Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Tamaraw, Kerbau Kerdil Mindoro dari Filipina

potret tamaraw (rewild.org/Gregg Yan)

Filipina merupakan negara yang berada di Asia Tenggara yang memiliki berbagai macam hewan endemik, beberapa di antaranya yaitu tarsius Filipina, lemur terbang Filipina, dan tamaraw. Tamaraw merupakan kerbau kerdil yang berasal dari pulau Mindoro, Filipina.

Sekilas tamaraw ini terlihat cukup mirip dengan kerbau yang sering kita jumpai di Indonesia. Padahal keduanya bisa dibilang berbeda, lho. Nah, kalau kamu ingin mengetahui tentang tamaraw lebih lanjut, simak lima fakta menarik berikut ini, yuk!

1. Berbeda dengan kerbau asal Indonesia

potret tamaraw (rewild.org)

Meskipun sering disamakan dengan kerbau, tetapi tamaraw tidak termasuk dalam variasi kerbau. Kemiripan antara kerbau dan tamaraw terlihat dari luar, yakni keduanya terlihat tangguh dan terlihat kasar.

Namun, ternyata ada perbedaan yang paling menonjol antara keduanya. Perbedaan terlihat dari bagian badan tamaraw yang ebih kecil dari kerbau, yaitu tinggi bahu sekitar 0,95 hingga 1,2 meter dan panjangnya 2,2 meter.

Selain itu, tamaraw memiliki kedua tanduknya membentuk huruf V. Sedangkan kerbau domestik tidak memiliki bentuk tanduk seperti itu. Umumnya melingkar ke belakang atau ke bawah.

2. Menjadi hewan yang dilindungi oleh pemerintah di Filipina

potret tamaraw (kidadl.com)

Tamaraw menjadi hewan yang terancam punah. Secara perlahan habitatnya sudah mulai tergerus oleh berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia, seperti hutan menjadi tempat pemukiman, perburuan, dan lainnya.

Puncak perburuan pada tamaraw yang terjadi sekitar tahun 1900-an. Di samping itu, terjadi perubahan iklim serta polusi yang membuat tamaraw diambang kepunahan. Oleh karena itu, tamaraw menjadi hewan yang dilindungi sejak tahun 1969.

3. Populasi tamaraw semakin sedikit

potret tamaraw (flipscience.ph/Gregg Yan)

Hewan yang memiliki peran penting dalam ekosistem Filipina ini telah masuk daftar hewan terancam punah. Sejak tahun 1970, populasi tamaraw yang kian berkurang karena perburuan dan kehilangan habitat.

Diperkirakan pada 2020, terdapat sekitar 600 tamaraw yang masih bertahan di Filipina. Tentunya, jumlah tersebut menurun sangat tragis. Bila dibandingkan dengan jumlah populasi sebelumnya di tahun 1900, terdapat 10 ribu tamaraw.

4. Memiliki karakteristik yang sangat unik

potret tamaraw (rewild.org)

Menjadi hewan yang terlihat tangguh, tamaraw menunjukkan cara agresinya dengan menurunkan dan menggoyangkan tanduk mereka. Ketika tamaraw jantan melihat sumber makanan atau air mereka, ia tidak akan segan mengusir tamaraw lainnya.

Karakteristik tamaraw dalam menyampaikan informasi kepada tamaraw lainnya terlihat tidak terlalu jelas. Maka sebagai manusia, mungkin kita tidak akan terlalu paham cara mereka berkomunikasi.

5. Menjadi satu-satunya kerbau endemik di Filipina

Taman Nasional Gunung Iglit Baco di Sablayan, Filipina. (rewild.org/)

Filipina memiliki berbagai jenis hewan endemik yang masih ada hingga sekarang ini. Namun, tamaraw menjadi satu-satunya kerbau endemik yang ada di Filipina, lho. Sekarang ini tamaraw hanya bisa ditemukan di pulau Mindoro, Filipina.

Meskipun menjadi hewan yang dilindungi, tetapi penduduk setempat yang mengurus tamaraw tidak bisa melindungi dengan baik. Hal ini dikarenakan prevalensi penyakit dan kekurangan layanan pengobatan modern di sekitar pulau Mindoro. Namun, kamu tidak perlu khawatir, guys. Ternyata tamaraw sudah dilindungi di Taman Nasional Gunung Iglit-Baco yang termasuk dalam kategori sangat terancam punah.

Mari kita doakan yang terbaik untuk tamaraw agar tidak punah dengan cepat, ya! Bagaimana menurut kamu tentang tamaraw yang sering dianggap mirip dengan kerbau domestik?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Chalimatus Sa'diyah
Bayu Aditya Suryanto
Chalimatus Sa'diyah
EditorChalimatus Sa'diyah
Follow Us