Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Pohon Sagu, Flora Asli Indonesia yang Penuh Gizi

Pohon sagu (commons.wikimedia.org/Rik Schuiling)
Intinya sih...
  • Pohon sagu menjadi komoditas utama di Papua dan Maluku
  • Ciri fisik pohon sagu yang tumbuh di rawa-rawa air tawar, memiliki akar serabut, dan berbagai manfaat bagi masyarakat
  • Sagu bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung protein, vitamin, mineral, serta digunakan sebagai bahan bangunan rumah tradisional

Keluarga pohon palem memiliki 2.800 spesies di muka bumi dan tersebar di wilayah tropis dan subtropis. Salah satu anggota dari keluarga palem berada di Indonesia yakni pohon sagu adalah flora asli Indonesia. Bukti kuatnya, peneliti dari luar Indonesia: Australia, Swiss, Inggris, Amerika Serikat dan Papua Nugini bersama peneliti Indonesia melakukan penelitian panjang terhadap palem di Papua.

 

Sebelumnya peneliti bernama Rumphius tahun 1741 melakukan penelitian pohon sagu (metroxylon sagu) dianggap paling kompeten terhadap deskripsi mengenai pohon sagu yang tumbuh di Ambon, jelas Mongabay. Mari simak lebih jauh seperti apa sih keunikan, manfaat dan fakta mencengangkan dari pohon sagu. Simak sekarang.

1. Pohon sagu menjadi komoditas utama di Papua dan Maluku

Pohon sagu (commons.wikimedia.org/Colin Trainor)

Masyarakat Papua menjadikan komoditas pohon sagu sebagai tanaman pangan utama dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat. Sagu diolah oleh mereka menjadi papeda merupakan makanan khas rumah makan yang ada di Papua. Sagu juga diolah oleh warga Papua sebagai kue.

 

Di Maluku, masyarakatnya juga menjadikan sagu sebagai bahan pangan pokok. Masyarakat Maluku juga mengolah sagu menjadi papeda, kue bagea, sagu lempeng, sagu tumbu dan roti sagu. Di Papua, terdapat pohon sagu dengan ukuran besar mencapai luas lahan 1,2 juta hektar.

2. Ciri fisik pohon sagu

Pohon sagu (commons.wikimedia.org/W.A. Djatmiko)

Pada umumnya pohon sagu berada di daerah rawa-rawa air tawar, rawa bergambut, dan daerah pinggir dari aliran sungai dekat perairan. Pohon sagu menghasilkan 1-8 batang sagu dan setiap pangkal sagu biasanya akan tumbuh dari 5-7 batang anak. Tinggi pohon sagu dewasa dapat mencapai dari 8 hingga 17 m. Beberapa pohon sagu diketahui dapat tumbuh hingga 30 m tergantung dari jenis dan kondisi tempatnya tumbuh.

 

Tanaman sagu memiliki tajuk pohon memperlihatkan keseluruhan daun cabang, ranting, bunga dan buah terbentuk dari pelapah dengan daun bersirip. Untuk pertumbuhan sagu terbilang cukup lama. Namun, ketika ditebang untuk diolah, tanaman sagu akan menumbuhkan tunasnya sendiri. Masyarakat Indonesia Timur memiliki kebiasaan khas yakni mencari sagu di habitatnya, ini mirip seperti masyarakat Jawa yang memanen padi.

 

Akar pohon sagu berjenis akar serabut. Akar tersebut dapat tumbuh menjalar dan menebal seiring bertumbuhnya pohon sagu. Batang pohon sagu bagian bawah lebih besar dibandingkan bagian atas dan batang bawah ini mengandung lebih banyak pati. Batang pohon sagu berbentuk silinder dan menjadi tempat untuk menyimpan cadangan makanan.

 

Daun pohon sagu bentuknya memanjang dan melebar serta memiliki induk tulang daun. Pohon sagu terdiri dari 18 tangkai daun dengan panjang mencapai 6-7 meter. Rata-rata panjang tangkai daun dari 60-180 cm dan 5 cm lebarnya. Tangkai daun pohon sagu ketika sudah tua akan melepaskan dirinya dari batang. Bunga pohon sagu terdiri dari berbagai cabang: primer, sekunder dan tersier berwarna merah kecoklatan.

3. Sagu bermanfaat bagi kalangan Kerajaan Sriwijaya

Pohon sagu (commons.wikimedia.org/Widana53)

Di Sumatra, sagu sudah menjadi flora berharga bagi masyarakat Kerajaan Sriwijaya dan menjadi sumber pangan bagi kerajaan. Dalam Prasasti Talang Tuo pada abad 7 menyebut niat dari Baginda Sri Jayanasa atas pembangunan Taman Sriksetra ditanami berbagai macam pohon termasuk sagu.

 

Keberadaan sagu juga tertulis dalam catatan Marco Polo seorang penjelajah Italia pada abad 13 dalam lawatannya ke Lamuri dan Barus. Masyarakat di kedua kota tersebut mengolah sagu menjadi bahan makanan seperti kue. Marco Polo pun sempat mencicipi beberapa jenis kue dari bahan dasar sagu.

4. Manfaat sagu bagi kesehatan

Pohon sagu (commons.wikimedia.org/Widana53)

Tidak salah orang memakan sagu karena mengandung sejumlah gizi relatif lengkap. Sagu mengandung protein, vitamin dan mineral meski jumlahnya tidak banyak. Jelasnya, dalam 100 gram sagu terdapat 94 g karbohidrat, 0,2 g protein, 0,5 g serat, 10 mg kalsium dan 1,2 mg zat besi. Kalori dihasillkan 100 g sagu adalah sebanyak 355 kalori.

 

Tepung sagu mengandung protein tinggi sehingga membantu meningkatkan respon insulin. Kandungan insulin dalam darah membuat seseorang menjadi tak mudah lelah dan tetap bugar. Konsumsi sagu juga bermanfaat untuk sistem pencernaan untuk mengatasi penyakit pencernaan seperti kembung, sembelit, asam lambung, maag dan dll. Kandungan serat pada sagu membantu menyeimbangkan bakteri pada usus. 

 

Untuk membangun rumah sederhana atau tradisional, masyarakat Papua dan Maluku juga memanfaatkan daun sagu sebagai atap. Kedua, pelepah pohon sagu sebagai bahan dinding rumah, kulit pohon sagu sebagai lantai dan pengikat atap rumah dan terakhir, untuk membuat anyaman diperlukan dahan dan pelepah sagu.

 

Walaupun ditemukan di berbagai wilayah Indonesia, masyarakat Papua dan Maluku sudah bergantung dengan pohon sagu untuk memenuhi kebutuhan pokoknya selama ribuan tahun. Maka itu mari kita jaga populasi pohon sagu karena sangat bermanfaat bagi kesehatan.      

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us