Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Burung Unta Somalia, Tak Bisa Terbang Tapi Larinya Gesit!

Burung unta somalia (commons.wikimedia.org/Tommy Andriollo)
Intinya sih...
  • Burung unta somalia hidup di wilayah Tanduk Afrika, memiliki kecepatan lari hingga 70 km/jam, dan habitatnya mencakup savana, hutan, dan daerah berkayu.
  • Awalnya diklasifikasikan sebagai subspesies burung unta biasa, namun pada tahun 2014 diklasifikasikan menjadi spesies tersendiri berdasarkan perbedaan morfologi dan habitat.
  • Ukuran burung ini mencapai 105 kg, memiliki sayap kecil yang tidak bisa digunakan untuk terbang, hidup berdampingan dengan burung unta biasa, dan masuk kategori rentan punah akibat kerusakan habitat dan aktivitas manusia.

Terdapat dua spesies burung unta yang masih hidup, yaitu burung unta biasa dan burung unta somalia. Dalam hal ini, burung unta somalia atau Struthio molybdophanes jadi salah satu spesies yang cukup unik diantara keduanya. Sebagai contoh, secara khusus ia menghuni wilayah Tanduk Afrika atau Horn of Africa. Seperti kerabatnya, burung unta somalia juga punya kecepatan lari yang sangat tinggi. Ukuran hewan ini juga cukup besar dan membuat manusia terlihat mungil.

Sayangnya, spesies ini kalah pamor dari burung unta biasa. Alhasil, ia jarang dibahas dan selalu dibanding-bandingkan dengan burung unta biasa. Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas beberapa fakta unik tentang burung unta somalia supaya pengetahuanmu bertambah dan agar kamu tidak menganggap remeh burung ini.

1. Hidup di wilayah yang dikenal sebagai Tanduk Afrika

Burung unta somalia (commons.wikimedia.org/Stefan Haag)

Dilansir BirdLife DataZone, burung unta somalia dapat ditemukan di beberapa negara, yaitu Djibouti, Ethiophia, Kenya, dan Somalia. Nah, keempat negara tersebut berada di suatu wilayah yang bernama Tanduk Afrika atau The Horn of Africa. Wilayah Tanduk Afrika sendiri merupakan wilayah di pesisir timur benua Afrika dan berdekatan dengan wilayah Timur Tengah, Laut Merah, dan Teluk Aden. Penamaan Tanduk Afrika sendiri merujuk ke bentuk garis pantainya yang meruncing layaknya tanduk.

Tapi burung ini tidak hidup di pinggir laut atau di sekitar pantai. Sebaliknya, habitat utama hewan ini mencakup savana, hutan, bebatuan, daerah berkayu, semak-semak, dan rerumputan kering. Tak cuma itu, terkadang ia juga terlihat di area pertanian dan kebun yang mana cukup mengganggu kegiatan petani dan warga sekitar.

2. Klasifikasinya berubah sejak tahun 2014

Burung unta somalia (commons.wikimedia.org/Jan Ebr dan Ivana Ebrová)

Laman iNaturalist menjelaskan kalau awalnya burung unta somalia diklasifikasikan sebagai subspesies dari burung unta biasa atau Struthio camelus. Namun, setelah dilakukan penelitian mendalam, akhirnya klasifikasinya diubah dan pada tahun 2014 hewan ini diklasifikasikan menjadi spesies tersendiri. Perubahan klasifikasi tersebut didasarkan pada beberapa hal, seperti perbedaan morfologi, kebiasaan, habitat, evolusi, gen, ciri fisik, dan penyebaran. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar dan tidak hanya terjadi pada burung unta somalia.

3. Mampu berlari hingga kecepatan 70 km/jam

Burung unta somalia (commons.wikimedia.org/Stefan Haag)

Layaknya burung hantu lain, burung unta somalia juga termasuk pelari yang sangat cepat. Tercatat, kecepatan maksimal burung ini bisa mencapai 70 km/jam, jelas Animalia. Tentunya kecepatan tersebut jauh lebih cepat dari manusia yang kecepatan maksimalnya hanya sekitar 43 km/jam dan kecepatan ratanya-ratanya di angka 12 sampai 16 km/jam. Jadi, kamu tak boleh macam-macam dengan burung ini karena kamu tak akan bisa kabur dari kejarannya.

Kecepatan ini juga berguna dan umumnya digunakan untuk kabur dari predator atau mencari makanan di jarak yang jauh. Lebih lanjut, kecepatan yang dimiliki burung unta somalia dapat tercapai karena beberapa faktor, seperti kaki yang panjang, otot yang kuat, dan sayap kecil yang berguna sebagai penyeimbang. Tapi kamu tak perlu khawatir, walau sangat gesit ia tidak agresif dan tak akan menyerang manusia tanpa alasan.

4. Bobot maksimalnya mencapai 105 kilogram

Burung unta somalia (commons.wikimedia.org/ninara)

Sebagai burung unta, hewan ini punya ukuran yang tak main-main. Bayangkan saja, bobot maksimalnya mencapai 105 kilogram, jelas AviBase. Kemudian, bulunya lebat dan punya dua warna yang dominan, yaitu hitam dan putih. Kepalanya kecil, lehernya super panjang, matanya besar, dan kakinya besar serta panjang. Tak seperti burung lain, burung unta somalia memiliki sayap yang kecil dan tidak bisa digunakan untuk terbang. Terakhir, leher individu jantan bisa berubah menjadi kebiruan saat musim kawin. Karena hal tersebut, terkadang unggas ini juga disebut burung unta berleher biru.

5. Hidup berdampingan dengan spesies burung unta lain

Burung unta somalia (commons.wikimedia.org/Christophe Eyquem)

Wilayah penyebaran burung unta somalia memang tidak seluas burung unta biasa. Namun keduanya hidup berdampingan di beberapa daerah, lho. Spesifiknya, kedua burung raksasa ini hidup berdampingan di beberapa daerah di wilayah Ethiophia dan Kenya. Tapi walau hidup berdampingan keduanya tidak saling berkonflik. Hal ini sangat wajar mengingat mereka memiliki preferensi habitat yang berbeda.

Sayangnya, entah burung unta somalia atau burung unta biasa termasuk hewan yang terancam punah. Keduanya masuk ke kategori vulnerable atau rentan dan populasinya terus menurun. Tercatat, ada beberapa hal yang mengancam eksistensi kedua unggas tersebut, yaitu kerusakan habitat, perburuan liar, alih fungsi lahan, dan aktivitas manusia. Tentunya hal ini tak bisa dibiarkan dan upaya konservasi harus selalu dilakukan.

Setelah diulik, ternyata burung unta somalia tak kalah unik dari kerabatnya, yaitu burung unta biasa. Pertama, hewan ini punya ukuran yang terbilang besar. Kecepatan berlarinya juga tak bisa diremehkan. Uniknya, burung unta somalia dan burung unta biasa hidup berdampingan di beberapa daerah. Tapi sangat disayangkan, nyatanya burung unta somalia termasuk hewan terancam punah. Karenanya, kita tak boleh memburu, membunuh, mengusik, atau memperdagangkan hewan ini secara sembarangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arzha Ali Rahmat
EditorArzha Ali Rahmat
Follow Us