Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Jerboa Telinga Panjang, si Pengerat Kecil yang Mirip Kanguru

Jerboa berdiri dan bergerak layaknya seekor kanguru, tegap dengan kedua kaki belakangnya. (worldwildlife.org)
Jerboa berdiri dan bergerak layaknya seekor kanguru, tegap dengan kedua kaki belakangnya. (worldwildlife.org)

Jerboa telinga panjang (Euchoreutes naso) merupakan pengerat yang hidup di sekitar wilayah China dan Mongolia. Mereka biasanya ditemui di area yang tinggi, dingin, kering hingga gurun pasir. Ukuran tubuh jerboa telinga panjang dari ujung kepala hingga ujung ekor sekitar 220—252 mm dengan bobot 24—38 gram.

Bulu di tubuhnya memiliki perpaduan warna yang cukup unik. Bagian atas berwarna kuning kemerahan hingga coklat muda, bagian bawah berwarna putih, dan jumbai yang bisa berwarna hitam atau putih. Tentunya, ciri fisik paling menonjol dari jerboa telinga panjang adalah sepasang telinga dan kaki belakangnya yang sama-sama memiliki panjang impresif.

Selain ciri fisik, pengerat ini tentu menyimpan sejumlah fakta menarik lain yang sayang untuk dilewati. Banyak bagian tubuh hingga perilaku dari jerboa telinga panjang yang membantu mereka bertahan di lingkungannya yang tak kenal ampun. Makin penasaran, kan, dengan hewan lucu satu ini? Yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

1. Salah satu hewan dengan rasio ukuran telinga ke kepala paling besar

ilustrasi dari jerboa telinga panjang (commons.wikimedia.org/Joseph Smit)
ilustrasi dari jerboa telinga panjang (commons.wikimedia.org/Joseph Smit)

Telinga jadi salah satu ciri paling menonjol dari jerboa telinga panjang. Menurut World Wildlife Fund, total panjang telinga dari pengerat ini bisa mencapai 1 per 3 kali lebih besar ketimbang kepalanya. Ukuran tersebut membuatnya masuk dalam jajaran hewan dengan ukuran telinga yang melebihi ukuran kepalanya.

Tentunya sepasang telinga besar jerboa telinga panjang bukan tanpa fungsi. Diketahui kalau telinga mereka sangat sensitif sehingga bisa mendeteksi suara sekecil apapun. Hal tersebut jelas sangat berguna karena mayoritas pemburu dari jerboa telinga panjang, semisal burung hantu, merupakan predator yang sangat lihai dalam mengendap-endap.

2. Gerakannya mirip seperti kanguru

Jerboa berdiri dan bergerak layaknya seekor kanguru, tegap dengan kedua kaki belakangnya. (worldwildlife.org)
Jerboa berdiri dan bergerak layaknya seekor kanguru, tegap dengan kedua kaki belakangnya. (worldwildlife.org)

Selain telinga, jerboa telinga panjang juga punya sepasang kaki belakang yang sangat panjang. Ditambah lagi, kedua telapak kaki belakangnya punya ukuran yang lebih besar ketimbang kaki depannya. Secara proporsional, ukuran kaki depan jerboa telinga panjang hanya sekitar separuh dari total panjang kaki belakangnya. Perbedaan ukuran kaki-kakinya ini pun berpengaruh besar pada cara pengerat ini bergerak, yakni dengan cara melompat.

Dilansir World Wildlife Fund, kaki jerboa telinga panjang sangat kuat hingga bisa menghasilkan lompatan yang sangat tinggi dan jauh layaknya seekor kanguru. Selain itu, gerakan melompat zig-zag dari pengerat ini juga sangat lincah sehingga bisa mengecoh predator yang hendak menerkamnya. Menurut Fact Animal, jerboa telinga panjang bisa melompat hingga jarak 3 meter dalam satu lompatan dan menghasilkan kecepatan hingga 24 km/jam.

3. Makanan favorit jerboa telinga panjang

potret lucu dari jerboa telinga panjang (inaturalist.org/dovchindorj)
potret lucu dari jerboa telinga panjang (inaturalist.org/dovchindorj)

Hal yang cukup mengejutkan dari jerboa telinga panjang mungkin adalah makanannya. Dengan penampilan imutnya itu, tak heran kalau pengerat ini dikira sebagai pemakan tanaman atau buah. Namun, pada kenyataannya jerboa telinga panjang tergolong sebagai insektivor atau pemakan serangga, lho.

Menurut Animal Diversity, serangga yang jadi favorit dari jerboa telinga panjang adalah jenis serangga yang bisa terbang. Untuk memperoleh makanannya ini, jerboa telinga panjang mengandalkan kemampuan telinganya yang sangat sensitif untuk mendeteksi keberadaan serangga. Setelah menemukan targetnya, mereka akan melompat dengan cepat ke udara dan menyambar serangga yang sudah ditargetkan sebelumnya.

4. Reproduksi jerboa telinga panjang

potret jerboa telinga panjang dewasa (inaturalist.org/seasav)
potret jerboa telinga panjang dewasa (inaturalist.org/seasav)

Oleh karena minimnya penelitian tentang mereka, pengamatan sistem reproduksi jerboa telinga panjang dilakukan berdasarkan beberapa kerabatnya sesama famili Dipodidae. Diduga kalau hewan ini menganut sistem polygyny, dimana pejantan akan kawin bersama dengan beberapa ekor betina. Biasanya, musim kawin bagi jerboa telinga panjang dimulai ketika masa hibernasi musim dingin mereka selesai dilakukan.

Dilansir Animalia, masa mengandung dari jerboa telinga panjang betina terbilang cukup singkat, yakni selama 25—35 hari saja. Setelah itu, biasanya mereka akan melahirkan 2—6 ekor anak. Sang induk kemudian akan menjaga dan merawat anak-anaknya setidaknya hingga mereka sudah bisa disapih.

5. Punya banyak lubang persembunyian dengan beragam fungsi

Seekor jerboa telinga panjang sedang berjaga di sekitar sarangnya. (inaturalist.org/seasav)
Seekor jerboa telinga panjang sedang berjaga di sekitar sarangnya. (inaturalist.org/seasav)

Sarang dari jerboa telinga panjang dibangun di dalam tanah dan berbentuk terowongan. Menariknya, sarang buatan dari hewan ini tak hanya memiliki satu jenis sarang saja. Total, jerboa telinga panjang bisa memiliki empat lubang sarang berbeda yang masing-masing memiliki fungsinya tersendiri.

Animal Diversity melansir bahwa sarang tipe pertama merupakan sarang sementara yang digunakan sebagai tempat berburu ketika siang hari. Kemudian, tipe sarang kedua juga digunakan untuk berburu sementara, tetapi untuk malam hari. Kemudian mereka juga membangun lagi dua tipe sarang permanen yang ditempati tergantung dengan musim. Satu untuk musim panas dan satu lagi untuk hibernasi ketika musim dingin. Sarang-sarang sementara punya panjang dan ukuran yang lebih kecil ketimbang sarang-sarang permanen.

Kalau bicara soal data populasi dari jerboa telinga panjang, sayangnya sampai saat ini tak ada lembaga resmi yang menyebutkannya secara pasti. Akan tetapi, IUCN menyebutkan kalau saat ini jumlah jerboa telinga panjang di alam liar telah menurun hingga 80% selama 10 tahun ke belakang. Berkurangnya populasi hewan ini mayoritas terjadi karena habitat mereka terganggu oleh aktivitas manusia. Duh, semoga saja hewan lucu yang satu ini bisa tetap lestari di alamnya, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us