Warga Rusia dan Belarusia yang Ditahan di Chad Kembali ke Moskow

- Empat warga negara Rusia dan Belarusia dibebaskan setelah ditahan di Chad selama sebulan
- Maxim Shugalei, diidentifikasi sebagai sosiolog, terkait dengan Wagner Group dan LSM yang terkait dengan Prigozhin
- Wagner Group berperan dalam invasi Rusia di Ukraina, meninggalnya Prigozhin, dan operasi militer dan bisnis swasta Rusia di Afrika
Jakarta, IDN Times - Empat warga negara Rusia dan Belarusia yang ditahan selama lebih dari sebulan di Chad dilaporkan telah diterbangkan ke Moskow pada Sabtu (16/11/2024). Media Rusia melaporkan bahwa salah satu di antara kelompok tersebut adalah Maxim Shugalei, yang diidentifikasi sebagai sosiolog.
Namun, jurnalis dan lembaga Barat, termasuk Uni Eropa (UE), menganggapnya sebagai pejabat yang terkait dengan mendiang kepala tentara swasta Rusia, Wagner Group.
“Tiga warga Rusia dan seorang warga Belarusia, yang ditangkap dan ditahan di Chad, telah dibebaskan dan tiba di Moskow malam ini,” lapor kantor berita RIA, mengutip perkataan dari rekan Shugalei.
1. Shugalei dan Seifan ditahan di Chad pada September
Menurut media Rusia, Shugalei dan pria kedua yang diidentifikasi sebagai Samir Seifan ditahan di bandara di ibu kota Chad, Ndjamena, pada September tanpa alasan yang jelas. Duta besar Chad untuk Moskow, Adam Bechir, kemudian mengumumkan bahwa Presiden Mahamat Idriss Deby telah memerintahkan agar keempat pria tersebut dibebaskan dan diserahkan kepada otoritas Rusia.
Surat kabar harian Rusia, Kommersant, melaporkan bahwa penahanan mereka terkait dengan artikel di majalah Jeune Afrique yang berbasis di Prancis. Artikel tersebut mengidentifikasi Shugalei sebagai rekan pendiri Wagner, Yevgeny Prigozhin.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia disebut telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjamin pembebasan mereka.
2. Wagner Group berperan besar dalam perang di Ukraina
Wagner Group berperan besar dalam invasi Rusia di Ukraina. Namun, kelompok ini melancarkan pemberontakan pada Juni 2023, dan sempat mengancam akan menyerang Moskow dari Rusia selatan. Prigozhin tewas sebulan kemudian dalam kecelakaan pesawat.
Dilansir dari Reuters, Rusia berupaya menjalin hubungan baik di seluruh Afrika dan melakukan terobosan besar di Burkina Faso, Mali, dan Republik Afrika Tengah melalui jaringan militer dan bisnis swasta. Sejak kematian Prigozhin, Moskow berupaya memusatkan operasi di bawah Korps Afrika.
3. Shugaley dan Sueifan pernah ditangkap di Libya pada 2019
Dilansir dari Moscow Times, Shugalei mengepalai LSM yang berbasis di Moskow, Foundation for the Defense of National Values. Amerika Serikat (AS) mengklaim bahwa LSM tersebut merupakan bagian dari kelompok media yang terkait dengan Prigozhin.
Shugalei juga dikenakan sanksi oleh UE karena dianggap mengawasi kampanye disinformasi untuk mempromosikan Wagner di Afrika. Ia dan Seifan sebelumnya pernah ditangkap di Libya pada Mei 2019 atas tuduhan mencoba memanipulasi pemilu. Mereka kemudian dibebaskan setelah 18 bulan disandera.