaya menargetkan kelompok Hizbullah. Eskalasi ini terjadi setelah hampir satu tahun konflik lintas batas antara kedua belah pihak menyusul perang di Gaza.

Pemerintah Lebanon mengatakan bahwa serangan Israel di negara tersebut telah menewaskan lebih dari 2 ribu orang, termasuk warga sipil, dan menyebabkan lebih dari satu juta lainnya mengungsi.

Pada Selasa (1/10/2024), serangan udara Israel menewaskan Kamel Ahmad Jawad, 56 tahun, seorang ayah empat anak dari Dearborn. Putrinya, Nadine Jawad, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ayahnya terbunuh saat menjadi sukarelawan di kampung halamannya di Nabatieh, Lebanon selatan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, awalnya mengatakan bahwa Kamel Ahmad Jawad adalah seorang pemegang green card atau penduduk tetap yang sah,  dan bukan warga negara AS. Namun, departemen tersebut pada Jumat (4/10/2024) mengoreksi pernyataan itu dengan mengatakan bahwa Jawad warga negara AS.

“Kami mengetahui dan khawatir atas laporan kematian Kamel Jawad, yang telah kami konfirmasi sebagai warga negara AS. Seperti yang telah kami sampaikan berulang kali, adalah suatu kewajiban moral dan strategis bagi Israel untuk mengambil semua tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan untuk mengurangi kerugian warga sipil. Setiap kehilangan nyawa sipil adalah sebuah tragedi," kata juru bicara tersebut, dikutip dari Reuters.

2. Banyak warga Dearborn punya ikatan kuat dengan Lebanon selatan

Imad Hamad, direktur Dewan Hak Asasi Manusia Amerika, sebuah organisasi Arab-Amerika yang berbasis di Michigan, mengatakan bahwa sebagian besar warga Lebanon di Dearborn memiliki ikatan yang kuat dengan Lebanon selatan. Banyak dari mereka menghabiskan liburan bersama keluarga, serta memiliki rumah dan bisnis di sana.

“Orang-orang mengira ini adalah posisi politik. Ini bukan masalah politik – ini hal yang pribadi, masyarakat terkena dampaknya secara langsung. Orang-orang tidak tidur, orang-orang terpaku pada televisi. Mereka berusaha mati-matian untuk mendapatkan berita dan membantu orang yang mereka cintai,” kata Hamad, seorang pengungsi Palestina yang tumbuh besar di selatan Lebanon, kepada The National.

Organisasi Hamad saat ini berupaya membantu puluhan warga AS-Lebanon yang terjebak di negara tersebut.Hanya ada satu maskapai penerbangan yang masih beroperasi di Lebanon, namun harga tiketnya telah melonjak drastis.

3. Pejabat AS desak pemerintah tingkatkan evakuasi bagi warganya di Lebanon

Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa sekitar 7 ribu warga AS di Lebanon telah mendaftar untuk meninggalkan negara tersebut, namun sejauh ini pemerintah belum mengatur evakuasi untuk mereka semua. Pada Kamis (3/10/2024), departemen tersebut mengatakan bahwa dua penerbangan yang mengangkut total 250 warga AS berserta anggota keluarga mereka telah dievakuasi dari Beirut ke Istanbul.

Pada Selasa, Gubernur Michigan, Gretchen Whitmer, menulis surat kepada Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, mendesak pemerintahan Joe Biden untuk melakukan lebih banyak upaya dalam menyelamatkan warganya yang terjebak di Lebanon.

Rashida Tlaib, seorang Anggota Kongres dari Michigan, menyebutkan bahwa 148 warga dari daerah pemilihannya telah berusaha meninggalkan Lebanon.

"Departemen Luar Negeri meninggalkan warga Amerika dan gagal melindungi warganya sendiri," tulisnya dalam sebuah unggahan di media sosial X.

Sementara itu, juru bicara Pentagon, Sabrina Singh menyatakan bahwa Departemen Luar Negeri telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke Lebanon sejak awal, seraya mendorong warga AS di negara itu untuk segera keluar dengan menggunakan penerbangan komersial.

"Militer, tentu saja, selalu siap dan memiliki berbagai rencana. Jika kami perlu mengevakuasi warga Amerika dari Lebanon, kami pasti bisa melakukannya, dan rencana tersebut dapat dilaksanakan. Namun, kami belum diminta untuk melakukan itu," tambahnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us