Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta White Throated Snapping Turtle, Bisa Bernapas dari Anus!

white throated snapping turtle yang akan memasuki air (inaturalist.org/ marconnell)
Intinya sih...
  • Kura-kura air tawar unik bernama white throated snapping turtle memiliki tempurung lonjong dengan helm pelindung kepala.
  • Spesies ini endemik di Australia, terutama ditemukan di Sungai Burnett, Fitzroy, dan Mary.
  • White throated snapping turtle memiliki kemampuan menyerap oksigen melalui kloaka saat menyelam.

Pernah dengar kura-kura bernama white throated snapping turtle (Elseya albagula)? Mereka tergolong sebagai kura-kura air tawar dalam famili Chelidae, keluarga kura-kura dikenal karena bentuk tempurung mereka yang unik-unik. Sesuai dengan nama mereka, bagian yang menjadi ciri khas bagi white throated snapping turtle ialah corak berwarna putih pada area sekitar leher. Selain itu, bentuk tempurung kura-kura ini juga cukup khas dibandingkan saudara mereka yang lain.

Bentuk tempurung mereka lonjong dengan bagian depan yang tumpul. Biasanya, warna tempurung white throated snapping turtle berwarna cokelat tua atau hitam tanpa adanya bagian yang kasar. Menariknya, pada bagian kepala kura-kura ini, terdapat semacam helm atau pelindung kepala yang cukup kuat. Mereka juga jadi salah satu jenis kura-kura air tawar dalam famili Chelidae dengan ukuran terbesar. Diketahui kalau tempurung individu dewasa memiliki diameter sekitar 28—45 cm dengan bobot sekitar 5 kg.

Dari judulnya saja, mungkin kamu sudah sangat penasaran dengan fakta pernapasan dari white throated snapping turtle. Namun, sebelum membahas soal itu, ada pula beberapa fakta menarik dari reptil yang satu ini yang sayang untuk dilewatkan. Untuk itu, yuk, kenalan dengan salah satu jenis kura-kura air tawar yang unik ini!

1. Peta persebaran dan habitat

seekor white throated snapping turtle yang bersantai di atas batang pohon (inaturalist.org/ marconnell)

White throated snapping turtle merupakan jenis kura-kura air tawar endemik dari Australia. Dilansir Animalia, secara khusus mereka ditemukan di kawasan Queensland dan hanya menghuni sungai-sungai tertentu, misalnya Sungai Burnett, Sungai Fitzroy, dan Sungai Mary. Tempat-tempat tersebut dikonfirmasi menjadi rumah bagi reptil yang satu ini. Menariknya, berdasarkan pengamatan lebih lanjut, diketahui kalau white throated snapping turtle juga bisa ditemukan di Baffle Creek, kutip Australian Geographic.

Sementara, untuk habitat mereka, jelas kalau kura-kura air tawar ini bergantung dengan ekosistem sungai. Di sana, mereka dapat beraktivitas di dalam air ataupun di daratan yang tak jauh dari sungai. Jika ada batang pohon di sekitar, kura-kura ini juga sering memanfaatkannya sebagai lokasi berjemur untuk mendapat sinar Matahari. White throated snapping turtle tak pernah pergi jauh dari wilayah mereka. Biasanya, mereka hanya bergerak di area sekitar 1—2 km saja setiap harinya.

2. Makanan favorit

seekor white throated snapping turtle yang baru keluar dari dalam air (inaturalist.org/marconnell)

Tinggal di aliran sungai membuat white throated snapping turtle sangat bergantung dengan ekosistem di sana untuk mencari makanan. Kura-kura air tawar ini tergolong sebagai hewan omnivor. Karena itu, pilihan makanan mereka cukup beragam dan terbilang mudah untuk diperoleh.

Dilansir Mary River Catchment Coordinating Committee, tanaman yang biasa dikonsumsi kura-kura ini biasanya berupa alga, tanaman sungai, tunas, dan buah bernama windfall. Jika kebetulan menemukan, white throated snapping turtle juga akan mengonsumsi berbagai jenis serangga di sekitar sungai. Menariknya, para betina punya kemampuan untuk menyerap kembali embrio yang mereka miliki sebagai pengganti makanan agar memperoleh tambahan energi. Hal tersebut biasa mereka lakukan saat musim kemarau ataupun musim hujan. Pada dua waktu itu, makanan sulit untuk ditemukan.

3. Bisa bernapas melalui anus

white throated snapping turtle yang akan memasuki air (inaturalist.org/ marconnell)

Sebagai kura-kura air tawar, sebernarnya normal saja kalau mereka memiliki kemampuan untuk menyerap oksigen yang terdapat di air. Pada kondisi normal, mereka memang akan bernapas melalui hidung yang berada di moncong. Namun, white throated snapping turtle kadang akan menyelam ke dasar sungai dan pada waktu tertentu. Adapun, mereka bisa saja menyelam selama berhari-hari.

Untuk itulah, kura-kura yang satu ini mengembangkan kemampuan lain untuk menyerap oksigen. Australian Broadcasting Corporation melansir kalau white throated snapping turtle memanfaatkan organ bernama kloaka untuk menyerap oksigen yang ada di dalam air. Hebatnya, organ tersebut menyerap hingga 40—60 persen kebutuhan oksigen mereka selama menyelam di dalam air. Inilah yang membuat kura-kura air tawar tersebut bisa dengan nyaman menyelam tanpa khawatir harus kehabisan napas.

Nah, letak kloaka ini berada di pangkal ekor si kura-kura, tepatnya di area yang sama seperti lubang anus mereka. Karena itu, white throated snapping turtle mendapat julukan sebagai kura-kura yang bernapas dari anus. Menariknya, tak banyak spesies kura-kura yang bisa melakukan hal yang sama seperti kura-kura ini, lho. Diketahui kalau hanya ada empat spesies kura-kura air tawar yang melakukan cara penyerapan oksigen lewat anus.

4. Sistem reproduksi

potret pasangan white throated snapping turtle (inaturalist.org/ marconnell)

Tak banyak hal yang kita ketahui tentang ritual sebelum kawin dari white throated snapping turtle. Namun, kura-kura air tawar ini punya waktu kematangan seksual yang lumayan panjang, yakni sekitar 15—20 tahun, mengutip Mary River Catchment Coordinating Committee. Biasanya, musim kawin kura-kura ini berlangsung saat musim gugur dan betina hanya menghasilkan 6—10 butir telur tiap musim kawinnya.

Sebelum mengeluarkan telur, betina akan menggali sarang di area tanah yang mudah digali. Jarak sarang mereka dari bibir sungai tak begitu jauh, yakni sekitar 1—65 meter saja. Telur-telur yang dikeluarkan betina nantinya akan menjalani masa inkubasi yang terbilang sangat panjang, yakni sejak musim gugur hingga musim semi. Anak-anak white throated snapping turtle baru akan menetas sekitar Desember.

5. Spesies yang terancam punah

potret anak dari white throated snapping turtle (inaturalist.org/ marconnell)

Di balik keunikan yang dimiliki white throated snapping turtle, sebenarnya ada masalah besar yang sedang mereka alami, yakni kepunahan. Status mereka saat ini sudah masuk dalam kategori sangat terancam punah (critically endangered) berdasarkan rilis dari The Commonwealth Environment Protection and Biodiversity Conservation Act 1999 dengan jumlah populasi yang tak diketahui secara pasti. Ada sejumlah masalah yang dihadapi kura-kura ini yang membuat populasi mereka kian menurun.

Secara alami, sarang milik white throated snapping turtle terancam oleh kehadiran spesies hewan yang diperkenalkan manusia, semisal rubah, yang selalu menargetkan telur-telur mereka. Manusia juga turut andil dalam kerusakan sarang milik kura-kura ini. Sebab, bendungan-bendungan yang dibangun manusia bisa membuat sarang mereka tergenang. Belum lagi, ada masalah kerusakan lingkungan akibat pembangunan yang terus berlangsung di habitat alami white throated snapping turtle.

Akibatnya, sangat sulit bagi kura-kura air tawar ini untuk berkembang biak. Bahkan, mengutip Mary River Catchment Coordinating Committee, hanya sekitar 1 persen anak white throated snapping turtle yang berhasil selamat hingga usia dewasa dari seluruh telur yang dihasilkan spesies ini dalam sekali musim kawin. Angka ini tentu sangat mengkhawatirkan karena kura-kura dewasa saja perlu waktu belasan atau puluhan tahun sebelum mencapai usia dewasa.

Tentunya, berbagai upaya konservasi sedang diupayakan berbagai pihak. Mulai dari menjaga kualitas habitat, mengontrol populasi predator asing, sampai pengawasan secara ketat pada spesies ini sudah dilakukan pemerintah Australia sejak 2020. Harapannya, dalam 10 tahun yang akan datang, populasi white throated snapping turtle bisa bertambah dan angka kematian dari anak-anak mereka bisa ditekan semaksimal mungkin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us