Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Negara Terdepan dalam Penggunaan Robot, Siapa Nomor Satunya?

Robot (freepik.com/freepik)
Robot (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Korea Selatan memiliki kepadatan robot tertinggi di dunia, digunakan di pabrik, rumah sakit, sekolah, dan rumah tangga.
  • Singapura menempati posisi kedua dalam kepadatan robot industri, fokus pada integrasi teknologi cerdas dalam kehidupan sehari-hari.
  • Jepang adalah pelopor robot dengan pendekatan humanis, menciptakan robot untuk memberikan rasa nyaman dan menemani manusia.

Di era serba otomatis kayak sekarang, robot udah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Bukan cuma buat bantu kerja di pabrik, tapi juga bisa menemani lansia, membantu operasi di rumah sakit, sampai mengantarkan paket ke rumah. Tapi, dari sekian banyak negara di dunia, siapa sih yang paling gila-gilaan dan serius soal penggunaan robot?

Beberapa negara sudah jauh melaju, bukan cuma dari sisi teknologi tapi juga cara mereka membawa robot ke kehidupan nyata. Mereka bukan cuma mengembangkan, tapi juga menerapkan robot di berbagai sektor penting. Nah, berikut ini adalah lima negara terdepan dalam penggunaan robot. Yuk, simak!

1. Korea Selatan

Robot pelayan di Korsel (commons.wikimedia.org/Eloquence)
Robot pelayan di Korsel (commons.wikimedia.org/Eloquence)

Korea Selatan bisa dibilang pemimpin dunia dalam pemanfaatan robot industri. Menurut data International Federation of Robotics (IFR), negara ini memiliki 1.012 robot untuk setiap 10.000 pekerja–menjadikannya negara dengan kepadatan robot tertinggi di dunia. Di berbagai pabrik besar, seperti yang dimiliki oleh Samsung dan Hyundai, robot telah menjadi bagian permanen dari tenaga kerja, khususnya di sektor elektronik dan otomotif.

Yang menarik, robot di Korea Selatan nggak cuma nangkring di pabrik. Di rumah sakit, ada robot bedah yang super presisi. Di sekolah, robot guru sudah mulai mengajari anak-anak. Bahkan di rumah tangga, robot pelayan mulai jadi bagian gaya hidup. Nggak heran kalau Korsel duduk manis di posisi nomor satu.

2. Singapura

Robot humanoid (unsplash.com/Gabriele Malaspina)
Robot humanoid (unsplash.com/Gabriele Malaspina)

Meski negara kecil, Singapura punya ambisi besar di dunia robotika. Mereka menempati posisi kedua dalam hal kepadatan robot industri di dunia, terutama di sektor elektronik dan logistik. Di bandara Changi misalnya, robot digunakan untuk bersih-bersih dan bantu layanan penumpang. Bahkan di restoran dan rumah sakit, robot jadi asisten tetap yang bikin semuanya makin efisien.

Pemerintah Singapura juga sangat mendukung adopsi robot lewat kebijakan dan insentif. Mereka fokus pada integrasi teknologi cerdas, termasuk AI, dalam kehidupan sehari-hari. Dari urusan bersih-bersih sampai urusan pintar, Singapura memang gesit banget.

3. Jepang

Robot Paro di Jepang (commons.wikimedia.org/Syced)
Robot Paro di Jepang (commons.wikimedia.org/Syced)

Kalau saat ini Korsel rajanya, Jepang adalah pelopor sejati di dunia robot. Sejak era 80-an, Jepang sudah punya robot-robot canggih yang sekarang jadi legenda, kayak ASIMO dan anjing robot Aibo. Industri robot di Jepang sangat kuat dan mendunia, dari pabrik otomotif sampai robot pelayan hotel.

Uniknya, Jepang punya pendekatan yang sangat humanis. Mereka menciptakan robot yang tidak hanya membantu dalam pekerjaan, tetapi juga mampu memberikan rasa nyaman dan menemani manusia. Contohnya robot perawat Paro, yang dirancang menyerupai bayi anjing laut yang menggemaskan. Dilansir Robots Guide, Paro diciptakan sebagai alat terapi untuk digunakan di rumah sakit maupun panti jompo. Robot ini dilengkapi kemampuan untuk menangis guna menarik perhatian dan memberikan respons saat diajak berinteraksi.

4. Jerman

Robot di Pabrik Jerman (commons.wikimedia.org/KUKA Roboter GmbH, Bachmann)
Robot di Pabrik Jerman (commons.wikimedia.org/KUKA Roboter GmbH, Bachmann)

Jerman dikenal sebagai negara dengan standar industri tinggi dan presisi luar biasa, dan itu juga berlaku di dunia robot. Mereka jadi pengguna robot industri terbesar di Eropa, apalagi di sektor otomotif kayak BMW dan Mercedes-Benz. Di pabrik-pabriknya, robot dan manusia kerja bareng dengan efisiensi maksimal.

Pemerintah dan universitas di Jerman juga aktif banget mengembangkan teknologi robotik, terutama lewat riset dan pendidikan tinggi. Mereka fokus pada integrasi otomatisasi, AI, dan Internet of Things (IoT) dalam konsep Industry 4.0. Jadi, jangan heran kalau Jerman jadi pusat robot pintar dengan sistem kerja paling rapi se-Eropa.

5. China

Traffic police robot milik China (commons.wikimedia.org/Fumikas Sagisavas)
Traffic police robot milik China (commons.wikimedia.org/Fumikas Sagisavas)

China mungkin terlambat start, tapi sekarang mereka lagi ngebut banget mengejar ketertinggalan. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah robot industri di China naik drastis, bahkan jadi pasar terbesar di dunia. Pabrik-pabrik elektronik, otomotif, sampai e-commerce pakai robot untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah lewat program ambisius “Made in China 2025,” China makin agresif masuk ke dunia robotika dan AI. Mereka nggak cuma mau jadi pengguna, tapi juga produsen utama robot dunia. Dari robot patroli di jalan sampai robot guru di sekolah, China benar-benar serius jadi pemain utama.

Lima negara tadi menunjukkan bagaimana robot bisa mengubah cara kita hidup dan bekerja. Mulai dari efisiensi pabrik sampai memberikan perawatan ke lansia, robot sudah jadi solusi buat banyak masalah modern. Tapi tetap saja, robot canggih sekalipun tetap butuh manusia untuk mengarahkan, menjaga nilai, dan membuat keputusan bijak.

Kalau negara-negara ini bisa melangkah sejauh itu, masa kita cuma nonton aja? Siapa tahu suatu saat, Indonesia juga jadi bagian dari peta robotika dunia. Karena masa depan bukan soal teknologi aja, tapi gimana kita hidup berdampingan dengan mesin yang kita ciptakan sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us