5 Fakta Kambing Pygmy, Bertubuh Kerdil dan Menggemaskan

- Kambing pygmy berasal dari Lembah Kamerun, Afrika Barat dan pertama kali dijinakkan sejak 11.000 tahun yang lalu
- Perbedaan ciri fisik antara pygmy jantan dan betina mudah dikenali, termasuk tinggi badan, berat badan, dan kemampuan menghasilkan bau musk
- Kambing pygmy dapat memakan berbagai macam bahan tanaman, memiliki perut dengan empat bilik, dan dibiakkan untuk diambil susu maupun dagingnya
Jika berbicara tentang hewan peliharaan, kambing mungkin bukanlah hewan pertama yang terlintas dalam benak. Akan tetapi, ada satu jenis kambing bertubuh mini atau kerdil yang telah didomestikasi sebagai hewan peliharaan atau untuk kebutuhan ekonomi. Disebut dengan nama kambing pygmy, kambing kerdil ini berasal dari wilayah Kamerun, Afrika Barat. Namun kini mereka sangat dihargai di Amerika Serikat sebagai hewan peliharaan karena ukurannya yang mini, kepribadiannya yang ramah, dan penampilannya yang menggemaskan.
Ada beberapa perbedaan antara pygmy jantan dan betina, yang nanti akan kita bahas lebih detail. Namun, terkait warnanya, kambing pygmy memiliki berbagai macam warna tubuh yang terdiri dari putih/karamel hingga merah tua, perak hingga hitam dengan bintik-bintik buram, hitam pekat, dan cokelat. Nah, di bawah ini telah diulas beberapa fakta menarik kambing pygmy yang mungkin akan memikatmu, terutama pada penampilannya yang menggemaskan.
1. Berasal dari Lembah Kamerun, Afrika Barat

Kambing pygmy memiliki nama ilmiah Capra aegagrus hircus, yang berarti kambing yang sudah dijinakkan atau didomestikasi. Praktik ini sudah dimulai sejak 11.000 tahun yang lalu, sehingga kambing pygmy termasuk salah satu hewan ternak tertua yang dijinakkan. Asalnya dari Lembah Kamerun di Afrika Barat, dan dikarenakan secara genetik terlahir sebagai kambing kerdil, mereka dinamai pertama kalinya dengan sebutan kambing kerdil Kamerun.
Dilansir The Happy Chicken Coop, selama penjajahannya di Afrika Barat pada abad ke-19, Inggris mengimpor kambing pygmy ke Eropa. Beberapa kambing ini dipamerkan di kebun binatang Jerman dan Swedia sebagai spesies eksotis. Mereka kemudian dikirim ke Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris Raya. Di Amerika Serikat, kambing ini dikembangkan sebagai kambing pygmy mini.
2. Perbedaan ciri fisik antara pygmy jantan dan betina

Meskipun memiliki kaki dan kepala yang pendek, namun antara pygmy jantan dan betina memiliki perbedaan ciri fisik yang mudah dikenali. Pygmy jantan memiliki janggut dan surai yang panjang, sedangkan betina memiliki janggut yang jarang. Akan tetapi, tubuh pygmy betina lebih besar daripada jantan dan memiliki tanduk yang lebih tebal.
Dalam hal tinggi dan berat badannya, pygmy jantan memiliki tinggi maksimum sekitar 58 cm, sedangkan tinggi betina sekitar 56 cm. Selain itu, pygmy jantan memiliki berat badan sekitar 27–39 kg; sedangkan betina dapat memiliki berat hingga 24—34 kg. Tinggi dan berat badan kambing pygmy ini sebenarnya bersifat relatif dan tergantung di mana mereka dibiakkan.
Namun, ada satu lagi perbedaan. Pygmy jantan dapat menghasilkan bau musk yang kuat dari kelenjar aroma di ubun-ubun kepala mereka; sedangkan pygmy betina tidak memiliki kelenjar aroma. Ini dikarenakan kelenjar aroma yang dimiliki jantan lebih difungsikan untuk menarik perhatian betina.
3. Dapat memakan berbagai macam bahan tanaman

Meskipun dikenal sebagai hewan pemakan rumput, kambing pygmy lebih menyukai bahan tanaman yang terdiri dari daun, ranting, semak, dan tanaman merambat lain dibandingkan rumput. Mereka juga terkadang dapat mengonsumsi buah, sayuran, dan jerami. Lebih dari sekadar bahan tanaman. Sebagaimana dilansir ThoughtCo, karena sistem pencernaannya yang kuat, mereka juga diketahui memakan kulit pohon, sampah, dan bahkan kaleng.
Mengapa kambing pygmy sampai memakan benda-benda yang bukan makanannya? AZ Animals mengulas bahwa mereka sangat suka bermain, cukup sosial, dan dikenal sebagai makhluk yang ramah dan juga ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang membuat mereka terkenal suka memakan segalanya. Sebetulnya pun tidak dapat dikatakan “memakan” benda, melainkan hanya “menggigit” suatu benda untuk mengetahui sifat benda tersebut.
4. Memiliki perut dengan empat bilik

Seperti kebanyakan mamalia berkuku, kambing pygmy memiliki perut dengan empat bilik yang berisi bakteri pemecah selulosa untuk semua tumbuhan yang dimakan kambing. Lambung pertama memiliki kapasitas 10 liter. Ini artinya mereka dapat mengonsumsi makanan dalam jumlah besar hanya dalam waktu singkat. Selain untuk meningkatkan efisiensi, desain perut ini juga memungkinkan mereka mencerna makanan dengan baik yang tidak dapat dicerna oleh hewan lain.
Selain untuk efisiensi pencernaan, lambung atau perut kambing pygmy juga dapat berguna untuk hal-hal yang bersifat darurat. Dilansir Lehigh Valley Zoo, kambing pygmy dapat menahan makanan di perutnya dan memuntahkan makanan dalam porsi kecil sekaligus untuk terus dikunyah di kemudian hari jika diperlukan. Hal ini dapat berguna jika mereka melihat predator di dekatnya dan harus segera melarikan diri.
5. Dibiakkan juga untuk diambil daging dan susunya

Kambing pygmy memang banyak dijadikan hewan peliharaan di banyak negara termasuk di Amerika Serikat, tak terkecuali di Indonesia. Akan tetapi, di benua asalnya, Afrika (dan mungkin di beberapa negara lain), kambing pygmy dibiakkan untuk diambil susu maupun dagingnya.
Kambing ini dapat menghasilkan 1—2 liter susu setiap hari selama 120—180 hari, ulas Lehigh Valley Zoo. Susu yang dihasilkannya diketahui sangat kaya akan kalsium, kalium, dan fosfor. Kandungan nutrisi ini lebih banyak dan juga tinggi lemak mentega dibandingkan susu kambing perah. Sehingga, kandungan pada susunya ini sangat sempurna untuk membuat produk mentega.
Di Afrika sendiri kambing pygmy terutama dimanfaatkan untuk diambil dagingnya. Demikian juga memberikan manfaat tambahan berupa kulit dan kotoran sebagai bahan pembuatan pupuk kompos.
Kambing pygmy ini mungkin baru sedikit orang yang memeliharanya di Indonesia. Meskipun kebanyakan kambing dipelihara untuk diambil daging atau pun susunya, namun kambing pygmy lebih disukai sebagai hewan peliharaan. Ini tercermin dari penampilannya yang mini dan menggemaskan, pun juga dengan perilakunya yang penuh rasa penasaran.