Zelenskyy: Dialog Damai dengan Rusia Mulai Terdengar Realistis

Jakarta, IDN Times – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Rabu (16/3/2022) mengatakan bahwa pembicaraan damai dengan Rusia mulai terdengar lebih realistis. Namun, kata Zelenskyy, masih butuh waktu lama untuk mencapai kesepakatan.
"Pertemuan terus berlanjut, dan saya diberitahu, posisi selama negosiasi sudah terdengar lebih realistis. Tetapi masih diperlukan waktu agar keputusan itu (selaras) dengan kepentingan Ukraina," kata Zelenskyy, dikutip dari Reuters.
Para pejabat Ukraina berharap perang berakhir pada Mei. Mereka juga yakin perang ini berakhir dengan kegagalan Rusia untuk memasang pemerintahan ‘boneka’. Hingga saat ini, Moskow belum mampu merebut 1 dari 10 kota terbesar di Ukraina sejak agresi dilancarkan pada 24 Februari lalu.
1. Rusia sebut terlalu dini untuk menyebut ada kemajuan dalam dialog

Sebelumnya, Zelenskyy telah memberikan sinyal untuk berkompromi dengan tawaran damai Rusia, salah satunya adalah tidak lagi berminat menjadi anggota NATO. Moskow melihat kehadiran NATO di Eropa timur sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya.
Sementara itu, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, terlalu dini untuk memprediksi kemajuan dalam dialog damai.
"Pekerjaannya sulit, tapi fakta bahwa (pembicaraan) berlanjut mungkin (pertanda) situasinya semakin positif,” kata Peskov.
2. Ukraina tegaskan tidak ingin bergabung dengan NATO

Beberapa hari setelah invasi Rusia, Zelenskyy kecewa karena bantuan yang dijanjikan NATO tak kunjung tiba. Bahkan, sampai saat ini, permintaan Zelenskyy kepada NATO untuk memberlakukan zona larangan terbang di Ukraina tak kunjung diindahkan.
“Ukraina bukan anggota NATO. Kami telah mendengar selama bertahun-tahun bahwa pintu (untuk bergabung NATO) terbuka, tetapi kami juga mendengar bahwa kami tidak dapat bergabung. Itu adalah kebenaran dan harus diakui,” kata Zelenskyy pada Selasa (15/3/2022), dilansir Al Jazeera.
“Saya senang bahwa warga kami mulai memahami hal ini dan mengandalkan diri mereka sendiri dan mitra yang membantu kami,” tambah dia.
3. PBB sebut lebih dari 3 juta orang meninggalkan Ukraina

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut lebih dari 3 juta orang telah meninggalkan Ukraina, dengan lebih dari 1,8 juta telah tiba di Polandia.
Di Kiev, setengah dari 3,4 juta penduduk telah melarikan diri dan beberapa dari mereka menghabiskan malam dengan berlindung di stasiun metro.
Otoritas Ukraina mengabarkan, serangan di Kiev pada Selasa menewaskan sedikitnya lima orang saat gedung-gedung dibombardir. Namun, Rusia membantah sengaja menargetkan warga sipil.
Menjelang satu bulan invasi Rusia, Presiden AS Joe Biden akan menghadiri pertemuan para pemimpin NATO di Brussels, Belgia pada 24 Maret. Pertemuan itu menjadi lawatan pertama Biden ke Eropa sejak perang dimulai.
Biden diperkirakan akan mengumumkan bantuan keamanan tambahan, yang sudah disiapkan Gedung Putih, senilai 800 juta dolar AS untuk Ukraina.