5 Fakta Unik Quaker Parrot, Arsitek Hebat dari Dunia Burung!

- Quaker parrot membangun sarang besar dari ranting yang menyerupai struktur kubah berlapis dengan banyak ruang di dalamnya.
- Quaker parrot hidup dalam koloni yang kompak, dengan kerja sama erat dan sensitif terhadap perubahan status sosial.
- Quaker parrot memiliki suara ramai dan variatif, mampu mempelajari hingga 50 kata atau frasa serta beradaptasi di segala lingkungan.
Pernahkah kamu membayangkan seekor burung kecil yang bisa membangun rumah layaknya arsitek profesional? Itulah Quaker parrot, si beo hijau yang dikenal cerdas, kreatif, dan penuh kehangatan sosial. Burung mungil ini tak hanya pandai meniru suara manusia, tapi juga mampu membuat sarang besar yang menyerupai apartemen alami di pepohonan. Nah, biar makin kenal dengan Quaker parrot, yuk, intip lima fakta uniknya di bawah ini!
1. Satu-satunya burung beo yang membangun sarang dari ranting

Kebanyakan burung beo memilih tempat tinggal yang praktis, seperti lubang pohon atau celah tebing. Tapi Quaker parrot justru menolak cara konvensional itu. Burung ini membangun sarang besar dari ranting yang dianyam rapat. Hasilnya menyerupai struktur kubah berlapis dengan banyak ruang di dalamnya.
Satu sarang bisa menampung puluhan pasangan sekaligus, lengkap dengan ruang untuk anak-anaknya. Bahkan, satu pohon besar bisa berubah menjadi gedung apartemen burung dengan lantai dan kamar berbeda. Setiap pasangan menjaga ruangnya masing-masing, namun tetap berbagi dinding dengan tetangga.
2. Hidup dalam koloni yang kompak

Quaker parrot merupakan burung sosial sejati. Hidup sendirian bukan gayanya, sebab seluruh aktivitas dari mencari makan hingga tidur dilakukan bersama kelompok. Dalam satu koloni besar, selalu ada kerja sama yang terjalin erat. Ada yang bertugas membawa ranting, menjaga anak-anak, hingga mengawasi langit dari pemangsa.
Dilansir UC Edu, status sosial dapat berubah jika seekor burung absen selama delapan hari dari koloninya. Sementara itu, burung-burung dengan peringkat tertinggi justru kehilangan status paling tinggi selama ketidakhadiran mereka yang singkat. Temuan ini menunjukkan betapa sensitif dan kompleksnya struktur sosial yang dimiliki Quaker parrot dalam menjaga keseimbangan kelompoknya.
3. Ahli komunikasi dengan suara ramai dan variatif

Suara Quaker parrot mungkin terdengar riuh, tapi di balik kebisingan itu tersembunyi kecerdasan luar biasa. Penelitian yang terbit dalam Royal Society Open Science, menjelaskan bahwa Quaker parrot memiliki variasi vokal serta mampu menghasilkan berbagai pola bunyi untuk berinteraksi. Setiap individu memiliki ciri suara unik atau vocal signature yang memungkinkan mereka saling mengenali di antara anggota koloni.
Dilansir PetMD, burung ini mampu mempelajari hingga 50 kata atau frasa, bahkan meniru berbagai suara di sekitar rumah, termasuk suara gonggongan anjing. Selain itu, burung ini juga dapat memahami ucapan manusia dengan mudah, sehingga cocok untuk pemula yang baru mengenal dunia burung peliharaan. Meskipun kosakata Quaker parrot tidak seluas Parkit, suaranya justru terdengar lebih jelas.
4. Tangguh dan mampu beradaptasi di segala lingkungan

Asal-usul Quaker parrot adalah dari kawasan Amerika Selatan, tapi kini penyebarannya sudah mendunia. Burung ini bisa bertahan di taman kota New York, area hijau Madrid, hingga hutan subtropis Argentina. Setiap lingkungan dijadikan rumah dengan sedikit penyesuaian. Jika tak ada pohon, kabel listrik pun bisa dijadikan tempat membangun sarang besar.
Kemampuan beradaptasi ini bikin populasi Quaker parrot berkembang pesat di banyak negara. Di beberapa wilayah, kehadirannya bahkan dianggap invasif karena sarang besar yang menempel di tiang listrik. Namun di sisi lain, ketangguhan itu menunjukkan kecerdasan dan daya hidup yang luar biasa.
5. Punya ikatan emosional yang hangat

Selain pintar dan rajin, Quaker parrot punya sisi lembut yang tak kalah menarik. Hubungan antara dua individu biasanya terjalin seumur hidup. Pasangan saling membersihkan bulu, merapatkan paruh, membesarkan anak bersama, hingga berbagi makanan.
Uniknya, Ketika ada anggota koloni yang terluka atau kesulitan, kelompoknya sering memperlihatkan perubahan perilaku yang mencerminkan empati. Burung lain bisa menjadi lebih waspada atau mendekat untuk memberi dukungan. Fenomena ini memperlihatkan bahwa Quaker parrot memiliki perasaan sosial yang kompleks.
Nah, dari kelima fakta di atas, jelas Quaker parrot bukan sekadar pintar meniru suara. Mereka ahli membangun sarang, hidup rukun dalam koloni, serta mampu beradaptasi di berbagai lingkungan. Tak heran jika burung mungil ini dijuluki “arsitek kecil” yang penuh karakter!