[COMMENT OF THE WEEK] Dari Dian Sastro Hingga Miss Indonesia

IDN Times memiliki fitur baru bernama 'Comment of the Week'. Dalam fitur ini, para penulis dan editor IDN Times bekerjasama untuk menyajikan konten yang berkualitas, informatif, juga pastinya menghibur. Adapun konten ini didapatkan dengan menjaring komentar-komentar terbaik dari pembaca selama satu minggu.
Adapun kriteria yang kami gunakan untuk menentukan mana komentar yang layak menjadi salah satu komentar terbaik dalam Comment of the Week adalah sebagai berikut:
1) Sopan
2) Relevan dengan isi artikel
3) Membuka kesempatan untuk diskusi
4) Berisi informasi yang obyektif dan berdasarkan data
5) Berisi saran dan kritik yang obyektif untuk kemajuan IDN Times
6) Menghibur
Comment of the Week juga merupakan bentuk apresiasi IDN Times kepada para pembaca yang membagikan pikiran dan ide-idenya di kolom komentar IDN Times. Maka, dalam seminggu terakhir, IDN Times memilih komentar-komentar ini sebagai Comment of the Week.
1) OPINION/ENTERTAINMENT

Artikel: [OPINI] Ramai-Ramai Menakar Tabiat Dian Sastrowardoyo dari Cuplikan Video Singkat
Komentar:
Siapapun akan kaget jika tiba tiba ada tangan menggandeng begitu saja dengan orang yang tidak kenal. Walaupun itu sebetulnya fansnya, tapi tetap akan bersikap refleks seperti itu. Buat aku ga apa-apa. Yakin Dian Sastro bukan orang yang seperti itu jadi jangan nge-judge orang yang belum kita tahu sebenarnya. - Hamiah Cipto
Alasan:
Salah satu yang tulisannya paling rapi dan enak dibaca. Selain itu, dia juga tidak mengikuti pendapat mayoritas yang menyalahkan Dian. Dia punya pendapat sendiri dan mau melihat dari berbagai sudut.
2) HYPE/VIRAL - DANTI

Artikel: Keren! Kampung di Blitar Ini Dihiasi Ilusi Optik 3D Art yang Memukau!
Komentar:
Maunya buat lomba untuk anak-anak berbakat di Aceh. Selain bisa mempercantik kota, bisa juga membuktikan keahlian anak-anak yang berbakat. - Nelly Octa RA
Alasan:
Senang ada yang terinspirasi untuk membuat perubahan di daerahnya sendiri.
3) SCIENCE - BAYU

Artikel: Siapa Pribumi Asli Indonesia yang Sebenarnya?
Komentar:
Indonesia lahir bukan dari suku, ras, agama, golongan. Indonesia lahir karena sama-sama merasakan penderitaan saat dijajah, sama-sama berjuang dan mempertahankan haknya untuk tinggal di suatu wilayah yang dulu disebut Nusantara. Jujur jika Anda peka terhadap sejarah, hubungan Indonesia dengan negeri-negeri Timur lainnya (India, Tiongkok, Arab, dsb) itu sangat baik.
Di dalam sejarah tidak pernah terdengar bahwa bangsa-bangsa tersebut pernah mencoba menjajah Indonesia. Malah cenderung memajukan Nusantara. Dan sekali lagi, setia manusia itu ada yang baik dan ada yang buruk. Jangan karena satu orang bersalah, satu suku disalahkan. Sama saja seperti satu orang membunuh, satu keluarga dipenjarakan. Apakah itu adil? Silakan nurani sendiri menilainya. Salam. - Jon Faryanto
Alasan:
Pendapat yang dikemukakan sangat positif dan sesuai dengan nilai yang diusung oleh IDN Times. Alur penyampaian informasinya bagus, pemilihan katanya juga baik, sopan dan ga ofensif ke pihak manapun. Cenderung mengajak kebaikan kepada seluruh pembaca lainnya tanpa terkecuali. Akhir kalimat ditutup dengan kalimat tanya yang menunjukkan bahwa pernyataannya terbuka untuk diskusi, mengundang komentar lain.
4) NEWS/INDONESIA - ROSA

Artikel: Kajian Rampung Akhir Tahun, Palangkaraya Paling Berpeluang Jadi Ibu Kota Baru
Komentar:
Jangan. Nanti semakin banyak kejahatan terjadi di Palangkaraya. Kota Palangkaraya bersih. Kalau semakin banyak penduduk, semakin banyak sampah-sampahnya. - Ayu Maulida
Yup. Belum lagi hutan-hutannya mungkin bakalan gundul, tergusur arus pembangunan. - Bambang Widianto Akbar
Alasan:
Banyak yang menyetujui Palangkaraya menjadi ibu kota baru dari Indonesia. Namun, kedua komentar ini seakan mengingatkan pemerintah untuk tak hanya sekadar memikirkan 'beban Jakarta terlalu berat', tapi juga mempertimbangkan aspirasi dari masyarakat kota yang dijadikan ibu kota baru. Misalnya, apakah pemerintah sanggup mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan agar nantinya ibu kota baru tak menjadi Jakarta jilid II.
5) NEWS/INDONESIA - ROSA

Artikel: Infrastruktur Tertinggal, Jokowi Bandingkan Indonesia dengan Tesla
Komentar:
Gak usah ngomongin Tesla, Pak. ESEMKA gimana? Gak malu sama PROTON punya tetangga sebelah? - Anton Sutowo
Alasan:
Komentar ini menyentil Jokowi yang terlalu jauh membandingkan Indonesia saat ini dengan Tesla. Untuk penyemangat saja, tentu tidak masalah. Namun, angan-angan itu semestinya diikuti dengan praktik yang jelas. Meminta Indonesia untuk bisa seperti Tesla yang mampu memproduksi mobil bertenaga surya, tapi di saat bersamaan tak melanjutkan pengembangan ESEMKA tentu sedikit aneh. Apalagi riset bisa saja dilakukan terhadap mobil ESEMKA untuk membuat mobil bertenaga surya sendiri.
Komentar:
Tesla pencipta teknologi masa depan dibandingkan dengan SDM Indonesia. Tambah anggaran untuk Kementerian Riset dan Teknologi atau ilmuwan lebih dihargai saja lah. Energi, pertahanan, dan riset masih kurang diperhatikan di negeri ini. - Muhammad Irfan
Alasan:
Komentar ini masih berkaitan erat dengan komentar sebelumnya. Pasalnya, anggaran untuk Kementerian Riset dan Teknologi memang terus menurun. Pada 2016, anggarannya adalah Rp 40 triliun. Namun, pada 2017, anggarannya turun menjadi Rp 39 triliun. Tesla bisa menjadi seperti sekarang karena program risetnya yang tiada henti. Jika Indonesia ingin menirunya, maka alokasi anggaran untuk riset dan teknologi perlu dipertimbangkan kembali.
6) NEWS/INDONESIA - ROSA

Artikel: NTB Tak Akui Pemenang Miss Indonesia Sebagai Wakilnya
Komentar:
Kasihan juga Achintya Holte Nilson. Tapi ada benarnya yang dikatakan Pak Yusron. Itu kan ajang bergengsi dan gak diakuin itu karena NTB gak tahu-menahu. Ini jadi pelajaran untuk ke depannya. Semoga Ibu Liliana Tanusoedibjo dkk harus lebih memperbaiki... Semoga cepat selesai kasus ini. Saya prihatin sama kontestannya. - Elvyn Ina Elvyn
Alasan:
Komentar di atas menyoroti bagaimana proses seleksi Miss Indonesia yang tidak selalu menunjukkan keterwakilan provinsi. Ini melahirkan perdebatan tentang: 1) haruskah pemerintah daerah dilibatkan dalam kontes kecantikan; 2) apakah layak mengaku mewakili sebuah daerah padahal tidak lahir, besar, atau pernah tinggal di daerah tersebut, serta; 3) kesempatan yang dimiliki oleh putra dan putri asli daerah itu.
Komentar:
Sama halnya yang terjadi di Kalimantan Barat. Pemilihannya tidak ada, dan hanya dilakukan di kota tertentu untuk mencari wakilnya. Sebenarnya tidak susah mengadakan pemilihan langsung di kota-kota bersangkutan.
Hanya saja, mungkin pihak Miss Indonesia dan Putri Indonesia merasa tentu akan banyak memerlukan budget jika mengadakan pemilihan di sana. Tapi, alangkah baiknya jika wakil tersebut merupakan utusan pemprov dan pemprov bersedia menanggung semua kebutuhan dari wakil yang diutus, sehingga tidak muncul hal-hal seperti ini.
Kisah lama sih, hanya baru diangkat mungkin, dan baru ada yang komplain. Dan eloknya, jangan yang mewakili yang di-komplain, tetapi pihak penyelenggara agar jadi masukan ke depannya tidak seperti ini lagi. - Patricia Elfira Vinny
Alasan:
Komentar ini juga memunculkan pertanyaan apakah tujuan sesungguhnya dari kontes kecantikan Miss Indonesia adalah untuk bisnis semata sehingga dengan modal yang sedikit, tapi bisa menghasilkan keuntungan yang besar.
Sehingga dalam proses seleksinya tak begitu memperhatikan faktor seperti apakah seorang calon peserta punya alasan kuat untuk mengaku mewakili sebuah daerah. Sebab tak bisa dipungkiri bahwa ajang seperti ini memang laris manis dan selama ini tak pernah ada protes terkait apakah seorang peserta memang secara otentik bisa disebut perwakilan daerah tertentu.