Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Walau Hanya Sehari jadi Presiden Jokowi, Inilah yang Akan Kulakukan untuk Indonesia yang Lebih Baik

Sumber gambar: nytimes.com
Sumber gambar: nytimes.com

Artikel ini merupakan artikel peserta kompetisi menulis #WorthyStory yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #WorthyStory sekarang juga. Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.

 

Kalau saya punya kesempatan jadi presiden Jokowi sehari, apa yang akan saya lakukan untuk Indonesia yang lebih baik?

Hmmm... dalam tempo sejenak saja sudah beribu gagasan muncul di kepala saya. Tapi saya menyadari bahwa waktu yang diberikan hanya 1 hari, sehingga tidak mungkin mengambil terlalu banyak kebijakan strategis. Akan tetapi, ada satu hal yang seharusnya sudah dilakukan oleh presiden saat ini, yang saya kategorikan sudah sangat urgent, yaitu membatasi konsumsi rokok rakyat Indonesia.

Bedasarkan informasi dari internet, 70% pria Indonesia adalah perokok aktif! Jika jumlah populasi pria sebesar 100 juta, maka ada 70 juta perokok aktif. Apabila seorang perokok dalam 1 hari menghabiskan rata-rata 1 bungkus rokok dengan harga kira-kira Rp 15.000, maka uang yang dibelanjakan untuk rokok oleh rakyat kita dalam 1 hari sebesar = Rp 15.000 x 70 juta = 105 Milyar Rupiah!

Angka yang sangat fantastis! Seandainya saja uang sebanyak itu bisa digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih bermanfaat. Dalam tempo sangat singkat Indonesia akan maju pesat. Setuju nggak?

Dulu saya berpikir rokok hanya merugikan kesehatan perokok saja, tetapi ternyata dampak buruknya begitu luas dan efeknya begitu serius bagi masyarakat Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak yang begitu membahayakan, sehingga kenapa kebijakan membatasi jumlah konsumsi rokok merupakan kebijakan terbaik yang harus segera diambil.

 

Terdengar sangat klise memang, tapi kita tak boleh tutup mata bahwa rokok adalah sumber dari penyakit berbahaya yang harus segera dituntaskan.

Kalau ini sudah tidak bisa disangkal lagi. Rokok dan asapnya mengandung banyak bahan berbahaya yang bisa merusak kesehatan. Lebih berbahaya lagi, rokok menimbulkan adiksi yang luar biasa. Mirisnya, para perokok aktif di Indonesia ini memilih lebih baik tidak makan sehari daripada tidak merokok!

Salah satu contoh yang nyata yang pernah saya tahu adalah musibah yang ditimpa oleh kerabat saya. Kerabat saya dulu terkena kanker paru-paru yang sudah ber-metastase ke tulang dada. Meski keadaannya sudah termasuk kritis, dan oleh dokter paru-paru sudah dilarang merokok, tetapi saudara saya itu masih nekat merokok sembunyi-sembunyi. Ternyata orang lebih takut tidak merokok daripada takut mati.

 

Banyak masyarakat Indonesia hidup dalam garis kemiskinan. Salah satu penyebabnya adalah karena kebiasaan merokok yang membuatnya hidup boros!

Seorang kepala keluarga yang merokok jika dalam 1 hari menghabiskan 1 bungkus, maka dalam sebulan harus mengeluarkan uang = Rp 15.000,00 x 30 = Rp 450.000,00.

Lagi-lagi contoh nyatanya tidak jauh dari kehidupan saya. Beberapa waktu lalu saya mendengar obrolan para tetangga. Salah seorang bapak menceritakan jika putrinya yang sudah lulus SMU meminta supaya dikuliahkan, tetapi si bapak menolak dengan alasan tidak punya biaya.

Sungguh tidak masuk di akal. Padahal tidak jauh dari rumah saya ada PTS yang mengenakan SPP hanya Rp 100.000,00/ bulan, sementara si bapak sendir menghabiskan Rp 450.000,00/ bulan sekadar untuk membeli rokoknya, tapi masih bisa mencari alasan tidak mampu menguliahkan anaknya.

Dulu semasa saya masih tinggal dengan orang tua, ibu saya sering mengeluhkan jika uang dapur tidak cukup atau banyak berkurang untuk membeli rokok. Keluarga saya memang keluarga miskin dengan 5 orang anak, tetapi meski demikian bapak saya tetap menghabiskan banyak uang untuk membeli rokok.

Akhirnya kami makan lebih banyak dengan lauk kerupuk dan sambal. Coba saja kalau uang rokok bapak saya digunakan untuk menambah belanja dapur maka kualitas gizi keluarga kami pasti akan jauh lebih baik bisa dengan membeli ikan, daging ayam, telur, dan buah-buahan. Dengan gizi yang lebih baik maka anak-anak Indonesia akan bisa tumbuh cerdas. Jadi secara tidak langsung merokok juga menimbulkan kebodohan.

 

Rokok meyebabkan orang egois dan tidak rasional. Mereka tak peduli kesehatan dan masa depan orang di sekitarnya hanya demi bisa menghisap rokok.

Dari dua contoh yang saya jelaskan di atas, pastinya sudah ada salah satu benang merah yang bias kita Tarik. Dari kedua sikap tersebut, bias dibilang para perokok termasuk orang yang egois.

Bapak dan tetangga saya atas adalah contoh orang-orang egois, karena hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri. Mereka tidak melihat hal-hal lain yang lebih penting, baik untuk dirinya sendiri maupun keluarga dan lingkungannya. Seperti pendidikan atau gizi anak-anak mereka.

Menurut teman saya sendiri yang bekerja di industri rokok, pernah mengatakan jika merokok itu merupakan tindakan yang sangat tidak rasional. Sudah tahu merugikan, baik untuk diri sendiri dan orang lain, tapi tetap saja dilakukan.

 

Memberlakukan kebijakan pembatasan konsumsi rokok ini merupakan langkah kecil yang sangat ingin saya lakukan jika saya punya kesempatan menggantikan Presiden Jokowi meski hanya sehari saja. Meski langkah ini termasuk kecil, namun efeknya bisa begitu besar.

Langkah ini bisa dimulai dengan membatasi usia perokok. Sudah sepatutnya izin menrokok ini baru bisa dikantungi oleh mereka yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Kita tak bisa lagi menutup mata bahwa pada faktanya, saat ini banyak sekali anak-anak di bawah umur sudah pandai sekali menikmati rokok tanpa rasa canggung. Bahkan fenomena ini sudah menjadi sorotan dunia luar.

Setiap pembeli rokok wajib menunjukkan KTP, agar anak-anak di bawah umur tak bisa lagi membeli rokok. Rokok juga seharusnya dijual di outlet-outlet tertentu yang berijin. Rokok tidak lagi diperjual-belikan secara bebas, supaya anak-anak di bawah umur tidak terkontaminasi oleh rokok yang sangat berbahaya bagi tubuhnya.

Sudah sepatutnya pemerintah melindungi warganya dari hal-hal yang membahayakan, salah satunya adalah rokok. Rokok adalah salah satu penyebab timbulnya penyakit. Berawal dari sector kesehatan inilah, kemungkinan kesejahteraan masyarakat Indonesia dapat berangsur-angsur membaik.

Share
Topics
Editorial Team
Rini Kumayroh
EditorRini Kumayroh
Follow Us

Latest in Opinion

See More

[OPINI] Menpora, Sebuah Catatan untuk Prabowo Subianto

15 Sep 2025, 10:52 WIBOpinion
Bendera Merah Putih.png

Rasa Itu...

11 Agu 2025, 15:01 WIBOpinion