Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Matera, Kota Gua di Italia yang Berusia Ribuan Tahun

ilustrasi Kota Matera
ilustrasi Kota Matera (pexels.com/julia-khalimova)
Intinya sih...
  • Kota Matera sudah ada sejak Paleolitikum, dihuni manusia prasejarah, dan terus berkembang hingga abad pertengahan.
  • Kawasan Sassi adalah pemukiman gua batu yang unik, terbagi menjadi dua area dengan vicinato sebagai pusat kehidupan sosial.
  • Matera pernah menjadi aib nasional Italia karena kondisi masyarakatnya yang memprihatinkan, namun kemudian direvitalisasi dan ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di Italia terdapat sebuah kota yang berkembang dengan cara berbeda dengan kebanyakan kota di Eropa. Yaitu Kota Matera yang memiliki ruang dan pemukiman terbuat dari bebatuan gua. Kota ini menyimpan jejak sejarah panjang yang masih bisa ditemukan di dalam kota.

Kota Matera terletak di Italia bagian selatan, tepatnya di wilayah Basilicata dan merupakan ibu kota dari Provinsi Matera. Kota Matera berada di tepi Jurang Gravina di kawasan perbukitan dan Lembah batu kapur. Berikut beberapa fakta unik mengenai Matera, kota gua di Italia yang berusia ribuan tahun.

1. Salah satu kota tertua di dunia

ilustrasi Kota Matera
ilustrasi Kota Matera (pexels.com/axp-photography)

Matera sudah ada sejak masa Paleolitikum atau sekitar sembilan ribu tahun yang lalu. Hal ini terlihat langsung dari bukti gua-gua alami yang sempat dihuni oleh manusia prasejarah. Karena kawasan sekitar Matera aman dan kaya akan sumber daya alam.

Seiring berjalannya waktu, gua tersebut gak ditinggalkan. Melainkan terus dikembangkan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Pada masa Yunani, Romawi, hingga abad pertengahan, kawasan ini terus berfungsi sebagai pusat aktivitas Masyarakat hingga tempat ibadah.

2. Terdapat pemukiman Sassi yang berupa gua batu

ilustrasi kota Matera
ilustrasi kota Matera (pexels.com/axp-photography)

Kawasan bersejarah bernama Sassi merupakan ciri khas dari kota ini. Sassi adalah pemukiman yang berupa gua-gua batu yang dipahat langsung dari tebing batu kapur. Pemukiman ini gak dibangun di atas permukaan tanah, melainkan dibangun dengan cara digali dan diperluas melalui rongga batu yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Pemukiman Sassi terbagi menjadi dua area, yaitu Sasso Caveoso dan Sasso Barisano. Di dalam keduanya terdapat perumahan, gereja, hingga lorong yang saling terhubung. Dari luar, bangunan ini tampak bertingkat, tetapi di dalamnya merupakan ruang gua yang saling menyatu.

Salah satu aspek unik dari Kota Matera adalah keberadaan vicinato, sekelompok rumah gua yang menghadap ke satu halaman yang sama. Halaman ini adalah pusat kehidupan sosial di mana para tetangga berbagi sumur air. Model ini menciptakan ikatan komunitas yang kuat di antara penduduk gua selama berabad-abad.

3. Pernah menjadi aib nasional Italia

ilustrasi Kota Matera
ilustrasi Kota Matera (pexels.com/axp-photography)

Matera pernah disebut sebagai vergogna nazionale atau aib nasional Italia karena kondisi masyarakatnya yang sangat memprihatinkan, terutama di kawasan Sassi. Pada tahun 1940-an hingga tahun 1950-an, penduduk yang tinggal di gua-gua Sassi hidup dalam kemiskinan. Ribuan warga tinggal di rumah gua yang sempit, lembab, minim Cahaya, dan tanpa akses sanitasi yang bersih. Sementara kota-kota di Italia lainnya mulai melakukan modernisasi.

Situasi ini menarik perhatian nasional setelah penulis Carlo Levi mengungkap realitas kehidupan di Matera dalam bukunya. Ia menulis Christ Stopped at Eboli yang mendeskripsikan kondisi Sassi yang mengerkan. Buku ini menjadi sensasi internasional dan membuat pemerintah Italia malu di mata dunia.

Pada tahun 1952, Pemerintah Italia mengeluarkan undang-undang khusus untuk mengevakuasi seluruh penduduk Sassi ke perumahan modern yang dibangun di bagian atas kota atau disebut Matera Baru. Setelah itu, Sassi menjadi kota hantu yang kosong dan terabaikan selama beberapa dekade.

4. Revitalisasi besar-besaran dan menjadi situs warisan UNESCO

ilustrasi Kota Matera
ilustrasi Kota Matera (pexels.com/axp-photography)

Setelah dibiarkan kosong, pada akhir tahun 1980-an, revitalisasi di Matera khususnya kawasan Sassi dilakukan secara besar-besaran. Pemerintah menyadari bahwa menganggap Sassi sebagai simbol kemiskinan justru mengabaikan nilai sejarah dan arsitekturnya. Kemudian rumah-rumah gua direstorasi tanpa menghilangkan struktur batu aslinya dan dialihkan menjadi hunian, hotel kecil, atau museum.

Berkat upaya revitalisasi besar-besaran, kawasan Sassi di Matera resmi ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO di tahun 1993. UNESCO menilai bahwa Matera adalah contoh luar biasa dari pemukiman manusia yang berkesinambungan dan bertahan selama ribuan tahun. Puncaknya, Matera dinobatkan sebagai ibu kota kebudayaan Eropa di tahun 2019. Dan menjadi akhir dari masa kelam Kota Matera.

5. Sering menjadi Lokasi film

ilustrasi bangunan di Kota Matera
ilustrasi bangunan di Kota Matera (pexels.com/axp-photography)

Karena lanskap kotanya yang unik dan otentik, Matera sering diplih sebagai lokasi film. Bentuk arsitektur dan warna batu kapurnya menciptakan suasan yang timeless, sehngga cocok untuk latar sejarah dan peradaban kuno. Beberapa film terkenal yang menggunakan latar Kota Matera adalah The Passion of the Christ (2004), Wonder Woman (2017), hingga film James Bond No Time to Die (2021).

Matera menunjukkan bahwa sebuah kota gak selalu berjalan lurus menuju kemajuan. Ada juga kota yang sempat mengalami krisis. Pengalaman Matera sebagai kota gua yang pernah dipandang negative justru memperkuat nilai dari kota ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

6 Fakta Amsterdam, Kota Kanal di Belanda Situs Warisan Dunia UNESCO

18 Des 2025, 19:49 WIBScience