5 Fakta Ayam Hutan Hijau, Cuma Ada di Indonesia

- Ayam hutan hijau adalah hewan endemik Indonesia yang hidup di Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, dan Kepulauan Alor.
- Memiliki ciri fisik berupa bulu berwarna hitam dengan gradasi kehijauan di sayap, ekor, badan, dan leher serta jambul dan jengger yang indah pada individu jantan.
- Perkawinan silang dengan ayam domestik menghasilkan spesies hibrida bernama ayam bekisar yang memiliki kemampuan terbang baik dan keberagaman genetiknya semakin berkurang.
Daerah tropis terkenal dengan iklimnya yang hangat dan kekayaan faunanya yang melimpah. Negara-negara beriklim tropis seperti Indonesia dikaruniai dengan berbagai hewan mulai dari burung, reptil, ikan, serangga, mamalia, sampai amfibi. Hewan-hewan tersebut juga bisa hidup di berbagai jenis habitat mulai dari laut, sawah, kebun, sampai hutan. Aves atau unggas jadi salah satu hewan yang sangat melimpah di daerah tropis.
Unggas adalah penguasa langit dan satu dari sedikitnya hewan yang mampu terbang. Walau begitu ada beberapa spesies unggas yang tidak bisa terbang, salah satunya adalah ayam hutan hijau. Jenis ayam satu ini termasuk jenis ayam hutan yang hidup liar dan bukan ayam yang diternakan atau dikonsumsi secara luas. Ukurannya juga tak sebesar ayam domestik dan ia punya warna tubuh yang sangat indah. Mari kita ulik fakta unik dan menarik lainnya mengenai ayam hutan hijau di artikel ini!
1. Merupakan hewan endemik Indonesia

Laman Avibase menjelaskan kalau ayam hutan hijau dapat ditemukan di Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, dan Kepulauan Alor. Hal tersebut menjadikan ayam satu ini sebagai hewan endemik Indonesia, ia tidak bisa ditemukan di negara lain. Berbeda dengan ayam domestik yang cenderung hidup di dekat area pemukiman, ayam hutan hijau punya habitat yang lebih bervariasi. Ia mendiami beberapa daerah seperti semak-semak, hutan, sekitar sawah, sampai savana. Bahkan terkadang ayam satu ini juga dapat ditemukan di hutan bambu yang lebat saat malam hari.
2. Punya jambul yang berwarna-warni

Ayam hutan hijau punya ciri fisik yang sedikit berbeda dari ayam domestik khususnya pada warna bulu dan bentuk kepala. Seperti namanya ayam hutan hijau punya tubuh yang berwarna dasar hitam dengan gradasi kehijauan di sayap, ekor, badan, dan lehernya. Selain gradasi kehijauan ayam ini juga punya perpaduan warna lain, yaitu merah, biru dan kuning.
Namun ada satu bagian dari ayam ini yang membedakannya dari jenis ayam hutan lain, yaitu jambul dan jenggernya. Individu jantan ayam hutan hijau punya jambul dan jengger yang ukurannya cukup besar. Jambul dan jengger tersebut juga punya warna indah layaknya pelangi. Perpaduan warna merah, biru, kuning, abu-abu, dan merah jambu di jambul dan jenggernya tersebut digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Namun hanya ayam hutan jantan yang punya warna dan jambul memukau. Individu betina ayam ini hanya punya perpaduan warna cokelat, hitam dan putih yang tidak terlalu menarik.
3. Ayam jantan dan betina punya tubuh yang berbeda

Seperti spesies ayam lain, ayam hutan hijau punya ukuran yang cukup besar. Individu dewasa ayam hutan hijau punya panjang maksimal mencapai 75 cm, terang Animalia. Individu jantan punya tubuh lebih panjang, yaitu 65-75 cm sementara panjang individu betina antara 40-46 cm. Ayam jantan juga lebih berat dengan bobot yang mencapai 1.4 kg sedangkan bobot ayam betina hanya dikisaran 1 kg saja. Tak cuma itu, bentuk tubuh ayam jantan dan betina juga sedikit berbeda. Selain perbedaan warna dan perbedaan ukuran, ayam jantan juga punya bulu yang lebih panjang dan lebat. Sangat berbeda dengan ayam betina yang bulunya pendek dan tidak terlalu lebat.
4. Ayam hutan hijau adalah nenek moyang dari ayam bekisar

Perkawinan silang pada dunia hewan bukanlah hal yang baru, justru banyak orang yang melakukan kawin silang pada spesies yang berbeda. Perkawinan silang ini dilakukan dengan berbagai tujuan, seperti untuk menghasilkan hewan konsumsi berkualitas sampai menghasilkan hewan peliharaan yang unik. Dalam hal ini ayam hutan hijau juga tak bisa lepas dari perkawinan silang.
Dilansir earth life, kegiatan kawin silang pada ayam hutan hijau sudah dilakukan sejak lama di Provinsi Jawa Timur. Secara spesifik ayam hutan hijau dikawinkan dengan ayam domestik (Gallus gallus domesticus) dan menghasilkan spesies hibrida yang dinamakan ayam bekisar (Gallus varius x Gallus gallus domesticus). Karena merupakan spesies hibrida ayam bekisar punya beberapa ciri unik yang membedakannya dari ayam domestik dan ayam hutan hijau. Beberapa diantaranya adalah ia punya kemampuan terbang yang baik dan punya warna bulu yang indah seperti ayam hutan hijau. Namun perkawinan silang ini membuat keberagaman genetik dari ayam hutan hutan hijau semakin berkurang.
5. Klasifikasi dan taksonomi ayam hutan hijau

Melansir iNaturalist ayam hutan hijau masuk dalam genus Gallus dan punya nama ilmiah Gallus varius. Ia juga masuk di famili phasianidae, famili ini berisikan unggas lain seperti burung merak dan kalkun. Uniknya ayam hutan hijau adalah spesies Gallus yang punya kekerabatan paling jauh dengan spesies lain. Diperkirakan kalau ayam hutan hijau sudah berpisah dan berevolusi sendiri sejak 4 jutan tahun yang lalu.
Karena berada di genus Gallus secara otomatis unggas ini juga berkerabat dengan ayam domestik, ayam hutan merah, ayam hutan kelabu, dan ayam hutan sri lanka. Walau punya bulu lebat dan sayap namun ayam ini seperti saudara-saudaranya, yaitu punya kemampuan terbang yang buruk. Ia tidak mampu terbang tinggi dan hanya sering terlihat melompat atau terbang dari satu pohon ke pohon lain.
Ayam hutan hijau menjadi spesies ayam yang punya banyak keunikan, mulai dari penyebarannya yang sempit, warnanya yang indah sampai sejarah perkawinan silangnya. Populasi ayam ini memang terbilang cukup banyak dan bukan merupakan hewan dilindungi namun sekarang ia mulai tersingkirkan karena melimpahnya populasi ayam domestik. Jika terus terbiarkan bukan tidak mungkin ayam domestik akan membuat populasi ayam hutan hijau terus menurun. Masyarakat dan pemerintah perlu bertindak tegas supaya unggas endemik Indonesia ini tidak jatuh ke jurang kepunahan.