5 Fakta Menarik Ular Badak, Reptil yang Ahli Memanjat Pohon

- Ular badak adalah spesies ular yang ditemukan di China dan Vietnam. Mereka hidup di hutan hujan tropis dengan ketinggian bervariatif.
- Ular badak tergolong sebagai karnivor sejati dan memakan hewan-hewan kecil, seperti tikus hutan, reptil kecil, dan burung.
- Ular badak memiliki kemampuan memanjat pohon, ekor prehensil untuk bergelantungan, dan warna tubuh yang membantu dalam kamuflase.
Kalau mendengar kata badak, pikiran pertama yang muncul dalam benak kita pastinya sosok herbivor darat terbesar kedua di dunia dengan cula besar pada dahinya. Namun, pernahkah kamu mendengar nama badak dalam salah satu jenis ular? Ya, percaya gak percaya, ternyata di alam sana ada satu spesies ular yang diberi nama ular badak (Gonyosoma boulengeri).
Secara penampilan, ular badak terbilang sangat eye-catching. Panjang tubuhnya sekitar 1—1,6 meter dengan sisik didominasi warna hijau cerah atau abu-abu metalik. Ciri paling menarik dari ular ini ada pada sebuah sungut yang ada di ujung moncongnya. Adapun, sungut inilah yang dijadikan asal-usul namanya, yaitu ular badak. Sungut itu sebenarnya berupa sisik yang menonjol ke arah luar moncong si ular.
Ular yang masih masuk ke dalam keluarga ular tikus (famili Colubridae) ini masih menyimpan beberapa misteri karena sejumlah alasan. Karena itu, sebenarnya belum banyak hal yang kita ketahui dari ular berpenampilan unik yang satu ini. Namun, hal tersebut bukannya jadi penghalang bagi kita untuk berkenalan dengan si ular badak. Kamu tentunya juga penasaran, bukan? Simak pembahasan lengkapnya di bawah ini, ya!
1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

Sejauh ini, ular badak hanya ditemukan di kawasan China dan Vietnam, tepatnya kawasan selatan China dan utara Vietnam. Pilihan habitat ular badak biasanya berupa area hutan hujan tropis dengan ketinggian bervariatif, mulai dari dataran rendah hingga pegunungan. Dilansir Animalia, ular ini mudah ditemukan di sekitar aliran air ataupun lembah gunung.
Tentunya, sebagai keluarga ular, ular badak tergolong sebagai karnivor sejati. Hanya saja, karena ukurannya yang tidak terlalu besar, pilihan mangsa mereka pun cenderung berupa hewan-hewan kecil. Tikus hutan, pengerat lain, reptil kecil, burung, hingga telur diketahui menjadi pilihan menu ular badak.
2. Warna sisik tiap individu bisa saja berbeda-beda
Biasanya, jika bertemu ular badak dewasa, sisik mereka menampilkan warna hijau cerah dengan beberapa pola garis berwarna cokelat. Menariknya, warna sisik tersebut bukan warna bawaan lahir dari jenis ular ini, lho. Malahan, warna sisik ular badak bisa berubah dan berbeda-beda saat mereka sudah mencapai usia dewasa. Smithsonian National Zoo melansir kalau warna sisik ular badak saat lahir biasanya berwarna cokelat keabu-abuan. Setelah menginjak usia remaja, warna sisik ini akan berubah menjadi abu metalik.
Kemudian, pada kondisi normal, warna hijau cerah akan menjadi warna utama sisik ular badak saat dewasa. Akan tetapi, beberapa individu dewasa justru tak mengubah warna sisik masa remajanya. karena itu, ada pula ular badak dewasa yang ditemukan dengan warna sisik abu-abu metalik. Sejauh ini, belum diketahui mengapa beberapa individu itu tidak mengubah warna sisiknya karena kondisi tersebut terbilang cukup langka.
3. Ahlinya memanjat pohon

Salah satu kemampuan menarik dari ular badak ialah kepiawaiannya dalam memanjat pohon. Faktanya, reptil yang satu ini tergolong sebagai hewan arboreal yang artinya ular badak lebih banyak menghabiskan waktunya di atas pohon. Tubuh ramping ular ini sangat membantu dalam bergerak dari satu dahan ke dahan lain dengan lincah.
Ditambah lagi, ekor ular badak punya peran yang sangat penting dalam menunjang perilaku hidupnya ini. Dilansir ReptiChip, ekor ular badak merupakan ekor prehensil sehingga bagian tubuh ini bisa berfungsi layaknya tangan pada manusia. Dengan ekor tersebut, ular badak dapat bergelantungan di satu pohon sebelum bersiap untuk bergerak menuju pohon lain.
Tak hanya itu, warna hijau ataupun abu-abu metalik pada ular badak juga membantu aktivitas mereka, khususnya dalam hal kamuflase. Sebab, warna itu akan sangat sesuai dengan dahan, batang, ataupun daun di pohon. Dengan demikian, ular badak dapat bersembunyi dari potensi serangan predator—biasa berupa burung elang atau ular pemakan ular—ataupun menunggu mangsa supaya makin mudah untuk disergap.
4. Sistem reproduksi

Untuk saat ini, kita belum banyak mengetahui tentang perilaku masing-masing individu ketika musim kawin ular badak tiba. Akan tetapi, sejumlah fakta soal kapan dan berapa jumlah telur yang bisa dihasilkan jenis ular ini sudah cukup kita ketahui. Biasanya, ular badak akan kawin sekitar April hingga Mei.
Setelah itu, betina akan mencari tempat yang aman untuk meletakkan telurnya. Dilansir Animalia, dalam 1 musim kawin, ular badak betina biasanya akan mengeluarkan 5—10 butir telur. Masa inkubasi yang harus dijalani telur-telur ular badak sekitar 60 hari. Kemudian, anak-anak ular berukuran 30—35 cm akan keluar dan langsung memulai hidup mereka secara mandiri.
5. Spesies ular yang mulai populer

Dalam data yang dirilis IUCN Red List sebenarnya tak diketahui soal besaran populasi ular badak yang ada di alam liar. Meski begitu, statusnya saat ini masih ada pada tingkat kekhawatiran rendah (Least Concern). Uniknya, tren untuk memelihara ular badak kian meningkat seiring dengan semakin dikenalnya reptil yang satu ini.
Dilansir ReptiChip, ular badak punya temperamen yang tenang dan jarang menyerang. Ditambah lagi, ukuran mereka tidak terlalu besar sehingga bisa dengan mudah dipelihara di terarium. Penampilan uniknya jadi salah satu faktor yang mendorong banyak pencinta reptil untuk mulai memelihara ular badak.
Salah satu hal yang paling penting jika ingin memelihara ular badak ialah menyediakan kandang yang sesuai dengan habitat alaminya. Artinya, pemelihara harus memiliki kandang atau terarium dengan beberapa pohon supaya bisa dipanjat oleh mereka. Selain itu, kadar kelembapan dan suhu yang sesuai juga harus dipenuhi supaya ular badak bisa hidup dengan baik. Dalam kondisi hidup yang sempurna, ular ini dapat hidup hingga usia 20 tahun, lho.
Oh, ya, meski saat ini status ular badak belum ada pada tingkat yang mengkhawatirkan, bukan berarti spesies ini tak memiliki ancaman sama sekali. Kerusakan hutan dan perburuan liar yang tak terkontrol, jika tak dilihat sebagai masalah serius, tentu dapat menghancurkan populasi ular ini pada masa yang akan datang. Untuk itu, jika tertarik memelihara ular badak, sebisa mungkin jangan cari individu yang sudah hidup di alam liar sebelumnya, ya!