Sebait Pesan Dariku untuk Pilar Negeriku di Masa Depan

Artikel ini merupakan artikel peserta kompetisi menulis #WorthyStory yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #WorthyStory sekarang juga. Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.
Selamat pagi, wahai pilar penopang bumi pertiwi!
Negeri ini, negeri yang dinamakan serpihan surga dengan segala keindahan dan kekayaannya. Lihatlah pulau-pulau indah berjajar dari Sabang hingga Marauke, lihatlah gunung-gunung beriringan membentuk pola kesejahteraan, sesekali palingkan wajahmu pada gedung yang menjulang mencakar bintang.
Lihatlah birunya laut dan hijaunya rerumputan. Rasakan derai udara segar yang membawa harapan-harapan baru. Gugusan pegunungan yang membisikkkan cita dan asa kemajuan bangsa.
Negeri ini teramat kaya jika hanya mencari sekeping emas. Tanah ini terlalu melimpah jika hanya mencari sesuap nasi. Engkau bisa dapat lebih!
Jutaan species ikan yang tak akan pernah habis. Ribuan barel minyak mentah untuk bahan bakar. Bongkahan emas dan harta karun tertimbun dirannah hutan ‘perawan’. Hutan-hutan memesona sebagai paru-paru dunia dengan persentase oksigen terbesar. Lantas apalagi?

Lebih dari 250 suku dan bahasa, beragamnya kebudayaan, dan makanan khas. Sebuah negara dengan ‘pluralisme’ yang juga dinobatkan sebagai negara teramah di dunia. Negeri pertiwi yang amat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi antar sesama.
Sungguh aku hanya ingin menggoretkan sebait pesanku. Sebait pesan yang kuharapkan menjadi renungan di sepertiga malammu, sebait pesan yang menjadi landasan pola pikirmu, dan sebait pesan yang menjadi tempat hatimu berlabuh.
Negeri ini bukan milikmu sendiri. Negeri ini memiliki tanah yang diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum. Maka, janganlah engkau usik senyum itu dengan amarah murka karena sikapmu yang serakah. Ingatlah bahwa engkau terlahir kedunia sebagai seorang khilafah, bukan makhluk tanpa rasa.

Negeri ini diperjuangkan oleh orang-orang yang haus keadilan dan kesejahteraan. Sungguh, janganlah engkau nodai cita-cita mereka dengan kehausan kekuasaan, penindasan dan keserakahan. Sungguh engkau bukan makhluk yang tak berperasaan.
Tanah ini menyimpan doa-doa kemajuan dan pemerataan. Maka janganlah engkau curi hasil jerih keringat situkang besi, sipengayuh becak, atau sipenjual nasi. Sungguh engkau bahkan bisa menjejalkan mulutmu dengan kerja keras tanpa ‘ongkang’ kaki.
Tanah ini menyimpan bait sejarah berlandaskan pancasila, demokrasi dan nilai-nilai persatuan. Maka jangan engkau cerai berai asas itu dengan paham komunis, kapitalis, atau liberalis. Sungguh ingatlah bahwa tubuhmu terlahir dari rahim seorang perempuan di negeri demokratis.

Bawalah cita dan asa masyarakat Indonesia wahai pemimpin bangsa. Makmur dan sejahterakanlah mereka, ingatlah bahwa negeri ini adalah seuntai amanah dari sang Kuasa. Sudah selayaknya kita menjaga, mempertahankan, membela, mencintai, dan memperjuangkan masa depannya.
Buatlah skenario dan alur kisah penuh warna-warna indah pada Indonesia. Lalu sandarkanlah segalanya pada sang Pencipta.
#WorthyStory
