Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Burung Bisa Migrasi Ribuan Kilometer Tanpa Tersesat?

ilustrasi burung yang bermigrasi
ilustrasi burung yang bermigrasi (commons.wikimedia.org/USFWS Mountain Prairie)
Intinya sih...
  • Otak burung memproses posisi melalui peta internal, membantu mereka mengenali arah dan jarak serta menyimpan informasi spasial.
  • Medan magnet bumi menjadi panduan alami burung, dengan protein cryptochrome di retina membantu menangkap informasi magnetik.
  • Burung memanfaatkan posisi matahari dan bintang sebagai penanda langit, serta indera penciuman untuk mengenali rute migrasi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Migrasi burung selalu menjadi salah satu topik paling menarik dalam biologi. Hal ini dikarenakan fenomena ini memperlihatkan kemampuan navigasi yang luar biasa. Banyak trivia burung yang mencatat bahwa spesies tertentu bisa menempuh ribuan kilometer tanpa menyimpang dari jalurnya meski melewati lautan luas, gurun, atau pegunungan.

Fenomena tersebut menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana sistem orientasi alami bekerja secara konsisten sepanjang perjalanan. Penasaran bagaimana burung bisa bermigrasi? Simak lebih lanjut penjelasan ilmiah burung bisa migrasi ribuan kilometer tanpa tersesat berdasarkan penjelasan berikut ini!

1. Otak burung memproses posisi melalui peta internal

ilustrasi burung yang bermigrasi
ilustrasi burung yang bermigrasi (commons.wikimedia.org/Shaun Streeper)

Burung memiliki struktur otak yang berfungsi sebagai pusat navigasi layaknya kompas biologis. Penelitian menunjukkan bagian hippocampus burung berperan besar dalam menyimpan informasi spasial yang membantu mereka mengenali arah dan jarak. Saat bermigrasi, otak ini menyatukan berbagai petunjuk dari lingkungan untuk menciptakan peta internal yang detail. Peta internal tersebut tidak hanya berdasarkan pengalaman terbang sebelumnya, tetapi juga diwariskan secara genetik pada beberapa spesies.

Ketika burung muda ikut bermigrasi, mereka mampu mengikuti jalur yang sama dengan kawanan berkat peta internal ini. Seiring waktu, pengalaman terbang memperkaya memori spasial mereka sehingga jalur migrasi menjadi lebih presisi. Kemampuan memproses posisi ini terbukti sangat penting saat melewati area yang minim tanda geografis, misalnya samudra terbuka.

2. Medan magnet bumi menjadi panduan alami burung

ilustrasi burung yang bermigrasi
ilustrasi burung yang bermigrasi (commons.wikimedia.org/Ji-Elle)

Selain otak, burung menggunakan reseptor khusus untuk membaca medan magnet bumi. Protein cryptochrome di retina burung membantu menangkap informasi magnetik yang kemudian diterjemahkan menjadi gambaran arah. Hal ini memungkinkan burung tetap mengetahui orientasi utara–selatan meskipun langit tertutup awan.

Beberapa penelitian bahkan menemukan partikel magnetit di paruh burung yang peka terhadap perubahan medan magnet. Informasi ini berpadu dengan peta internal sehingga burung bisa menyesuaikan arah terbang tanpa bantuan visual. Mekanisme ganda ini menjelaskan mengapa mereka jarang tersesat walaupun kondisi cuaca ekstrem.

3. Posisi matahari dan bintang digunakan sebagai penanda langit

ilustrasi burung yang bermigrasi
ilustrasi burung yang bermigrasi (commons.wikimedia.org/gailhampshire)

Burung juga memanfaatkan posisi matahari di siang hari untuk menentukan arah. Dengan kemampuan biologis yang disebut jam sirkadian, mereka bisa menyesuaikan posisi matahari dengan waktu internal tubuh. Kombinasi keduanya menghasilkan perhitungan arah yang akurat sepanjang perjalanan.

Pada malam hari, burung tertentu beralih menggunakan konstelasi bintang sebagai acuan. Uji coba di planetarium memperlihatkan bahwa burung mampu mengikuti jalur sesuai proyeksi bintang di langit. Mekanisme ini memberikan jaminan navigasi yang tetap stabil meski kondisi darat dan laut di bawahnya tidak memberikan tanda jelas.

4. Penciuman burung membantu mengenali rute migrasi

ilustrasi burung yang bermigrasi
ilustrasi burung yang bermigrasi (commons.wikimedia.org/USFWS Mountain Prairie)

Indera penciuman burung memainkan peran besar dalam migrasi jarak jauh. Spesies seperti merpati mampu mengidentifikasi campuran bau khas dari suatu wilayah, sehingga memudahkan mereka mengenali rute pulang. Bau laut, tanah, atau vegetasi tertentu terekam dalam memori dan menjadi penanda geografis alami.

Eksperimen yang menutup jalur penciuman burung memperlihatkan bahwa kemampuan navigasi mereka berkurang drastis. Hal ini menunjukkan bahwa migrasi bukan hanya bergantung pada penglihatan atau magnet, tetapi juga aroma khas lingkungan. Dengan memadukan semua informasi sensorik, burung memperoleh orientasi yang sangat presisi.

5. Kawanan burung menjaga arah melalui kerja kolektif

ilustrasi burung yang bermigrasi
ilustrasi burung yang bermigrasi (commons.wikimedia.org/USFWS Mountain Prairie)

Migrasi sering dilakukan secara berkelompok, dan hal ini meningkatkan akurasi perjalanan. Dalam kawanan, ada burung pemimpin yang mengarahkan jalur berdasarkan pengalaman, sementara anggota lain mengikuti formasi. Dinamika ini tidak hanya menghemat energi melalui formasi terbang V, tetapi juga memperkuat kemampuan orientasi.

Kerja kolektif memungkinkan burung yang kurang berpengalaman tetap mencapai tujuan dengan aman. Burung muda belajar jalur migrasi dari individu senior, sehingga pola perjalanan bisa diwariskan lintas generasi. Strategi sosial ini menjadi salah satu faktor penting mengapa migrasi berhasil dilakukan secara konsisten dari tahun ke tahun.

Fenomena burung bisa migrasi ribuan kilometer tanpa tersesat membuktikan bahwa kemampuan navigasi alamiah jauh lebih kompleks daripada sekadar mengikuti arah angin. Berbagai penelitian tentang trivia burung telah mengungkap bahwa otak, medan magnet, bintang, penciuman, hingga kerja kawanan saling berperan menjaga akurasi perjalanan. Pemahaman ini bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga membuka cara pandang baru tentang kecanggihan mekanisme kehidupan di alam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Science

See More

Herding Dog, Anjing yang Jadi Teman Baik Peternak

28 Sep 2025, 18:22 WIBScience