Cerita Non Muslim War Jualan Takjil Ramadan Pas Masih Jadi Mahasiswa

Tahun ini, ada fenomena menarik yang terjadi saat Ramadan yakni "war" takjil antara rekan-rekan muslim yang menjalankan ibadah puasa dan non muslim yang ingin ikut merasakan suasana berburu takjil. Berbagai meme, tweet kocak, video lucu pun banyak bertebaran di sosial media menggambarkan serunya berburu takjil antara rekan-rekan muslim dan non muslim.
Omong-omong soal non muslim yang "war" takjil, saya sendiri pernah mengalami suasana ini lho. Bukan, saya bukan "war" berburu takjil dengan rekan-rekan muslim kok. Namun saya dulu pernah "war" untuk jualan takjil. Oke saya ceritain ya, pengalaman lucu dan gak bakalan pernah tergantikan "war" takjil yang dahulu pernah saya alami.
Momen ini terjadi kala saya masih aktif menjadi mahasiswa di Malang dulu. Sebagai mahasiswa yang punya keterbatasan finansial dan harus mencari dana untuk kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), maka ada saja yang saya dan teman-teman dulu lakukan. Fyi, di masa kuliah dulu, sekitar tahun 2010 sampai 2013, saya merupakan pengurus aktif di UKM mahasiswa Katolik kampus.
Nah, untuk mencari-cari dana demi terselenggaranya camping mahasiswa baru Katolik kampus yang bisa dilaksanakan diantara bulan Agustus hingga September, sudah dari jauh-jauh hari kami mencari dana. Mulai dari mengamen di gereja-gereja, jualan barang-barang bekas sampai jualan takjil pas bulan Ramadan.
Lucunya, dulu kala masa-masa jualan takjil itu saya dan teman-teman harus bersaing mempersiapkan takjil menggugah selera dengan tetangga UKM lainnya, termasuk UKM mahasiswa Kristen.
Gak cuma berhenti dipersiapannya, dahulu kala saya dan yang lain harus bersaing menjual takjil diantara penjual yang memang puasa juga. Persaingannya mulai bikin es-es yang menggugah selera, tulisan yang menarik hingga berteriak-teriak menawarkan takjil kepada mahasiswa atau pengendara yang melintasi Jalan Surabaya di Malang, lokasi tempat saya dan rekan-rekan jualan dulu.
Asyiknya, dulu karena saya dan teman-teman gak dipusingkan dengan urusan mudik, biasa kami jualan takjil sampai minggu mendekati lebaran. Di mana kala minggu itu biasa banyak mahasiswa-mahasiswa atau UKM lain yang juga ikutan jualan takjil sudah mulai gak berjualan.
Dari pengalaman 3 tahun berturut-turut "war" jualan takjil memang gak terlalu banyak dana yang bisa kami kumpulkan untuk menyokong kebutuhan dana acara sih. Namun, pengalaman serunya ikutan jualan, teriak-teriak pinggir jalan menawarkan es yang dijual, belanja ke pasar bahan-bahan takjil dan bisa interaksi dengan yang lain itulah yang gak bisa dilupakan.
Sudah hampir 11 tahun setelah saya meninggalkan bangku kuliah pun masih ada sedikit rasa kangen kumpul sama teman-teman untuk "war" jualan takjil. Vibes sore hari jelang buka yang selalu dirindukan karena kerasa hangat dan ramainya manusia lalu-lalang walau gak menjalankan ibadah puasa itu perasaan yang gak bakal pernah terganti dan mudah dilupakan.