Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Spesies Pohon yang Bisa Bertahan di Lingkungan Tidak Bersahabat

Willow (unsplash.com/Pascal Bernardon)
Intinya sih...
  • Pohon Manchineel mampu tumbuh di lingkungan pesisir yang keras dan terpapar garam, namun memiliki getah dan daun yang mengandung racun kuat.
  • Spesies Suicide Tree adaptif di lingkungan tepi sungai dengan biji yang mengandung racun mematikan sebagai sistem pertahanan alami.
  • Milky Mangrove, Poplar, dan Willow juga menunjukkan ketahanan luar biasa di lingkungan beracun dengan mekanisme adaptasi yang unik.

Alam memiliki cara unik untuk beradaptasi, bahkan dalam kondisi yang paling ekstrem sekalipun. Di saat kebanyakan tanaman tidak mampu bertahan di lingkungan yang terpapar racun, air asin, hingga polutan industri, ada sejumlah spesies pohon yang justru tumbuh subur dan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Pada ulasan ini, terdapat lima spesies pohon luar biasa yang dapat bertahan hidup di lingkungan beracun. Mulai dari pohon dengan getah mematikan hingga yang digunakan untuk membersihkan limbah industri, kelimanya menunjukkan adaptasi biologis yang unik. Daripada penasaran, yuk simak kelima spesies pohon yang bisa bertahan di lingkungan beracun di bawah ini!

1. Manchineel Tree

Manchineel Tree (commons.wikimedia.org/Pancrat)

Pohon Manchineel (Hippomane mancinella) dikenal sebagai salah satu pohon paling beracun di dunia, namun justru mampu berkembang di habitat pesisir yang keras dan terpapar garam seperti pantai berpasir, rawa-rawa pesisir, dan hutan mangrove di Karibia serta sebagian Amerika Tengah dan Selatan. Adaptasi luar biasanya memungkinkan pohon ini menstabilkan tanah berpasir yang mudah tererosi.

Setiap bagian dari pohon ini, mulai dari getah hingga daunnya, mengandung racun kuat seperti phorbol yang dapat menyebabkan luka bakar pada kulit manusia. Bahkan, asap dari kayu Manchineel yang terbakar bisa menyebabkan kebutaan jika terhirup. Buahnya yang mengapung memungkinkan penyebaran melalui arus laut, menjadikan pohon ini sukses bereproduksi di lingkungan yang beracun.

2. Suicide Tree

Suicide Tree (commons.wikimedia.org/Vengolis)

Suicide tree (Cerbera odollam) mendapatkan namanya dari kandungan racun mematikannya, namun di balik reputasi tersebut, spesies ini justru sangat adaptif terhadap lingkungan tepi sungai dan sepanjang garis pantai di kepulauan Pasifik, Asia Tenggara, dan Australia utara. Pohon ini mampu tumbuh subur di daerah dengan kelembapan tinggi yang sering kali tidak ramah bagi banyak spesies tanaman lainnya.

Biji pohon ini mengandung racun yang disebut cerberin, senyawa yang bisa menyebabkan kematian dengan mengganggu fungsi normal jantung. Tingkat toksisitas yang tinggi ini berfungsi sebagai sistem pertahanan alami. Adaptasi ini menjadikan Cerbera odollam sebagai pohon yang mengandalkan toksisitas untuk bertahan hidup di ekosistem yang ekstrem.

3. Milky Mangrove

Milky Mangrove (commons.wikimedia.org/Dinesh Valke)

Milky Mangrove (Excoecaria agallocha) merupakan spesies mangrove yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tidak bersahabat, seperti area pesisir dengan kandungan garam tinggi, paparan air laut langsung, hingga tanah yang sering tercemar. Pohon ini banyak tersebar di wilayah pesisir Australia, dan dikenal karena menghasilkan getah putih pekat yang sangat beracun.

Getah ini dapat menyebabkan iritasi kulit, lepuhan, hingga kebutaan sementara jika mengenai mata. Kemampuannya bertahan di habitat ekstrem ini diperkuat oleh adaptasi morfologi khas mangrove seperti sistem akar napas dan pori-pori penghasil garam. Dengan adaptasi struktural yang kuat, Excoecaria agallocha menjadi salah satu pohon yang sukses bertahan hidup di zona yang sangat sulit ditembus oleh tanaman lain.

4. Poplar

Poplar (commons.wikimedia.org/Sir Amugi)

Pohon poplar tidak hanya tumbuh di lingkungan biasa, tetapi juga menunjukkan ketahanan luar biasa di tanah yang terkontaminasi dengan berbagai polutan industri seperti trichloroethylene (TCE), logam berat, dan residu bahan kimia. Poplar bahkan digunakan dalam teknik fitoremediasi, yaitu proses penggunaan tanaman untuk membersihkan zat beracun dari tanah dan air.

Kemampuannya bertahan di lingkungan tercemar diperkuat oleh hubungan simbiotik dengan mikroba tanah tertentu yang membantu memecah senyawa beracun. Beberapa varietas poplar telah terbukti mampu tumbuh normal di tanah yang penuh dengan logam berat dan bahan kimia berbahaya tanpa kehilangan fungsi fisiologisnya.

5. Willow

Willow (unsplash.com/Fons Heijnsbroek)

Pohon willow (genus Salix) dikenal luas sebagai spesies yang digunakan dalam upaya fitoremediasi berkat kemampuannya menyerap dan menetralisasi berbagai jenis racun di lingkungan sekitarnya. Willow dapat tumbuh di tanah yang terkontaminasi logam berat seperti nikel, kromium, dan timbal, serta mampu hidup di tanah yang sangat asam dengan pH rendah hingga sekitar 3,7.

Selain itu, mereka juga mampu bertahan di lahan yang mengandung sedimen kaya arsenik dan bahkan senyawa beracun seperti sianida. Salah satu keunggulan willow adalah kemampuannya menyerap air dalam jumlah besar, yang membantu mengurangi mobilitas racun di lingkungan sekitarnya. Proses metabolisme dalam pohon ini juga memungkinkan detoksifikasi zat berbahaya dari tanah dan air.

Kelima pohon yang dibahas di atas menunjukkan bahwa alam memiliki cara sendiri untuk beradaptasi dan bertahan di lingkungan paling ekstrem sekalipun. Dengan berbagai mekanisme mulai dari toksisitas tinggi, adaptasi struktural, hingga simbiosis mikroba, pohon-pohon ini tidak hanya bertahan hidup tetapi juga berkontribusi positif terhadap ekosistemnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us