5 Fakta Halo Effect, Kecenderungan Menilai orang dari Kesan Pertama

Fenomena psikologi ini dialami banyak orang

Disadari atau tidak, banyak orang membuat penilaian terhadap orang lain hanya dari kesan pertama. Misalnya, kamu baru masuk ke dunia kerja, lalu saat melihat pegawai yang memiliki fisik menarik dan berpakaian rapi, kamu langsung menganggap bahwa dia adalah orang yang ambisius, pekerja keras, dan cerdas.

Yang terjadi adalah, pikiran positifmu tentang karyawan tersebut memengaruhi caramu memandangnya dalam istilah positif lainnya. Nah, ilustrasi ini menggambarkan bagaimana halo effect dapat bekerja. Halo effect adalah istilah psikologi yang mendeskripsikan kesalahan dalam penalaran berdasarkan satu sifat yang kamu ketahui tentang orang atau benda lain.

Masih ada banyak informasi menarik lainnya seputar halo effect. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa fakta mengenai halo effect yang dirangkum dari laman Verywell Mind dan Healthline. Baca terus untuk mempelajari lebih lanjut tentang halo effect.

1. Apa itu halo effect

5 Fakta Halo Effect, Kecenderungan Menilai orang dari Kesan Pertamapexels.com/fauxels

Halo effect disebut juga stereotip daya tarik fisik dan prinsip apa yang indah juga tentu baik. Tampilan fisik sering kali menjadi bagian utama dari halo effect, di mana individu yang dianggap menarik cenderung dinilai memiliki sifat positif yang lebih tinggi juga.

Efek ini tidak sebatas pada daya tarik seseorang, tapi juga dapat mencakup sifat-sifat lain juga. Misalnya, individu yang ramah dan mudah bergaul mungkin juga terlihat lebih menyenangkan dan cerdas. Halo effect mengarahkan persepsi kita pada kualitas tertentu pada penilaian bias dari kualitas lainnya. Halo yang diciptakan oleh persepsi tentang satu karakteristik juga akan menutupi mereka dengan cara yang sama.

2. Sejarah halo effect

5 Fakta Halo Effect, Kecenderungan Menilai orang dari Kesan Pertamapexels.com/August de Richelieu

Psikolog Edward Thorndike pertama kali menciptakan istilah ini dalam makalah tahun 1920 berjudulThe Constant Error in Psychological Ratings. Dalam eksperimen tersebut, Thorndike meminta perwira komando di militer untuk mengevaluasi berbagai kualitas pada prajurit bawahan mereka, berupa kepemimpinan, penampilan fisik, kecerdasan, loyalitas, dan ketergantungan.

Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan bagaimana penilaian satu kualitas dialihkan ke penilaian karakteristik lain. Hasilnya, Thorndike menemukan bahwa peringkat tinggi kualitas tertentu berkorelasi dengan peringkat tinggi karakteristik lain, sementara peringkat negatif kualitas tertentu juga menyebabkan peringkat karakteristik lain lebih rendah.

Daya tarik dipercaya menjadi salah satu faktor yang dapat berperan. Misalnya, ketika kita menilai orang sebagai tampan, kita juga cenderung percaya bahwa mereka memiliki kepribadian yang lebih positif. Kendati begitu, orang juga bisa menganggap individu yang menarik secara fisik cenderung menggunakan daya tarik mereka untuk memanipulasi orang lain.

3. Halo effect dalam kehidupan sehari-hari

5 Fakta Halo Effect, Kecenderungan Menilai orang dari Kesan PertamaUnsplash.com/Product School

Halo effect hadir di hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari setiap orang. Beberapa situasi yang melibatkan halo effect di antaranya, orang yang kamu anggap menarik, sekolah, tanggapanmu terhadap teknik pemasaran, obat-obatan dan perawatan kesehatan.

Di kehidupan sehari-hari, kamu bisa memanfaatkan halo effect untuk membuat orang lain memiliki kesan positif padamu. Mulailah dengan menjadi percaya diri, karena orang memperhatikan apakah kamu positif tentang diri sendiri. Kamu juga perlu memberikan kesan awal yang baik melalui penampilan yang rapi. Yang tak kalah penting, tunjukkan semangat hidup secara umum.

Baca Juga: Selalu Merasa Jadi Pusat Perhatian, Kenali 5 Fakta Spotlight Effect

4. Banyak dimanfaatkan dalam pemasaran

5 Fakta Halo Effect, Kecenderungan Menilai orang dari Kesan Pertamapexels.com/Sam Lion

Halo effect sudah menjadi hal yang akrab dalam dunia bisnis. Para marketer menggunakan metode ekstensif untuk memanipulasi para konsumen agar membeli produk atau layanan mereka.

Misalnya, beberapa orang mendapati dirinya lebih tertarik pada suatu produk atau layanan karena selebriti favorit mereka diendorse oleh produk tersebut. Perasaan positif seseorang tentang selebritas itu dapat membuat individu tersebut menganggap semua hal yang dikaitkan dengan selebritas juga positif.

Cara produsen memberi label dan memasarkan produknya juga dapat menentukan apakah konsumen menyukai hasil akhirnya. Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam Food Research International melabeli produk makanan yang sama dengan label "organik" atau "konvensional". Hasilnya, produk "organik" menerima peringkat yang lebih tinggi secara keseluruhan, dan konsumen bersedia membayar lebih mahal untuk produk berlabel "organik".

5. Kiat mengatasi bias

5 Fakta Halo Effect, Kecenderungan Menilai orang dari Kesan Pertamapexels.com/Christina Morillo

Mengingat halo effect sangat lekat dalam hidup kita, mungkin sulit untuk membedakan bias dari fakta. Kamu dapat secara aktif mengurangi opini subjektif dengan berusaha berpikir lebih objektif tentang orang lain.

Halo effect berteori bahwa individu menilai orang lain berdasarkan kesan pertama. Jadi, ada baiknya kamu memperlambat proses berpikir. Memperlambat dan mengumpulkan semua fakta dapat membantu kamu mencegah potensi efek samping yang berbahaya dari halo effect.

Demikianlah beberapa informasi seputar halo effect. Jadi, jika lain kali kamu mencoba mengevaluasi orang lain, kamu perlu mempertimbangkan bagaimana kesan mereka secara keseluruhan agar tidak melakukan kesalahan dalam menilai orang lain.

Baca Juga: 8 Peristiwa 'Butterfly Effect' yang Mengubah Jalannya Sejarah Dunia

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya