Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Daun Saga, Memiliki Biji yang Sangat Beracun!

ilustrasi daun saga (flickr.com/Roberto Guerra)

Pernah dengar tentang daun saga? Tumbuhan ini memang cukup terkenal, terutama karena bijinya yang cantik sekaligus mematikan. Selain punya tampilan unik, daun saga juga menyimpan banyak cerita dan manfaat yang menarik buat kamu tahu.

Tumbuhan yang satu ini gak cuma dikenal di dunia kesehatan tradisional, tapi juga punya sejarah panjang sebagai bagian dari budaya. Yuk, simak lima fakta menarik tentang daun saga yang bikin kamu makin penasaran!

1. Memiliki biji yang sangat beracun dan berbahaya bagi kesehatan

ilustrasi daun saga (flickr.com/Roberto Guerra)

Biji daun saga mungkin terlihat cantik dengan warna merah mengkilap dan titik hitam di ujungnya. Tapi hati-hati, ya! Di balik penampilannya yang memikat, biji ini mengandung racun mematikan bernama abrin. Racun ini bisa menghambat sintesis protein dalam tubuh, menyebabkan kerusakan organ hingga kematian dalam waktu singkat.

Cukup satu biji saja yang tertelan bisa berakibat fatal, terutama bagi anak-anak dan hewan peliharaan. Jadi, kalau kamu menemukan biji ini di sekitar rumah atau taman, pastikan langsung diamankan agar tidak membahayakan orang di sekitarmu.

2. Sering digunakan sebagai perhiasan dan alat musik tradisional

ilustrasi daun saga (flickr.com/Roberto Guerra)

Selain berbahaya, biji saga juga punya nilai estetika yang tinggi. Di beberapa budaya, biji ini sering dijadikan manik-manik untuk perhiasan seperti kalung atau gelang. Bahkan, ada juga yang menggunakannya untuk alat musik tradisional karena suaranya yang unik.

Meski begitu, proses pembuatan perhiasan dari biji saga gak boleh asal. Biji ini harus direndam dan diproses terlebih dahulu untuk menghilangkan racunnya. Jadi, kalau kamu punya perhiasan dari biji saga, pastikan sudah melalui proses yang aman, ya.

3. Tersebar luas di daerah tropis dan mudah beradaptasi

ilustrasi daun saga (flickr.com/Roberto Guerra)

Abrus precatorius, nama ilmiah dari daun saga, sebenarnya berasal dari Asia dan Australia. Namun, sekarang tumbuhan ini sudah tersebar luas di berbagai negara tropis. Kamu bisa menemukannya di semak-semak, hutan tropis, atau bahkan di sekitar pemukiman dengan kondisi tanah yang lembab.

Kemampuan adaptasinya yang tinggi bikin tumbuhan ini gampang bertahan di berbagai lingkungan. Mau di hutan lebat, daerah pinggiran kota, atau tanah kosong, daun saga tetap bisa tumbuh subur.

4. Dapat menjadi gulma invasif yang mengganggu ekosistem lokal

ilustrasi daun saga (flickr.com/Roberto Guerra)

Meski terlihat menarik, daun saga juga sering jadi masalah di beberapa daerah. Tumbuhan ini tumbuh sangat cepat dan sulit dikendalikan, sehingga sering dianggap sebagai gulma invasif. Kalau dibiarkan, daun saga bisa merusak ekosistem lokal dengan mengalahkan tanaman asli dan mengurangi keanekaragaman hayati.

Selain itu, akar tumbuhan ini juga berpotensi merusak struktur tanah, lho. Gak heran kalau pengendalian daun saga jadi prioritas dalam upaya konservasi dan pengelolaan lahan di daerah tropis. Biasanya, petani atau pengelola lahan menggunakan herbisida atau metode manual untuk mengatasi tumbuhan ini.

5. Memiliki sejarah penggunaan dalam pengobatan tradisional yang panjang

ilustrasi daun saga (flickr.com/Roberto Guerra)

Di balik reputasinya sebagai tanaman beracun, daun saga ternyata sudah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Daunnya dipercaya punya khasiat untuk mengatasi batuk, demam, hingga radang. Namun, pengolahan yang tepat jadi kunci utama agar daun ini aman dikonsumsi.

Biasanya, daun saga diolah sedemikian rupa untuk mengurangi toksisitasnya sebelum digunakan sebagai obat. Jadi, kalau kamu tertarik mencoba pengobatan tradisional dengan daun ini, sebaiknya konsultasikan dulu dengan ahli herbal atau dokter supaya lebih aman.

Nah, itu dia lima fakta menarik tentang daun saga (abrus precatorius). Dari manfaatnya yang beragam hingga potensi bahayanya, tumbuhan ini memang menarik untuk dipelajari. Jadi, gimana? Tertarik buat tahu lebih banyak tentang tanaman unik ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Written by Aldifa
EditorWritten by Aldifa
Follow Us