6 Fakta Kakatua Maluku, si Jambul Merah Asal Maluku Selatan

- Jambulnya adalah penanda perasaan, bukan sekadar hiasan
- Paruhnya super kuat pemecah kelapa dan makanan lainnya
- Status rentan punah akibat perburuan liar dan hilangnya habitat
Burung kakatua maluku (Cacatua moluccensis) dikenal karena penampilannya yang menawan dengan bulu putih bersih bersemburat merah jambu dan jambulnya yang berwarna jingga kemerahan. Burung endemik dari kepulauan di Maluku Selatan ini tidak hanya cantik, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, membuatnya menjadi salah satu satwa paling menarik di dunia. Mereka biasanya hidup berkelompok di hutan-hutan dataran rendah di Pulau Seram dan sekitarnya.
Sayangnya, di balik pesonanya, kakatua maluku menyimpan kisah yang memilukan. Spesies ini menghadapi ancaman serius di habitat aslinya akibat perburuan liar untuk perdagangan satwa dan hilangnya hutan sebagai rumah mereka. Kini, keberadaan mereka di alam liar semakin sedikit, dan status konservasinya pun masuk dalam kategori rentan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenal lebih dalam burung yang luar biasa ini.
1. Jambulnya yang ikonik adalah penanda perasaan

Salah satu ciri paling mencolok dari kakatua maluku adalah jambul besarnya yang dapat ditegakkan. Jambul ini bukan sekadar hiasan, melainkan sebuah alat komunikasi yang menunjukkan kondisi emosional mereka. Ketika merasa terancam, bersemangat, atau ingin menarik perhatian, mereka akan menaikkan jambulnya yang berwarna merah-jingga cerah, yang tadinya tersembunyi.[ Menurut laman Elmwood Park Zoo, mekanisme ini berfungsi untuk menakut-nakuti predator atau pesaing potensial.
Warna jambul yang kontras dengan bulu tubuhnya yang putih bersih membuat pertunjukan ini sangat dramatis. Selain sebagai bentuk pertahanan atau ekspresi kegembiraan, jambul ini juga digunakan dalam ritual kawin yang rumit, di mana jantan akan memamerkan jambulnya untuk memikat betina. Kemampuan mereka untuk mengekspresikan "perasaan" melalui jambul ini menunjukkan betapa kompleksnya perilaku sosial burung ini di alam liar.
2. Kakatua maluku punya paruh super kuat pemecah kelapa

Jangan tertipu oleh penampilannya yang anggun, paruh kakatua maluku adalah salah satu yang terkuat di dunia burung. Dilansir Wildlife Facts, paruh mereka mampu memberikan tekanan hingga 500 pon, kekuatan yang cukup untuk memecahkan cangkang kacang paling keras sekalipun. Kemampuan luar biasa ini memungkinkan mereka untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan di habitat aslinya.
Menu makanan mereka di alam liar cukup bervariasi, mulai dari biji-bijian, kacang-kacangan, hingga buah-buahan seperti durian dan rambutan. Seaworld.org bahkan menyebutkan bahwa mereka dikenal sebagai hama di perkebunan kelapa karena kemampuannya merusak kelapa muda untuk memakan daging dan airnya. Paruh yang kuat ini juga mereka gunakan untuk mengunyah kayu, yang penting untuk menjaga paruh tetap terasah dan sebagai bagian dari perilaku alaminya.
3. Statusnya kini rentan punah akibat perburuan liar

Keindahan dan kecerdasan kakatua maluku ternyata menjadi pedang bermata dua yang mengancam kelestarian mereka. Burung ini sangat populer dalam perdagangan satwa peliharaan ilegal, yang menyebabkan populasinya di alam liar menurun drastis. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), status konservasi kakatua maluku adalah Vulnerable atau Rentan. Ini berarti mereka menghadapi risiko kepunahan yang tinggi di alam liar.
Dilansir Elmwood Park Zoo, pada puncak masa perburuan, lebih dari 6.000 ekor burung ditangkap dari alam liar setiap tahunnya. Ditambah lagi dengan deforestasi atau hilangnya habitat, populasi mereka semakin tertekan. Meskipun sudah dilindungi oleh hukum internasional melalui CITES Appendix I sejak 1989 yang melarang perdagangan internasional spesimen liar, penangkapan ilegal dalam skala kecil sayangnya masih terus terjadi hingga kini.
4. Burung ini sangat setia pada satu pasangan seumur hidup

Kakatua maluku adalah simbol kesetiaan di dunia satwa. Mereka dikenal sebagai burung monogami yang akan membentuk ikatan pasangan seumur hidup. Seperti yang dijelaskan oleh Petpalace.uk, ikatan emosional antara pasangan ini sangat mendalam. Jika salah satu pasangan mati atau hilang, pasangannya yang ditinggalkan bisa mengalami depresi berat, sebuah bukti betapa kuatnya ikatan mereka.
Proses menemukan pasangan pun melibatkan ritual yang kompleks. Jantan akan berusaha menarik perhatian betina dengan merentangkan sayap, menegakkan jambul, dan bergerak-gerak dengan lincah. Setelah menemukan pasangan yang cocok, mereka akan bekerja sama dalam segala hal, mulai dari membangun sarang di lubang pohon hingga mengerami telur dan membesarkan anak-anaknya. Kedua induk, jantan dan betina, akan bergantian mengerami telur selama sekitar 30 hari.
5. Tingkat kecerdasannya sering disamakan dengan anak kecil

Kakatua maluku merupakan salah satu burung paling cerdas di dunia. Kecerdasan kognitif dan emosional mereka sering disamakan dengan anak balita. Laman Petpalace.uk menyebut mereka sebagai "feathered geniuses" atau jenius berbulu yang mampu memecahkan masalah kompleks, seperti membuka kunci kandang. Kecerdasan ini membuat mereka membutuhkan stimulasi mental yang tinggi agar tidak bosan.
Di penangkaran, mereka dikenal sangat interaktif dan bisa meniru beberapa kata atau suara manusia. Mereka juga memiliki kemampuan untuk menggunakan alat sederhana, seperti memegang makanan dengan satu kaki sementara kaki lainnya memecahnya menjadi potongan-potongan kecil. Namun, kecerdasan ini juga membuat mereka menjadi hewan peliharaan yang sangat menantang, karena mereka membutuhkan perhatian dan interaksi sosial yang konstan layaknya anak kecil yang tidak pernah tumbuh dewasa.
6. Suaranya bisa sangat keras dan termasuk paling bising

Di balik keanggunannya, kakatua maluku menyimpan kekuatan vokal yang luar biasa. Mereka dianggap sebagai salah satu jenis burung beo dengan suara paling keras di dunia. Suara teriakannya yang melengking dan keras dapat terdengar dari jarak yang sangat jauh. Teriakan ini digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari komunikasi dengan kawanannya di hutan lebat hingga sebagai tanda peringatan adanya bahaya.
Karena volume suaranya yang ekstrem, mereka sering dianggap tidak cocok untuk dipelihara di lingkungan padat penduduk seperti apartemen. Dilansir Elmwood Park Zoo, suara mereka adalah salah satu alasan utama mengapa mereka menjadi hewan peliharaan yang sangat menantang untuk dirawat. Suara keras ini merupakan bagian alami dari diri mereka dan menjadi salah satu ciri khas yang paling dikenal dari spesies ini.
Sebagai salah satu kekayaan hayati Indonesia, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaga kelestarian kakatua maluku. Dengan tidak mendukung perdagangan ilegal dan turut serta dalam upaya konservasi habitat, kita bisa membantu memastikan si jambul merah yang cerdas ini tetap bisa terbang bebas di hutan Maluku.


















