Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Ular Siput, Si Kecil Spesialis Pemburu Moluska

ular siput yang sedang beristirahat di dahan tanaman (commons.wikimedia.org/Rushen)

Ular (subordo Serpentes) jadi kelompok reptil dengan jumlah spesies terbanyak kedua setelah kadal. Di seluruh dunia, ada sekitar 3,9—4 ribu spesies ular berbeda dengan karakteristik bermacam-macam. Ada kelompok ular berbisa, tak berbisa, berukuran masif, dan berukuran mini. Nah, khusus yang terakhir itu, ada satu spesies ular kecil yang namanya mungkin agak sedikit membingungkan, yaitu ular siput (Pareas carinatus).

Spesies yang satu ini pertama kali diidentifikasi oleh Johann Georg Wagler pada tahun 1830 saat menemukan spesimen di Jawa. Sebenarnya, ular siput dibagi lagi menjadi dua subspesies berbeda, tapi lebih perbedaan utamanya lebih kepada peta persebaran saja. Nah, pada pembahasan berikut, kita akan berkenalan dengan ular kecil yang satu ini. Yuk, simak semua faktanya sampai tuntas!

1. Bagaimana penampilan ular siput?

sepasang mata besar dari ular siput (commons.wikimedia.org/ian_dugdale)

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ular siput terbilang punya ukuran yang mini. Panjang rata-rata individu dewasa hanya mencapai 60 cm saja. Tubuh mereka terbilang ramping dan bagian moncong cenderung tumpul. Sementara itu, penampilan fisik ular kecil ini sangat membantu ketika hendak berkamuflase di habitat alami.

Dilansir Ecology Asia, ular siput tampil dengan sisik bagian atas berwarna cokelat  dengan pola bintik gelap dan garis putus-putus berwarna abu-abu. Sementara itu, sisik bagian bawah ular ini cenderung kuning pucat polos. Hal paling menarik dari ular siput adalah sepasang bola mata yang sangat besar dengan warna cokelat dan pupil hitam. Namun, tak diketahui apakah ukuran mata yang besar ini sebenarnya membantu indera pengelihatan atau tidak.

2. Peta persebaran dan habitat alami

Ular siput menghuni kawasan hutan yang ada di Asia Tenggara dan termasuk hewan arboreal. (commons.wikimedia.org/Rushen)

Di awal, disebutkan bahwa ular siput pertama kali teridentifikasi di Pulau Jawa. Lantas, apakah mereka sebenarnya merupakan reptil endemik di sana? Jawabannya, tidak. Ular siput ternyata punya peta persebaran yang cukup luas. Thai National Park melaporkan bahwa mereka tersebar mulai dari selatan China (Yunnan), Myanmar, Vietnam, Kamboja, Thailand, Laos, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia sendiri, persebaran ular siput meliputi pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, dan Lombok.

Sementara itu, pilihan habitat utama bagi ular siput adalah kawasan hutan. Lebih-lebih lagi, mereka paling banyak berada di kawasan yang basah, lembap, ataupun dekat dengan sumber air. Ular siput tergolong hewan arboreal sehingga reptil ini paling banyak ditemukan di atas pohon atau tanaman tinggi. 

3. Makanan favorit

ular siput yang sedang bersiap menerjang mangsa (commons.wikimedia.org/Rushen)

Dari nama mereka saja rasanya mudah ditebak soal makanan favorit. Ya, ular siput adalah spesialis pemburu siput dan keong. Mereka termasuk hewan nokturnal sehingga waktu berburu selalu terjadi pada malam hari. Mengingat jenis makanan yang unik itu, ular yang satu ini punya cara unik pula untuk mengonsumsi makanan.

Dilansir Picture Nature, ular siput akan menerjang siput yang jadi target dengan cepat. Kemudian, mereka akan menggigit siput pada bagian pangkal kepala yang dekat dengan pintu masuk ke dalam cangkang. Setelah mencengkram target, ternyata ular siput mampu mengonsumsi seekor siput tanpa perlu repot-repot untuk menelan cangkangnya. Diduga karena serangan cepat dari ular ini menyebabkan siput dapat terlepas dari cangkang.

Untuk mendeteksi keberadaan calon mangsa, ular siput mengandalkan komoreseptor atau pendeteksi senyawa kimia yang ada di sekeliling. Proses ini berlangsung saat ular siput menjulurkan lidah dan meneruskan partikel yang tertangkap di sekitaran lidah itu menuju organ bernama jacobson. Oh iya, ular siput bukan jenis ular berbisa sehingga mereka murni mengandalkan kekuatan gigitan saat berburu makanan.

4. Sistem reproduksi

kamuflase ular siput di atas tanah (commons.wikimedia.org/W.A. Djatmiko)

Tak banyak fakta yang kita ketahui soal sistem reproduksi ular siput. Hal ini meliputi soal kapan musim kawin dan apakah ada ritual kawin khusus dari spesies ini. Pada kebanyakan waktu, ular siput cenderung menyendiri (soliter) yang membuat masing-masing individu kemungkinan besar hanya akan bertemu dengan sesama saat hendak kawin. 

IUCN Red List melansir, ular siput termasuk hewan ovipar. Artinya, setelah selesai kawin, betina akan mencari tempat aman untuk bertelur. Dalam satu kali masa reproduksi, ular yang satu ini diketahui dapat menghasilkan 8 butir telur. Setelah itu, telur akan menjalani masa inkubasi selama 60 hari sebelum akhirnya menetas. Diperkirakan kalau usia yang dapat dicapai ular siput itu sekitar 5—10 tahun.

5. Status konservasi

perbandingan ukuran ular siput dengan tangan manusia (commons.wikimedia.org/nmoorhatch)

Mengingat peta persebaran yang sangat luas, maka populasi ular siput sudah sepatutnya ada dalam angka yang besar. Dalam catatan IUCN Red List, ular yang satu ini masuk dalam kategori risiko rendah (Least Concern). Meskipun begitu, sebenarnya tren populasi ular siput cukup mengkhawatirkan karena cenderung menurun.

Dilansir IUCN Red List, sebenarnya ular siput terbilang cukup adaptif, sekalipun kerusakan habitat terjadi di sekitar. Akan tetapi, pembukaan lahan besar-besaran oleh manusia untuk infrastruktur dan pertanian membuat kemampuan adaptasi itu dapat terganggu. Beruntungnya, efek dari kerusakan habitat ini masih bersifat lokal yang membuat upaya konservasi atas spesies ular ini masih belum perlu dilakukan.

Secara penampilan, ular siput mungkin nampak mengintimidadsi. Dengan warna mirip ular berbisa dan sepasang mata lebar, sudah sewajarnya kalau kita terkejut kalau pertama kali melihat ular ini di alam liar. Namun, siapa sangka kalau ternyata makanan mereka sangat spesifik dan sebenarnya ular ini bukan tergolong ular berbisa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us